Penculikan

644 24 2
                                    

Sequel Play

.
.
.
Donghae masih tak menyangka kalau orang yang selama ini dia kagumi, hormati, cintai dan begitu ia puja kini telah sah menjadi miliknya. Bahkan dalam perutnya kini ada buah cinta mereka.
Donghae mengelus perut buncitnya saat ada sebuah tendangan dari dalam perutnya.

"auu...Minhae sakit.." keluh Donghae pada makhluk didalam perutnya.

Beberapa saat Donghae mengelus perutnya tapi tetap saja makhluk didalam perutnya masih terus menendang. Merasa tak kuat, Donghae mengambil benda kotak yang berada tak jauh darinya. Menekan beberapa nomor yang sudah ia hafal diluar kepala.

Terdengar suara tunggu di ujung sana. Sebelum akhirnya terdengar suara yang amat ia kenali.

"yeobose---" suara diujung sana terdengar tapi Donghae memotong begitu saja.

"cepat pulang! Minhae menginginkanmu...!"

"we---"

"tak usah banyak tanya!! CEPAT PULANG..!"

"sayang ini baru jam---"

"PULANG..!" sudahlah seseorang diujung sana tak akan pernah bisa menang berdebat dengan Donghae.

Donghae tersenyum bahagia saat tak ada protes dari suara di ujung sana dan makhluk dalam perutnya pun seakan turut senang atas tindakanya ini.

"kami mencintaimu hyung..." setelahnya Donghae mematikan sambungannya secara sepihak tanpa menunggu balasan dari ujung sana, wajahnya lebih dulu memerah seperti kepiting rebus.

Hari memang sudah beranjak malam dan Donghae tahu kalau ayah dari jabang bayinya kini sedang menyelesaikan setumpuk dokumen dimejanya.

Tapi, salah sendiri kenapa ia tak di perbolehkan untuk membantu. Malah disuruh berdiam diri dirumah.

Sambil menunggu kepulangan suaminya, Donghae yang sejak tadi duduk di sofa depan televisi kini beranjak pergi.

"apppooo..." keluh Donghae saat pinggangnya terasa sakit, seperti tertimpa benda berat.
Sambil berjalan Donghae mengurut beberapa bagian tubuhnya yang sakit.
.
.
.
Krieeekkk

Suara pintu terbuka menggema disebuah ruangan yang didominasi warna pink. Menampilkan sesosok namja berjas abu-abu.

Sosok itu berjalan perlahan tanpa menimbulkan suara. Agar sosok yang terlelap di atas ranjang sana tak terganggu.

Sosok yang terlelap diatas ranjang itu nampak terganggu saat sosok berjas itu menaiki ranjang.

"uuhhg..."

"mianhae, aku mengganggu tidurmu.." kata sosok berjas itu sambil mengelus sayang surai blonde sosok yang kini sudah bangun itu.

"gwechan hyung, kau baru pulang?" tanya sosok bersurai blonde.

"nde..." jawab sosok yang tadi di panggil hyung itu.

"mianhae, membuatmu menunggu. Pekerjaan dikantor sangat banyak, dan itu semua harus selsai hari ini" sambungnya.

"tak apa hyung, itu juga demi kami kan?" Donghae hendak bangun tapi lebih dulu dicegah oleh sosok disampingnya.

"jangan bangun, kau lanjutkan saja tidurmu. Aku juga ingin membersihkan tubuhku" cegah sosok itu.

Sosok itu berbalik dan hendak beranjak pergi kalau saja namja blonde itu tak memegang tanganya.

"hyung, aku merindukanmu...?" namja berambut blonde itu berkata manja.

"nado hae, tapi aku bau dan lengket"

"hyung, jangan pergi~..." hae atau Donghae itu mengeratkan pegangannya pada tangan namja berjas abu-abu itu.

SEQUEL (Sorry, I Love You Hyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang