Chapter 1

567 46 0
                                    

BRAKK

Seorang lelaki tampan memasuki apartment nya dengan kasar. Ia tidak sendiri. Ia tengah bergumul dengan seorang wanita yang berpakaian terbuka nan mengundang.

Mereka berciuman kasar sembari melangkah menuju kamar utama. Dengan postur tubuhnya gagah, ia mengangkat tubuh wanita itu hingga melingkar di tubuh depannya.

"O-oppa, aah,"

Wanita itu mendesah saat sang lelaki mulai mengeksplorasi tubuhnya yang masih terbalut dress mini nan seksi.

Membanting tubuh mereka ke atas empuknya ranjang megahnya, dengan tangan terlatihnya lelaki tampan itu melucuti busana yang dikenakan sosok yang ada di bawah kungkungannya.

Meraih sesuatu di saku celananya, sebuah pelindung, ia memang tak pernah lalai untuk soal 'keamanan'.

Saling bergumul membagi kehangatan tubuh yang menari di atas bara nafsu. Desah dan pekik mengalun memenuhi kamar besar itu.

Dua tubuh yang telah bermandi peluh, saling menghentak keras mengejar kenikmatan dunia menuju pelepasan yang menyeret mereka ke dalam dunia yang serba putih.

"AAkkh,"

Sang lelaki berajak dan mengeluarkan kebanggaannya setelah pelepasan hasratnya beberapa saat lalu.

Ia berdiri dan melangkah masuk kedalam kamar mandi setelah melepas lalu membuang pengamannya dan memakai boxer hitamnya yang tergeletak di lantai. Melangkah lurus menuju shower, ia membiarkan tubuh sempurnanya terguyur air dingin.

Hal yang selalu ia lakukan setiap selesai bercinta dengan seseorang.

Jung Taekwoon. Lelaki tampan bertubuh atletis yang kini mematut diri pada kaca di depan wastafel kamar mandinya itu kini diam dan menatap lurus sosok dirinya yang terbias cermin.

I hate my life .

Itulah yang ada di dalam kepalanya. Ia benci bagaimana membosankan dan menjijikkannya hidup yang telah ia jalani selama 26 tahun usianya.

Mengusap kasar wajah tampannya hingga memerah, ia mengambil bathrobe yang tersampir tak jauh dari tempatnya berdiri.

Cklek. .

Pemandangan pertama yang ia dapat saat keluar dari kamar mandi adalah sosok wanita yang masih telanjang bulat yang tidur dengan posisi menggoda.

Taekwoon hanya menatap datar wanita pemuas itu dan berjalan lurus menuju meja nakasnya. Mengambil sesuatu dari dalam lacinya dan duduk di tepi ranjang.

"Kenapa harus mandi, oppa?" wanita itu berkata dengan suara yang dibuat mengayun seduktif,

"-bukankah kita masih bisa memulai ronde yang lain,"

Taekwoon hanya menatap dingin sosok yang kini tengah menggelayut di lengannya.

Sreek,

Lelaki tampan itu melemparkan selembar cek yang telah ia tulisi nilainya dan menatap dingin sosok wanita penggoda yang masih setia di atas ranjangnya.

"Tapi oppa ki-"

"Pergi,"

Singkat. Taekwoon hanya mengucapkan itu dan beranjak menuju balkon kamarnya.

Ia melewatkan mimik menyebalkan sang wanita yang mencibir tak bersuara pada dirinya.

Namun lelaki tampan itu tak pernah peduli. Baginya tak ada yang perlu direpotkan. Ia sudah selesai dengan urusan fisiknya.

Dan uang sudah menyelesaikan semuanya. Tak ada alasan bagi wanita - yang Taekwoon lebih suka memanggil - jalang itu berlama - lama di apartment nya.

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang