Aku Raya usiaku 19 tahun. Menurutku diusiaku saat ini aku bisa bebas menentukan hidupku tapi sayang semua tidak sejalan keinginanku. Memiliki Ayah yang sangat takut anaknya kenapa-kenapa membuatku hidup seperti dipenjara. Jika ada hal yang harus aku pilih 90% adalah pilihan ayahku, dan sisanya adalah pilihanku. Jelas terlihat bagaimana bentuk hidupku sekarang.
Terkukung keterbatasan menentukan apapun yang aku inginkan. Termasuk memilih kisah cintaku sendiri.Diawali pertemuan pertamaku dibangku kuliah. Cinta yang membuatku terbuai. Kenyamanan dan perhatian yang diberikannya membuatku selalu menjadi perempuan satu-satunya yang paling bahagia. Awal yang indah aku mulai dekat dengannya, namun ketika dia mulai berani menjemputku ke rumah selalu ada penolakan dari Ayah. Entahlah aku tidak mengerti kenapa ayah selalu bersikap seperti itu kepada teman laki-lakiku. Andai ayah tahu dia yang selalu menjagaku ketika aku sendiri.
"Yah hari ini aku ada kelas pagi sampai sore ya, trus nanti mau ketemu temen-temen buat ngobrilin tugas di Cafe deket kampus"
" iya, sama siapa aja nugasnya?. Ayah gak suka kalau kamu sering bergaul sama laki-laki yang nganterin kamu kemarin. Kalau bergaul itu pilih-pilih jangan asal temenan aja. Itu kalau ngajarin aneh-aneh kamu juga yang rugi. Jangan malu-maluin Ayah."
"Ya ampun yah, dia itu baik. Kenapa sih ayah suka banget ngejelekin dia. Padahal dia gak punya salah sama Ayah. Dia juga gak ngajarin aku macem macem yah."
Aku sudah tidak ada nafsu melanjutkan sarapanku. Aku memutuskan menyelesaikan sarapanku walaupun masih sangat banyak. Aku berdiri dan bersiap berangkat ke kampus.
" yah aku berangkat dulu udah mau telat."
"Itu sarapan kamu dihabisin dulu lah"
" udah kenyang yah."
Aku bergegas berangkat dan membuka garasi mengambil motor kesayanganku. Aku mulai memakai helm dan menaiki motor. Aku putuskan untuk berangkat lebih pagi agar tidak terus merubutkan hal yang sama setiap hari dengan ayahku. Entahlah aku sudah malas jika harus ribut terus.
Perjalananan rumah ke kampusku memakan waktu 40 menit. Memang jaraknya lumayan jauh. Tapi aku sangat menikmati perjalananku karna memang masih pagi dan tidak terlalu macet. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan alasan-alasan kenapa ayahku sangat menentang hubunganku dengan Rehan. Sesampainya dikampus aku memakirkan motorku dan setelah itu bergegas masuk ke ruang kuliahku.
"Hey Ra, sini duduk sebelahku masih kosong."
" hei nia, oke siap. Eh nanti siang ada kuis pak Andi kan? Mati aku belum baca materi kemarin"
" yaelah ra, km gak baca pun pasti nilaimu tetap bagus. Apalah daya, mau belajar atau gak tetep aja nilaiku pas-pasan"
" mana ada kayak gitu, aku..
" Ra"
Merasa terpanggil akupun mengalihkan perhatianku dari Nia. Reihan datang beserta geromnbolanya. Dia langsung menduduki kursi kosong di sebelahku.
Reihan lelaki yang saat ini dekat denganku. Kita sering bersama tapi belum memiliki ikatan apapun. Sering jalan bareng, makan, mengantar jemputku. Tapi sampai sekarang kita belum memiliki ikatan apapun.
" hei han"
Banyak orang kecewa dengan hubunganku saat ini. Entahlah teman-temanku tidak suka dengan reihan. Terkadang mereka mengatai reihan karna terlihat dekil dan tidak terawat. Kritik pedas seringkali diucapkan ketika aku tidak bersama dengan Reihan. Tapi aku tidak pernah memandangnya dari fisik, aku hanya nyaman dan itu sulit ditemukan pada laki-laki lain.
Perkuliahan mulai berjalan hingga taj terasa waktu pulang sebentar lagi. Aku memiliki janji untuk diskusi bersama dengan teman-temanku. Selesai perkuliahan aku langsung membereskan buku dan saling menunggu untuk pergi ke Cafe bersama.
" Ra mau pulang bareng?" tanya Reihan
" duh maaf han, aku ada diskusi kelompok. Jadi gak bisa pulang bareng."
"Oh yaudah. Ati-ati nanti berangkat dan pulangnya. Aku duluan ya."
Yah perhatian kecilnya itu yang selalu membuatku merasa disayang dan dijaga. Tapi semua orang tidak pernah bisa menerimanya.
"Bukankah hidup itu pilihan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mencintainya, Ayah
RomanceAku tidak bisa memilih antara Ayah dan kamu Karna kalian adalah segalanya bagiku ~~ Raya Aku mencintaimu Ray Aku rela menyembah di kaki Ayahmu agar aku bisa bersamamu Aku rela mengemis cinta dan restu Ayahmu agar aku tetap bersamamu Karna Aku sangat...