Chapter 5

5.1K 262 15
                                    

Author' POV

Silvya berjalan dengan merutuki pria yang membuatnya merasa rendah dan hina. Ia tidak kekelas melainkan berputar haluan ke ruang pribadinya.

"Cowok brengsek! gue gak terima, awas aja!" ocehnya sembari membuka pintu ruangan pribadi miliknya itu.

Ia masuk dan menutup pintu itu. Ia duduk disofa dan membuka kacamatanya lalu dibuangnya entah kemana.

"Bete banget dah! Liburan macam apa ini!" resahnya.

Sedari tadi, Sion melihat kelakuan adiknya. Sion memang sudah ada disana dari tadi, dia terus melihat kelakuan adiknya itu dan sesekali terkekeh.

"Eh, siapa tuh? Njirr, masa ruangan ber 'Ac gini ada bangkit!" ngeri Silvya dan tampak Sion tertawa pecah.

"Ngada ngada lo!" Ucap Sion sembari memutar kursi yang seperti difilm film, kursi kantor.

Silvya tak mengubris, ia hanya menatap kakaknya itu dengan tak enak hati sedangkan Sion hanya biasa biasa saja.

"Napa muka lo? Ck, gak enak diliat!" tukas Sion lalu berdiri dan melangkah kearah Silvya. "Lo kenapa?" tanyanya.

Wajah Silvya sudah hampir meluruh, matanya berkaca kaca melihat kakaknya yang ada dihadapannya, ia tak enak hati karena membentak kakaknya tadi.

"Gue mau bunuh orang, siapin gue pistol!!" Silvya tersenyum dan menelan salivanya karna ia tak berkutik melihat kakaknya.

Sion merasa bingung dan memegang kedua pipi adiknya itu, "Vyo gue kenapa? Siapa yang buat lo kek gini? Hh?" Sion memeluk Silvya.

Silvya merasa nyaman dengan pelukkan itu, iapun memendamkan kepalanya pada dada Sion. Silvya masih tak bisa atau tak mampu meminta maaf pada kakaknya itu.

Tubuh Silvya bergetar dan bahunyanya naik turun, ia menangis. Sion merasa khawatir dan dieratkannya pelukkan itu, diusapnya kepala Silvya.

"Tenang, ada gue. Biasanya lo gak kek gini, Vyo!. Lo ada masalah sama siapa? Sampe lo mau ngebunuh dia" Silvya tak mengubris pertanyaan kakaknya itu.

"Gue merasa bersalah sama lo kak, perasaan gue campur aduk dan gue mau bunuh orang!," jawabnya didalam hati.

-Skip-

"Apa kalian sudah menemukan target?" tanya seseorang dengan topi fedora dan sesetelan suit didalam kegelapan.

"Belum tuan! Kami su-"

Lemparan sepuntung rokok memberhentikan ucapan pria muda itu, ia memakai masker bergambar Black rose.

"Apa sesulit itu?!! Hanya seorang perempuan!!, jika kau tidak bisa membawanya kehadapanku, kau dan anak buahmu akan mati!!!" Murka sang tuan.

Pria yang dipanggil tuan itu berjalan keluar dari kegelapan, setengah wajahnya ada bekas yang nampak jelas. Luka bakar.

"Cari perempuan itu, jangan malah menghabiskan waktu!!" ucapnya dingin lalu meninggalkan pria yang bermasker itu.

-Skip-

"Eh, lo liat Silvy gak?" tanya Andre pada teman sekelompoknya.

Sekarang mereka sedang kerja kelompok dirumah teman Andre. Ya, Silvya tak kembali kekelas, ia pun dinyatakan bolos begitu juga Sion.

Andre menghela nafas panjang, "Gue kan gak semangat kalo gak ada si cantik Silvy."

Seluruh teman sekelompoknya riuh dan mengolok olok Andre serta menyorakinya. Andre hanya tersenyum senyum membayangi wajah Silvya.

Nerd? No! Mafia? Yes! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang