#4

15 1 0
                                    


Hangia Shopia/ Ayah Sofya merupakan bangunan bekas gereja kuno yang diubah menjadi masjid dan sekarang sudah menjadi museum di Istanbul, Turki. Bangunan terbesar dari arsitektur Bizantium sebagai homogenesasi dari dua agama, Islam dan Kristen.

"abii benarkah bangunan ini merupakan akulturasi ornamen dua budaya islam dan kristen ?" aku sangat suka mengunjungi tempat indah ini, namun aku baru memiliki ketertarikan untuk mengetahui sejarahnya sekarang

"biar ummiimu yang menjawab, abii ada keperluan sebentar" abii begitu terburu-buru, mungkin dia memang memiliki keperluan yang mendesak

"awalnya bangunan ini merupakan sebuah gereja, namun pada saat Konstatinopel ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II tepatnya pada tahun 1453 maka diubahlah bangunan ini menjadi mesjid" aku mendengarkan penjelasan ummii dengan penuh seksama sambil mengamati keindahan dari bangunan Hangia Shopia

"hampir 500 tahun bangunan ini menjadi mesjid, pernak-pernik kristen dicopot dan lukisan-lukisan kristen yang menempel pada dinding-dindingnya ditutup dengan cat" ummii menjelaskannya dengan suara yang agak dikeraskan, karena pada hari itu banyak sekali turis yang berdatangan dari berbagai manca negara dan membuat Ayah Sofya sangat ramai

"lalu kenapa sekarang bangunan kuno ini menjadi museum mii?" aku heran dengan apa yang sudah ummii jelaskan, awalnya bangunan ini merupakan tempat suci lalu berubah begitu saja menjadi tempat wisata bagi semua orang

"di tahun 1937 Musthafa Kemal Ataturk yang merupakan perwira militer dari Turki mengubah tempat ini menjadi museum, cat yang pernah menutupi dinding-dinding itu dicopot maka terlihatlah gabungan ornamen islam dan kristen" jadi bukan tempat ibadah lagi melainkan sebagai museum dengan arsitektur yang sangat mengagumkan

"coba amati yang berada disekitarmu anakku, tulisan-tulisan Arab untuk keTuhanan dan nabi sebagai simbolik lambang islam lalu berdampingan dengan pahatan cantik yang merupakan lambang simbolik kristen sang Bunda Maria dan Anaknya yang Kudus" sungguh meskipun aku sudah berulang kali kesini namun aku tidak pernah bosan untuk selalu merasa takjub dengan keindahan dan kemegahannya

"aku suka dengan dekorasi bagunan ini, mereka semakin indah dengan interior yang dilapisi polikron berwarna hijau, putih, ungu, dan mozaik emas. Dan exteriornya dibalut dengan plasteran diwarnai kuning dan merah di abad ke-19" aku sedikit banyak mengetahui tentang seni bangunan yang terlukis pada bangunan tersebut

"Subhanallah, Maha Besar Engkau Allah" ummii memuji kebesaran Allah yang sangat luar biasa akan ciptaan-Nya

"abii kemana ya ummii ? kenapa dia begitu lama?" hampir satu jam lebih abii meninggalkan kami, aku khawatir sekaligus kesal terhadapnya

"abiimu menunggu kita di cafe yang berada didalam halaman samping Hangia Shopia" aku dan ummii bergegas menuju tempat yang sudah diberitahukan abii lewat telfon

Dari kejauhan sana aku melihat abii sedang berbincang dengan dua pria yang sepertinya aku tidak mengenal mereka, ada 5 kursi disana dengan meja bundar ditengahnya, abii berhadapan langsung dengan seorang pastor yang ku kenali dari rosario yang bergantung dilehernya, dan pria muda yang sepertinya ayah juga mengenalnya melihat keakraban yang nampak diantara mereka.

Setelah sampai disana aku dan ummii duduk disebelah abii, aku menundukkan pandanganku, namun ketika abii memperkenalkanku pada mereka, aku menengadahkan kepalaku, seketika saja mataku bertatapan dengan pria pemilik mata zamrud biru, teduh begitulah teriak batinku tatkala kami berpandangan sekilas

"apakah salah satu diantara kalian saling kenal ?" abii memandang kami bergantian, mungkin abii sedikit heran melihat tingkahku yang jarang sekali ku lakukan__menatap seorang lelaki dengan begitu intens

"dia pernah menolongku bii" pun juga aku menjawab dengan seadanya tapi andai mereka tahu yang sebenarnya dia adalah zambrud biruku dan Maha Besar Allah sudah mempertemukan kami lagi

Ummii menatap Adam setelah itu melirikku dengan semirik senyum khasnya membuat jantungku semakin meloncat tak karuan, aliran nadipun berpacu semakin cepat menyisakan keringat dingin dibalik telapak tanganku. Ummii mendekat lalu berbisik diakah ali_mu ?. Mungkin dia merasakan kegugupanku hingga menyadari kerisauan dalam diriku. Haya anggukan kecil sebagai jawaban atas pertanyaan ummii

"maaf, apa benar saya pernah menolongmu ?" subhanallah dia sedang menatapku dengan manik biru yang menyelimuti wajahnya

"iya, kamu pernah menolongku beberapa waktu yang lalu di depan sebuah gereja" semudah itukah dia lupa, bukankah kejadiannya baru-baru ini

"Antonius bagaimana kabar Johannes ? dia sudah lama tidak menghubungiku" tiba-tiba saja wajah senyum yang terpampang di wajah pendeta lenyap seketika tergantikan wajah muramnya, dan mungkin hanya aku saja yang merasakan adrenalin sekitar menjadi dingin

"dia meninggal setelah kepergian Claudia" suaranya begitu lirih dan terdengar sangat menyedihkan

"Johannes meninggal ? kenapa aku baru tau ? kenapa kau tidak pernah memberitahuku ? dan apa yang tadi kau bilang ! Claudia pergi ? jadi selama ini mereka sedang tidak baik-baik saja ?" baru kali ini aku melihat abii begitu kalut, tangannya sudah terkepal keras dengan mata yang memerah sedangkan sang pastor tampak semakin murung

Ummii menenangkan abii dengan menautkan jemari mereka, mencoba memberikan kekuatan untuk meredam api kemarahan pada abii. Ah iya ! terkadang aku merasa iri dengan mereka, di setiap waktu dengan keadaan apapun mereka akan saling menentramkan. Abii menatap ummii dan mereka saling bertukar isyarat lewat mata.

Adam, aku tidak tau apa yang sedang terjadi padanya. Dia tampak menahan amarah sama seperti apa yang baru saja abii lakukan. Rahangnya mengeras dengan tangan terkepal di atas meja. Zamrud biru seteduh palung laut seolah tergeser dengan api yang menyala pada matanya. Mungkin dia menyadari aku sedang menatapnya hingga dia memalingkan wajah ke arah lain dengan ekpresi wajah yang tidak berubah.

Aku mencoba mencerna apa yang terjadi tapi nihil aku tidak menemukan jawaban dengan pikiran buntu. Apa karena topik yang di bicarakan abii dengan sang pastor ? Lalu apakah Adam ada hubungannya dengan hal itu ? Sepertinya aku mulai tertarik untuk mengetahui apa penyebab kekalutan abii dan kemarahan Ali-ku.

"Antonius jelaskan padaku apa yang terjadi antara Johannes dengan Claudia" kenignku mengerut mendengar isakan ummii, siapa yang sedang mereka bicarakan hingga membuat suasana bahagia ini menjadi runyam

"Claudia kabur bersama lelaki lain"

"apa !" ummii berteriak dan suaranya melantang mendengar pernyataan pastor Antonius

"setelah kejadian itu Johannes mulai sakit-sakitan dan meninggal" hiruk pikuk semakin melanda ruangan yang sedang kami tempati, mencekam tiada ampun hingga suara tangis terdengar

"dimana Claudia sekarang ? bagaimana dengan putranya ?" ummii menangis dipelukan abii dengan bahu yang bergetar

"CUKUP !" semua mata mendang Adam dengan tatapan penuh tanya kecuali paman Antonius yang sudah merangkul bahu Adam yang bergetar hebat dengan wajah bengisnya

"jangan bahas mereka lagi ! dan jangan pernah menyebut wanita sialan itu di depanku !" siapa Claudia hingga membuat Adam berkata kasar seperti itu ? apa boleh buat aku hanya bisa diam melihat mereka yang sedang mengobarkan api kemarahan

"Adam jaga ucapanmu ! Claudia adalah ibumu !" jesus,beri kami kekuatan, aku bisa mendengar nada frustasi dari pastor yang tak begitu jauh tempatnya dariku

"tidak ! dia bukan ibuku ! dia pelacur yang berlari dengan lelaki lain" Plaakk .. tamparan itu begitu keras hingga aku beringsut dari tempat duduk

"hentikan ! apa yang kalian lakukan ? kenapa kau menyebut Claudia sebagai ibunya" abii melerai pertengkaran mereka dan memilih mempertanyakan apa hubungan Adam dengan konflik yang terjadi

"Adam adalah putra dari Johannes dan Claudia"

Hening ...

Sunyi ...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang