Mid-Husband 'sitter' #2

1K 25 3
                                    



Perlahan tapi pasti, gadis itu seperti penyusup ulung yang diam-diam masuk dan berdiam diri dalam hatiku, mengukir namanya sendiri setiap hari sehingga akan kesulitan jika suatu saat aku ingin menghapusnya.

•• Revano Ali Syarief. ••



Prilly mulai mengerjab saat merasakan ada sesuatu yang berat menghimpit tubuhnya. Perlahan gadis itu membuka matanya dan merasakan sesuatu yang hangat menyapa kulit wajahnya.

"Astaghfirullah..... ,"

Prilly begitu kaget saat ia menoleh ke kiri pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tampan Ali yang begitu dekat dengannya. Bahkan hidung mereka pun bersentuhan. Prilly sedikit menjauhkan wajahnya dari Ali dan meneliti wajah damai Ali yang terlelap dengan posisi miring dan memeluk Prilly seolah Prilly adalah bantal guling.

Prilly mengingat-ingat kembali kejadian tadi malam dimana Ali menemaninya di tengah kegelapan dan suasana malam yang mencekam.

Seulas senyuman terukir indah di bibir tipis Prilly. Sekarang dia semakin mantap dengan perjodohan ini.

"Ali memang laki-laki yang sangat baik. Dalam keadaannya yang seperti ini dia mampu menjagaku. Apalagi jika dia adalah laki-laki normal pada umumnya, dia pasti akan lebih baik menjagaku. Aku berjanji akan menyayanginya dengan tulus dan menjadi istri yang baik baginya ,"

Prilly terkejut saat merasakan Ali mulai bergerak dan menggeliat. Prilly kembali memposisikan kepalanya dekat wajah Ali tanpa menutup mata. Gadis itu ingin melihat apakah Ali juga terkejut seperti dirinya saat menyadari bahwa semalaman mereka tidur bersama dengan posisi yang sangat intim seperti ini.

Mata Prilly kini mengarah pada tangan Ali yang sibuk meraba-raba lengan hingga punggungnya lalu merambat ke wajah Prilly. Prilly sedikit mengintip karna takut Ali akan menyadari jika matanya terbuka. Dapat ia lihat dengan jelas sebuah senyuman mengambang di wajah tampan Ali. Senyuman yang jarang sekali ia lihat.

Dan detik berikutnya Prilly mulai menggeliat seolah-olah ia baru terbangun dari tidurnya.

"Kau sudah bangun ?" Sapa Ali lembut

"Ali ? Ma-maaf aku...aku tertidur ,"

Saat Prilly akan bangkit dari tubuh Ali, pria itu malah menahan tubuh Prilly agar tetap pada posisinya.

"Sebentar, sepertinya tanganku kesemutan. Jangan bergerak, ngilu sekali rasanya ,"

Prilly melirik lengan Ali yang ternyata sejak malam tadi menjadi bantalannya.

"Maaf Ali ,"

"Sudah diam, jangan bergerak dulu ,"

Sampai beberapa menit keduanya tetap dalam posisi yang sama, hanyut dalam fikiran masing-masing.

"Sudah, aku rasa sudah lebih baik ,"

Dengan perlahan Prilly mulai bangkit dari tidurnya, begitu juga dengan Ali.

"Maafkan aku Ali ," Ucap Prilly lirih sembari memijit pelan lengan Ali yang masih terasa sedikit ngilu.

"Sudahlah, baru dua menit kau bangun sudah berkali-kali kau meminta maaf ,"

Prilly mengulum senyum melihat wajah datar Ali yang jengkel karna dia terus-terusan meminta maaf.

"Ali itu cute sekali !"

"Ya ampun, ini sudah jam delapan. Kau mandilah dulu, aku akan menyiapkan sarapan ,"

"Baiklah ,"

"Apa perlu aku antar ke kamarmu ?"

"Tak perlu, aku hafal jalannya ,"

"Umm, baiklah. Hati-hati ,"

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang