01

350 34 7
                                    

PERHATIAN! Sebagai author saya minta maaf karena ada beberapa kata atau bagian terpotong. Sebenarnya bukan hasil dari kerja saya tetapi bug atau kesalahan dari wattpad. Saya berdoa semoga pihak wattpad segera memperbaikinya. Atas kemaklumannya, TerimaKasih.

--------------

Shon merebahkan tubuhnya diatas kasur yang tingginya setengah dari tubuh shon yang jangkung. Karena bosan, tangan kanannya meraih sebuah laptob dari meja kecil sebelah kanan kasur. Sekarang posisi tubuhnya bersandar didinding dengan duduk. Jari-jemari shon mulai menari dikeyboard berwarna hitam miliknya.

Jendela dibiarkan terbuka oleh shon dikamar apartemennya yang lumayan berukuran besar. Dibiarkannya angin sejuk sore hari masuk kedalam kamarnya untuk mendukung dia bersemangat bermain game naruto difaceb**k.

Selain itu, Cowok itu juga membuka berbagai artikel dimedia sosial. Sampai matanya tertuju pada artikel yang menurutnya menarik. Tidak. Bukan menarik. Bibir shon setengah terbuka, matanya memerah terbelalak.
"nggak mungkin"

***

6 bulan kemudian..

Brmm.. Brmm..

"Ayo cepetan!!.ayo ayo!!" teriak semua orang yang menyaksikan pertandingan balap liar malam ini dipinggir jalan.

Tentu saja shon ada disana. Dia sudah memenangi 23 kali taruhan. Kali ini taruhan yang diajukan musuhnya sebanyak 5jt. Rejeki tidak mungkin ditolak oleh shon. Yahh uangnya bisa dia gunakan untuk membeli rokok atau mengadakan pesta besar bersama temannya.

"siapa takut? Gue terima"

Balapan liar yang dilakukan shon dan teman-temannya memang sering ketauan polisi, tapi mereka semua berhasil lolos.

Teman cewek shon sudah berada ditengah untuk mengibarkan bendera, dan mulai menghitung.
"1... 2... "

"stop!! " teriak luke yang nongol dari kerumunan penonton. Suaranya yang besar membuat semua mata tertuju padanya. Luke terlihat sedang memegang handphone milik shon. Refleks, shon langsung turun dari motor dan berjalan ke arah luke.
"hp lo bunyi"

"matiin aja napa?" ucap shon yang langsung merebut hpnya dari luke.

"tapi itu dari bokap lo.  Cepetan gih diangkat." luke menepuk pundak shon. Dia berjalan mendahului shon dan tiba-tiba langsung saja naik ke motornya dan pergi ke arah balap.
"gue aja yang gantiin lo ya, jok" ucap luke dengan gaya siapnya mengendarai motor.

Shon hanya melirik luke dan mengambil nafas panjang. Shon mengangguk pertanda setuju. Ditatapnya layar hp yang terus berbunyi lagu 'Good Bye - air suplai' itu. Shon meninggalkan keramaian untuk mengangkat handphone yang dari tadi belum ia jawab.

"halo, pa. Maaf baru jawab" ucap shon.

"nak, mama kamu flu. Tolong beliin obat dekat bandara ya, disana murah." shon mengepal tangannya dengan kuat. Wajah shon berubah menjadi memerah. Dia mendengus lesu.

Pa. Ngapain sih masih peduli ama tuh wanita lampir? Andaikan kata-kata itu keluar. Tapi shon tidak mau mengecewakan ayahnya yang masih mencintai ibu jahatnya itu.
Ibu tiri yang jahat. Itu menurutnya.

"iya pa" hanya itu yang bisa dia ucapkan.

***

"ma, aku sudah sampe nih. Badan aku rasanya mau rontok semua." keluh rara. Sekarang tubuhnya dipenuhi dengan tas dan koper.

"salah kamu. Siapa suruh jadi orang gila bawa tas penuh kek gitu?" kesal mama rara dari handphone.

Tapi memang benar,
Lengan kanannya mengganteng tas. Telapak tangan kanannya memegang koper. Badan belakangnya merangkul tas berukuran sebesar tas piknik. Lengan kirinya menggandeng tas kecil. Tangan kirinya memegang handphone dan dilehernya terdapat tas make up.
Menurut rara, memang banyak yang harus dia bawa karena dia pergi sendirian keluar negeri.

"mama jahat. Anak sendiri dikatain orang gila. Inikan penting semua. Lagian kapan mama nyusul? Aku nggak mau lama-lama tinggal dirumah nenek" komentar rara.

"Insya Allah besok. Kamu beli aja dulu balsem diapotik dekat bandara. Biar besok langsung mama pijitin. Sekalian obat nenek juga ya, udah mama kasih catatannyakan" perintah mama rara atau sering dipanggil teman sekelas rara dengan sebutan tante cho.

"Oke, ma" jawabnya lemah.

Dia mencari taksi yang terjamin keselamatannya. Dia tidak mau naik taksi sembarangan, apalagi malam-malam  ginikan bahaya.
"stop di apotik dulu ya mang"

"Nje dek"

Rara memesan balsam dan beberapa obat yang sudah di catatkan ibunya untuk neneknya. Setelah itu dia duduk di kursi paling depan. Soalnya serem kalo duduk dibelakang sambil ngehadap keluar, auranya berasa mencekam.

"aduhh.. Badan sakit semua lagi. Kenapa juga gue harus pakek sepatu hak tinggi?.  Ada yang liat gue nggak ya. Nanti dikira nenek peyot"
Rara bergumam sendiri di apotik itu sementara menunggu balsam dari mbak-mbak apotik.

Dia mengurut-urut sendiri kakinya yang bengkak karena sepatu hak dengan jari jemarinya. Dan juga dia baru terpikir sesuatu setelah memesan balsam.

"Balsem? Mama mau pijitin aku pake balsem ya?...heran" Saat ini pakaian dan rambut rara sangat berantakan. Untung dia hanya sendirian. Maksudnya, pelanggan sendiri. Masalahnya ini sudah hampir tengah malam. Pantaskan apotek sepi.

"mbak, obat mencret satu. Biar tuh wanita tidur dikamar mandi sambil menghirup udara dari pup dia sendiri." ucap laki-laki yang berdiri didepan rara dengan wajah datar tanpa dosa.

Mata rara terbelalak, dengan cepat dia merespon.
"gila. Mau ngebunuh siapa lo?" saat menyadari kata-kata itu keluar dari mulutnya sendiri, rara langsung membekap mulutnya itu.

Cowok itu mendekat. Cowok itu ternyata shon. Dengan pakaian ala brandalan yaitu hitam-hitam membuat rara merasa cemas.
Shon semakin dekat. Rara hanya membekap mulutnya, diam. Mbak-mbak apotik nggak mau ikut campur urusan mereka berdua.
"kita masuk kedalam dulu aja yuk" ucap salah satu mbak apotik.

"Oke. Dik, obat balsem dan obat menc, ahh bukan. Obat sakit perutnya saya taruh disini ya." kata mbak satunya lagi.

Mereka memang jahat dengan rara. Tega.

Shon duduk disamping rara, dia menatap rara dengan tatapan sinis super mematikan halilintar. Rara bisa merasakan hawa membunuh akan menerkamnya.

Kepala shon mendekat ke telinga rara. Rara hanya bisa diam dan berteriak dalam dekapan tangannya sendiri.
"gue mau ngebunuh nenek lampir" bisik shon.

***
Inyongkeseleoo!!
Thanks yang udah mau ngebaca cerita membosankan dan gak penting ini. Tapi aku tetap bersyukur kalian mau membacanya walaupun kalian sesudahnya menyesal :'(
#ahlebay!
#plak

Ekhem..😅Oke gaes! saya selaku author disini meminta maaf atas cerita yang gaje tak bermutu dan banyak kesalahan kata dan ejaan yang tak dipahami. Karena itu, saya butuh komentar tamparan pedas dari kalian #uhuk.
Saya siap..

Karena saya bisa menjadi lebih baik lagi berkat kalian😄Terima Kasih!

Salam cinta,
    Sari💕

SHONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang