Chapter 3

673 43 13
                                    

"Pagi Leo-ah,"

Sapaan manis itu selalu terdengar setiap hari selama beberapa bulan terakhir di apartment Taekwoon.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Cha Hakyeon, lelaki tan - yang tengah berkutat dengan bahan makanan di dapur - yang sudah menjadi asisten rumah tangga seorang Jung Taekwoon.

Entahlah, panggilan itu terasa aneh. Tapi memang apa lagi panggilan untuknya yang lebih pantas ketimbang asisten rumah tangga? Asisten pribadi?

Ia setuju untuk bekerja kepada lelaki bermarga Jung itu sebagai imbalan atas uang senilai 200 juta won yang di berikan lelaki berparas tampan itu kepada ayah tirinya tempo hari.

Dan sejak saat itu pula, setiap hari ia harus mengurus keperluan lelaki bertubuh atletis itu. Mulai dari berberes apartment mewah itu hingga mengurus keperluan perut pemiliknya.

"Kau masak apa?" tanya Taekwoon setelah mengakhiri rutinitas paginya - meminum secangkir kopi.

"Omlet sayur dan asparagus?" jawab Hakyeon - ragu dengan perkataannya sendiri.

Taekwoon hampir saja menyemburkan kopi dalam mulut nya, jika saja ia tak melihat raut wajah Hakyeon yang begitu serius dengan mahakarya nya di penggorengan.

Menu itu terdengar aneh di telinga Taekwoon. Setahunya, asparagus lebih cocok bersanding dengan segala jenis daging yang di panggang atau di bakar. Dan di jadikan sup tentu saja.

Ia sempat melirik omlet yang di buat oleh Hakyeon. Entahlah, benda itu cukup layak di sebut omlet atau tidak.

Terlalu banyak sayur disana, hingga membuat lelaki tan itu kesusahan sendiri ketika harus membalik ke sisi yang lain.
Pewaris Jung Corps itu tahu jika Hakyeon memang tak sebegitu pandai untuk urusan dapur.

2 bulan tinggal bersama, setidaknya cukup untuk menilai kemampuan memasak lelaki berpipi chubby itu. Namun tak bisa ia pungkiri jika ada beberapa masakan Hakyeon yang cukup layak untuk di katakan enak.

Misalnya sandwich telur dan jjapaguri buatan lelaki tan itu yang berhasil memikat lidahnya.

"Ken bilang gampang membuat omlet sayur," Hakyeon meletakkan sepiring omlet yang cukup berbentuk kepada Taekwoon,

"-tapi ternyata tak segampang omongannya," sedang ia sendiri menatap miris piring nya yang berisi omlet yang gagal.

Taekwoon hanya bergumam tak jelas dan mulai menyendok sarapannya ketika Hakyeon masih mengomel tentang resep dari kekasih Ravi yang menurutnya tak segampang yang ia dengar.

Alis lelaki tampan itu langsung berkerut dalam dan matanya hampir terpejam merasakan rasa yang menyeruak di dalam indera pengecapnya.

Hakyeon yang melihat ekspresi aneh Taekwoon, lantas menjadi cemas.

"Wae?"

Lelaki bersorot mata tajam itu menelan makanannya dengan sedikit terpaksa,

"Ini asin," lalu meraih cangkir kopinya dan meneguknya cepat.

"Jeongmalyyo?" ucap Hakyeon tak percaya dan mulai menyendok sarapannya.

Detik berikutnya rasa asin membuncah hampir di seluruh penjuru mulutnya. Cepat - cepat ia berlari ke arah kulkas dan mengambil sekotak banana milk yang beberapa bulan ini pasti tersedia di dalam kulkas milik Taekwoon.

Hakyeon meneguk cepat cairan putih kekuningan itu hingga beberapa tetes mengalir dari sudut bibirnya.

Sedang disisi lain Taekwoon mengulas segaris senyum tipis melihat tingkah Hakyeon. Ia tak bohong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang