Bab 2. Queen of My Heart.

190 4 0
                                    

2

Queen of My Heart

Cello... adalah alat musik klasik yang sangat aku sukai, sejak dulu kala. Meskipun bentuknya sangat besar, dan berbobot berat, namun cello adalah alat musik yang menurutku amat sangat indah. Unik. Amazing! Sudah hampir 5 tahun, aku terus belajar cello. Secara senang hati, lapang hati, sekaligus konsisten. Aku menyukai alat musik kuno yang super berat itu, karena aku merasa sangat tertarik dengan permainan cello yang sangat menakjubkan dari nae Appa. Papaku!

            Papa memang seorang maestro keren di bidang cello. Kegemaranku kepada cello berawal, yakni di saat usiaku baru mulai menginjak 5 tahun. Karena yang masih 5 tahun, dan sedang duduk di bangku TK, aku sangat sering sekali melihat nae Appa latihan cello di dalam studionya. Studio eksklusif milik Appa yang terdapat di seberang kanan dari ruang perpustakaan di rumah kami. Studio yang bersebelahan dengan ruang gym. Dan studio yang interiornya serba berbau klasik. Berbau artistik, alias bernilai seni. Keindahan.

             Sebagaimana cello, juga adalah jenis alat musik klasik yang agaknya masih terus dilestarikan keberadaannya oleh para pencinta alat musik tersebut, sehingga tidak akan pernah punah, meskipun zaman sudah mulai berganti. Karena seiring dengan perkembangan zaman yang selalu cepat melaju secara pesat, maka cello memang sering kurang terdengar namanya, apalagi peminatnya tidak se-begitu banyak, seperti halnya jenis alat musik lain yang seolah-olah lebih tenar daripada cello.

            Cello adalah alat musik yang dapat dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik yang juga menurutku agak mirip, dan masih satu keluarga dengan biola, namun bentuk dari cello bisa beberapa kali lipat besarnya daripada bentuk biola. Karena mengingat bentuk biola itu sangat kecil-mungil, artistik, cantik, menarik, anggun, sekaligus elegan. Aku juga menyukainya!

            Di dalam studio milik Appa, yang ukurannya lumayan besar, namun tidak se-luas kamar pribadiku, banyak di dominasi oleh pemilihan warna-warna mencolok yang memanjakan, sekaligus menyegarkan mata. Yakni, ada warna hijau daun dicampur warna merah marun, hitam keabu-abuan dengan sedikit keemasan, maupun silver.

            Dan, di dalam studio cello milik Appa yang di depan pintu masuknya bertuliskan sebuah rangkaian dari kata-kata motivasi yang cukup indah, serta dapat membangkitkan semangat perjuangan, dan semangat kemenangan, seperti “My Love, My Life, My Adventure, My Spirit, My Imagination, My Passion, My Choice, & My Goal”. Yang artinya cukup keren di telingaku, lalu terasa manis—membahana di dalam hatiku, sekaligus terdengar menantang sekali sepertinya, yaitu “Cintaku, Hidupku, Petualanganku, Semangatku, Imajinasiku, Kegemaranku, Pilihanku, dan Kemenanganku”. Wow... keren! Mengagumkan!

            Aku pun mulai banyak latihan, ataupun belajar cello langsung dari sang ahli cello, yaitu nae Appa. Aku begitu bangga dan bahagia, karena dianugerahkan oleh Tuhan, untuk memiliki Appa, seperti Lee Tae Yang. Karena Appa begitu professional dan terlihat mantap di bidang ini. Aku ingin sekali, bahkan merasa mulai terobsesi pada suatu hari nanti, untuk bisa menyerupai karir kesuksesannya Appa. Walaupun memang benar kata Shin Airi, sepupu dekatku sekaligus keponakan Appa, bahwa aku mungkin, adalah bayang-bayang kecil dari nae Appa. Namun, meskipun Airi mengatakan sesudahnya padaku, bahwa aku juga adalah bayang-bayang kecil bagi Appa yang akan sangat mengganggu Appa, namun Appa tidak pernah merasa terganggu denganku. Dengan kehadiranku yang selalu saja menyusahkan kehidupan Appa, untuk segala sesuatunya dalam meminta diajarkan cello olehnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Hati Kecil yang Bertabur Bintang". By; Crystal Lovha. Korea Novel + Fantasi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang