Memory

110 4 0
                                    

Kala itu terasa berat untuk dilakukan dan berjalan tak lama, baru kemudian aku kembali pada jalan yang sama, sungguh betapa munafiknya diri ini
Berjalan beberapa bulan sampai ada titik dimana aku tersadar apa yang kubuat kembali ke jalan yang salah
sungguh ingin kuperbaiki
betapa sering kucoba memperbaiki tapi tak berbuah baik.
Aku tau bagaimana akhirnya jika ini berlanjut!
Benar..!
Takkan berlangsung lama.
Bagaimana jika aku mulai membangun hal untuk nantinya tapi sesuatu terjadi sebelum semuanya tertata rapi?
Yaa.. !
Ada kerikil yang menghalangi
Bukan seberapa besar kerikil itu!
Tapi seberapa tajam kerikil itu hingga menyandung hati.
Bukan seberapa besar kasih yang diberi!
Tapi seberapa sakit hati yang menepi.
Tersandung keegoisan yang tak bertepi.
Luka yang dia beri.
Yang bertahta membelakangi diri ini.
Sehingga aku menepi dari sakitnya luka ini, dan meratapi pedih yang belum berujung ini.
Mencoba menghibur diri dengan melihat teman-temanku tertawa hahaha hihihi bersama masing-masing pasangan hati.

Luka Yang TertataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang