Part 1

2.2K 112 14
                                    

Copyright, 2016 by :
Nsywnthnia

    ==========ALYA==========

"Semua orang pasti akan merasakan yang namanya jatuh cinta kan?" Tanya Chia

Alya hanya mengangguk walau ia juga tak mengerti apa yang sebenarnya mereka bicarakan saat ini.

"Terus kenapa?"

Chia menepuk dahinya saat mendengar pertanyaan dari Alya.

"Gak usah lemot deh Al. Lo sebenernya nyambung gak apa yang lagi kita bahas sekarang?"

Alya hanya menggelengkan kepala dengan muka polos. Chia menghela nafas, butuh kesabaran untuk berbicara kepada sahabatnya yang super lemot ini.

"Gini loh maksud gue ..., gue minta lebih baik lo mundur buat ngedeketin Alden, dia itu gak ngerespon lo Al, lo juga ngapain ngejer ngejer cowok Playboy kayak dia," Ucap Chia to the point

"Chia, jangan bahas Alden lagi," Alya menggembungkan pipinya lalu menunduk

Chia kembali menghela nafas. "Al, gue gak mau lo galau terus."

Alya mengerucutkan bibirnya, ia malas dengan topik pembicaraan ini. Ia tau, Chia pasti meminta Alya untuk menjauhi Alden.

"Chia, Alya males bahas Alden. Jadi ... Walaupun Chia nyuruh aku buat ngejauhin Alden, kayaknya Alya gak bisa." Sambung Alya

Chia menaikan sebelah alisnya "Kenapa?"

"Yah ..., karena Alya udah terlanjur suka sama dia." Alya terkekeh kecil saat menyelesai kan pembicaraannya.

Chia yang gemas melihat Alya, ia mencubit pipi Alya. "Serah lo deh,"

****

Alya menyisir rambutnya dengan cepat saat Mamanya sudah menyuruhnya turun kebawah untuk sarapan.

"ALYAA!!!"

"iya Ma, bentar lagi." Ia bergegas menyambar tasnya lalu turun kebawah untuk menemui Mama dan Papa nya yang sudah menunggu.

Alya Devira Prajasa, Cewek itu mengambil tempat duduk disamping Mamanya.

"Pagi Ma ...," sapa Alya dengan cengiran khasnya.

"Kamu lama banget, abang kamu udah duluan tuh tadi," omel Mama. Sementara yang ditegor hanya menggaruk tengkuknya dengan cengiran tak berdosa.

"Maaf Ma, tau gak mah. Alya ngantuk banget,"

"Yaudah cepet kamu sarapan abis itu berangkat ya," Mama mengambilkan nasi beserta telor ceplok untuk Alya.

"Oke, Hari ini Alya berangkat sama Papa dong?"

Mama menyerngitkan kening membuat Alya semakin bingung.

"Papa kan lagi ke Malang, dinas luar," ucap Mama dan sukses membuat Alya tersedak

Cewek membulatkam matanya. "Jadi, Alya berangkat sama siapa?"

Mama menghela nafas. "Resiko bangun telat, ya naik taksi lah,"

Mata Alya kembali membulat. "HUWEEE MAMAA!! INI UDAH TELAT BANGET KAN? KEJAM!!"

*

Alya mengendap endap masuk kegerbang belakang sekolah. Hari ini ia telat lima belas menit, Alya mendecak kesal saat dilihatnya gerbang depan sudah tertutup disertai awasan oleh Bu Linda dan Satpam sekolah.

Hari ini adalah hari paling beruntung yang Alya miliki, keberuntungan pertama ia ditinggal oleh abangnya sendiri, yang kedua taksi yang ia tunggu sangat lama, yang ketiga dijalan macet total apalagi sampai kena lampu merah, dan yang terakhir pintu gerbang depan tertutup disertai oleh Bu Linda si Guru piket yang terkenal ganas pada siswa yang telat.

Cukup sudah keempat itu membuat mimpi indah Alya menjadi buruk. Hanya tinggal menunggu keberuntungan kelima.

Cewek itu kembali fokus pada pintu belakang yang belum dikunci, ia melirik jam tangannya.

"Aduh, mesti buru buru. Lima menit lagi pak satpam nutup gerbang belakang," Alya mempercepat langkahnya saat tiba tiba seseorang menepuk pundaknya. Alya yang shock setengah mati mendadak mati kutu.

Cewek itu lantas memberanikan diri menengok ke arah belakang dan dilihatnya seseorang yang begitu mengerikan menatap matanya tajam.

"Eh, hehehe ... Ibu," ucap Alya seramah mungkin

"Alya! Kenapa kamu telat?" Tanya Bu Linda garang

Alya menggaruk tengkuknya bingung, wajahnya memerah. "Eh, em ... tadi Alya ... ditinggalin sama Bang El, jadi--"

"Saya gak nanya kamu ditinggal bang El atau enggak, saya nanya kenapa kamu telat?" Suara Bu Linda semakin meninggi

"Iya, alasan Alya itu telat karena itu bu. Ih!" Alya menghentak hentakan kakinya dilantai

Bu Linda menaikan alisnya. "Kenapa bisa ditinggal?"

Alya kembali menggaruk tengkuknya. "Ehm ..., karena telat bangun tadi Bu,"

Bu Linda menggelengkan kepala. "Yasudah, lain kali jangan telat lagi. Kali ini saya maafkan,"

Wajah Alya mendadak cerah mendengar jawaban Bu Linda. "Makasih ya Bu,"

Alya mempercepat langkahnya menuju keruang kelas, perdebatan tadi memakan waktu enam menit sampai akhirnya Alya benar benar menemukan keberuntungan kelima yaitu melihat Ms. Sheryl, guru Biology yang super galak berada dikelas.

"Duh ...," Alya bergumam dalam hati, lalu ia teringat sesuatu bahwa Biology ada Pr 20 soal dan sama sekali belum ia kerjakan.

"Aduh!" Alya menepuk jidatnya. "Lari aja kali ya ..., satu ... dua ...,"

"Bu, itu Alya!!" Teriak murid dari dalam kelas membuat seluruh mata tertuju padanya.

Alya mendadak diam memunggungi kelasnya.

"Alya ...," panggil Ms. Sheryl

Alya menolehkan pandangannya ke asal suara tersebut. "Ya, Miss,"
Alya berjalan memasuki kelas tanpa menatap teman temannya yang sedang cengengesan melihatnya.

"Kamu telat?" Tanya Ms. Sheryl.

Alya hanya mendecak. "Iya Miss, hehehe." Alya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu

"Dengan alasan?"

Seketika Alya mendadak gagu. "Alasan ya, eh? Alasan itu apa Miss?"

"Alya! Kamu jangan main main sama saya!" Bentak Ms. Sheryl

"Alasan ya, ehm ... tadi dijalan macet total Bu,"

Ms. Sheryl mengangguk. "Kumpulkan PRmu, sudah?"

"Eh, gini Bu. Alya belom buat PR soalnya Bang El--"

"Berdiri kamu didepan kelas sampai istirahat. Saya tidak minta alasan,"

"Lah, tapi kan tadi ibu yang minta Alya ngasih alas--"

"CEPAT!" Bentak Ms. Sheryl

"Iyaa," Alya mengerucutkan bibirnya lantas melangkahkan kaki keluar kelas.

Sial.

----

HALLOHAA!!!

YAK! GUE TAU INI GAJE HEHEHE... MAKASIH YA YANG DAH MAU NGASIH VOTE. THANKS FOR ALL. MUACHH!

ALYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang