"YAAA JIMIN TERUSS !! SEMANGAT !!"
aku berteriak menyemangatinya.
Dia park jimin, kakak kelas ku. Kita berbeda dua tahun. Saat ini dia sedang tanding basket dengan sekolah sebelah. Tentu saja aku datang menontonnya.Bagaimana aku kenal dengannya?
Dulu dia mengajakku chat di line, aku tidak menolaknya. Menurut ku, dia orangnya seru,lucu dan juga, asik? Terkadang dia membuat ku tertawa karena lawakannya. Dia juga pernah mengajak ku keluar, hanya mengajak. Tidak membawa ku keluar dari rumah, haha.
Padahal aku berharap kita akan jalan bersama.
Hari berlalu, kita terus chatan sampai sedekat ini, dia meminta ku tidak memanggilnya dengan embel-embel oppa. Jimin tidak menyukainya. Dia sering bermain bersama keenam temannya. Kalau tidak salah ada jeon jungkook, kim taehyung ,min yoongi (dia sangat lucu) , jung hoseok, kim seokjin dan kim namjoon. Aku sering melihat mereka bersama, terlebih saat di kantin. Tampaknya mereka berbeda kelas. Jimin, jungkook,taehyung ada di kelas A. Sedangkan sisanya ada di kelas B.
Kembali ke lapangan, sisa waktu kuarter dua sudah mulai sedikit. Artinya, mereka akan beristirahat lama sebentar lagi. Aku menyiapkan handuk dan botol yang jimin titipkan padaku saat pertandingan akan dimulai.
Kenapa dia menitipkannya ?
Entahlah, biarkan saja. Aku tidak ingin memikirkannya lebih lanjut.TEEET !!
PRIT PRIT PRIIIIT..Jimin menghampiriku. "Haah.... hah... dimana handuk ku? Dan minum?"
"Ini. Terlihat sangat kelelahan.. ckck haruskah ku menggantikan mu, 'oppa' ?" Aku tersenyum jahil.
"Heish, harusnya kau membantuku mengelapi keringatku seperti kekasih pada biasanya. Panas nih." Jimin mengkipas-kipas wajahnya.
Aku sedikit melebarkan mataku. Kekasih?
"Eyy bercanda mu tidak lucu. Aku kan sudah menjaga barang-barang mu 'seperti kekasih pada biasanya' "Jimin mengeluarkan kipas dari tasnya. Entah kenapa dia menyimpan kipas dalam tasnya. "Nih, kipaskan aku sekarang. Sebelum pelatih memanggil ku" jimin menyerahkan kipasnya.
Aku melirik kipas itu. "Tidak ada penolakan sayang." Ujar jimin lagi.
"Ya ya ya, akan ku kipaskan. Sekarang diam dan beristirahatlah. Dan juga, tidak usah pakai sayang segala." Aku merebut kipasnya, lalu mengipasinya.
"Kau yang cemberut itu lucu, aku suka." Aku melihatnya. Jimin sedang tersenyum lebar.
"Ku bilang diam. Jangan buang-buang tenaga."
"Aku menyukai mu." Gerakan tangan ku berhenti. Melihat jimin lagi. Dia sedang menatapku.. lembut?
Ahhh aku tidak mengerti yang seperti ini.
"JIMIN ! KEMARI !" Pelatih memanggil jimin. Dia langsung berlari kesana. Meninggalkan ku yang masih berpikir keras.
Pertandingan terus berlanjut sampai bunyi pluit terakhir. Yang menandakan pertandingan telah berakhir. Tentu sekolah ku yang menang, dengan perbedaan score yang cukup jauh 68-96. Aku masih ditempat tadi, menunggu jimin datang.
"Ayo kita pulang." Jimin datang. Mengambil semua barang-barangnya. Kita berjalan keluar dari lapangan.
Ah, aku jadi ingat yang tadi.
"Jimin, maksudmu apa tadi? Menyukai ku?" Ku tanyakan pertanyaan yang terus ada di kepalaku.
"Hm, ya. Aku menyukai mu. Sejak lama. Sebelum kau kenal denganku." Jimin memberhentikan langkahnya, lalu menghadap padaku.
"Iya?" Aku kurang mempercayai ini.
"Aku tau saat kau masih duduk di bangku paling belakang, di samping jendela. Saat kau mencari-cari perpustakaan. Saat kau masih sangat-sangat baru di sekolah ini. Aku tau itu." Jimin maju selangkah.
"Ahh, iya?" Aku mundur selangkah.
"Apa kau akan terus menjawab iya? Kalau begitu aku akan bertanya dan kau harus menjawab iya atau ya." Jimin kembali ke tempat awalnya.
"Ya ya ya" aku lega.
"I love you, be mine babe."
"Yak jim, kau kenapa? Kenapa ucapanmu seperti itu, hahaha" aku tertawa dengan tidak benar, sedangkan jimin menatapku serius. Apa yang harus ku lakukan?
"iya atau ya ?" Jemari jimin mengarah ke jemari ku. Lalu menggenggam nya. Erat.
Bayangan-bayangan dari aku pertama kali melihatnya. Saat pertama kali dia mengechat ku dahulu. Saat pertama kali dia berbicara denganku. Saat dia menatap ku. Saat dia tersenyum padaku. Saat dia tertawa karna ku.
Apa aku menyukainya?
Dia, park jimin, kakak kelas ku yang sering ku pikirkan. Yang sering ku imajinasikan. Oh tidak, yang satu itu jangan beritahu siapapun !
"Halo?" Ah, aku sampai melupakan orangnya. Yang sedang.. menunggu jawaban ku.
"But, jim..." aku balas menggenggam jemarinya.
"Yes?"
"A-aku..."
"Tak apa, aku akan menunggu. Maaf jika kau terbebani. Pikirkan saja lain waktu. Ayo kita jalan lagi." Genggaman jimin mengendur, lalu.. terlepas.
Jimin kembali jalan, tidak seperti tadi. Dia berada di depanku. Ini terasa.. janggal.
"Jim.."
"Ya?" Dia membalikkan badannya. Tersenyum.
Senyumnya terlihat beda.
"Akan kujawab sekarang. Dan jawaban ku, iya" aku mencoba tersenyum.
Jimin menghampiriku dengan cepat, memeluk ku.
"Iya? Terima kasih.""hm, sama-sama. Dan juga, i love you." Aku balas memeluknya.
"I love you too."
Ini hari terindah ku.
~FIN~
yakk dibuat dalam semalam dengan tak ada tidur. Jam 2am ni😂🙏THANKS FOR READING🙆
Jan lupa
~vote and comment~
KAMU SEDANG MEMBACA
lil imagine//bts
FanfictionSedikit imajinasi dari seorang 'Aku' Kth✔ Jjk✔ Pjm✔ Myg✔