Satu ; Kemalangan Yang Datang

5.5K 360 19
                                    

Satu

Gadis itu membenarkan posisi kacamatanya yang turun. Manik cokelat dibingkai kacamata menatap menelisik ke papan whiteboard. Tadi malam dia pulang terlalu larut. Kerja paruh waktu yang diambilnya membuat dia seringkali kehabisan waktu beristirahat.

Hanabi Keiko namanya, siswi berwajah biasa, dengan prestasi biasa, dan kehidupan yang serba biasa. Tidak ada yang spesial dalam dirinya. Dia memiliki rambut cokelat sebahu dan jarang bisa berkomunikasi dengan teman sekelasnya yang lain.

Introvert. Itu lah kepribadiannya.

Akhirnya Keiko memutuskan untuk pergi ke ruang kesehatan saja. Kondisi fisiknya sedang tidak sehat. Dia butuh kasur dan obat penghilang pening, matanya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

Sensei tidak menghalangi niatnya. Daripada di kelas mengganggu, dia diusir di jam pelajaran kedua. Menyusuri koridor sekolah yang sepi, dia sampai di depan pintu surga yang akan membawanya sejenak ke ruang mimpi.

"Hidupku sungguh terlalu biasa," keluh Keiko pelan. Dia membuka pintu tanpa permisi, berkata, "Sensei~ bisa berikan aku obat sakit kepal-!"

Kalimatnya terputus. Matanya melebar saat melihat satu pemuda yang sedang duduk di kasur mencumbu bibir pemuda di sampingnya. Keduanya tampak sama-sama menikmatinya. Dengan tangan pemuda yang lebih kecil dikalungkan di leher si agresif. Kontak bibir itu terputus, keduanya menoleh ke ambang pintu. Melotot pada Keiko yang masih kehilangan arwah.

Keiko berkedip beberapa kali.

Mereka itu 'kan~

Kedua siswa paling tidak biasa di sekolah. mereka dua cowok paling populer dan jadi incaran semua gadis di Izanagi High School.

Lalu kenapa~?

"Gomen, aku kembali ke kelas saja." Menyadari kesalahannya, Keiko membungkuk meminta maaf. Menutup pintu kemudian lari pontang-panting.

Bahaya!

Nyawanya dalam keadaan bahaya.

Astaga! Apa yang baru saja dilihatnya? Itu terlalu~ aduh. Bagaimana cara Keiko mendeskripsikannya? Rasanya sejak tadi dia sudah terlalu banyak menggumam kata 'biasa'.

"BERHENTI!!!" teriak seseorang di belakangnya. Dapat Keiko dengar ketukan langkah kaki yang lebih cepat berusaha menyusul.

Mati. Mati. Mati.

Kalau tertangkap, Keiko pasti akan dibunuh.

Tidak mau mengorbankan kehidupannya yang serba biasa, Keiko yang jarang berolahraga mempercepat laju larinya, tidak bersedia menyerah pada takdir pahit yang tersuguh di depan mata.

"KUBILANG BERHENTI!!!"

"JANGAN BERLARI DI KORIDOR SEKOLAH!!!" teriak guru-guru yang merasa terganggu keluar dari kelas tempat mereka mengajar hanya untuk membentak murid yang mengganggu ketenangan belajar. Keiko tidak memedulikannya. Dia berusaha mencari tempat sembunyi namun tidak menemukannya.

"KAKI PENDEK! KUBILANG BERHENTI!!!"

Berbelok. Keiko sudah terengah-engah, keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Dia menemukan gudang. Segera mungkin dia masuk ke sana, bersembunyi di balik tumpukan meja yang tidak terpakai.

Gelap.

Hanya sedikit cahaya yang menyusup dari balik jendela dan nyaris sepenuhnya tertutup almari. Bau kayu lapuk mengudara, Keiko menutup mulut dan hidungnya dengan kedua tangan. Berjongkok diiringi degupan jantung yang menggila.

'Tasukette-tasukette-tasukette, Kami-sama. Jangan sampai dia menemukanku.' Dia tidak tahu sampai kapan dirinya harus bersembunyi? Tubuhnya panas dingin saat pintu gudang di buka.

"Kau membuatnya takut, 'Suke." Suara pemuda yang lebih lembut menyalahkan. Dia pemuda yang tadi 'diserang' habis-habisan oleh Daisuke.

"Aku tidak keberatan orang-orang tahu hubungan kita. Hanya saja itu pasti merepotkan, aku malas menanggapinya." Suara yang lebih berat menanggapi. Pintu itu kembali ditutup.

Haru hanya mendengus geli, dia membiarkan saja kekasihnya berlaku semaunya. Lagipula, itu memang sudah kebiasaannya.

"Usagi-chan, di mana kau bersembunyi, heh? Aku tahu kau sudah tidak bisa berlari lebih jauh lagi." Daisuke bertanya sing a song. Dia bersenandung bak psikopat yang sedang mencari mangsa. Tahu 'kelinci' buruannya sudah terpojok.

Keiko berusaha menahan tangis. Dia sangat-sangat ketakutan. Apa yang akan terjadi padanya kalau sampai ditemukan? Masih kah mataharinya terbit dari Timur? Atau mungkin hari ini mataharinya memang terbit dari Barat?

Dia ketakutan.

Dia takut dibunuh agar tutup mulut.

"Usagi-chan?" Daisuke melangkah pelan. Jarak mereka semakin dekat, Keiko kian merapatkan punggungnya ke dinding, isak tangis nyaris lolos menembus mulutnya. Dia melebarkan matanya sambil mendongak, terutama saat manik hitam balas menyorot dengan seringaian setan yang kian melebar.

"Ketemu kau!"

***

״�

FUJOSHI?!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang