"Tiga minggu, Sakura-chan....TIGA MINGGU, TTEBAYO !!"
Pemuda berambut pirang dengan tanda unik di wajahnya itu mendengus kesal. Tangannya terlipat di depan dada sambil menatap kearah wanita dihadapannya."Baiklah Uzumaki Naruto. Aku SANGAT INGAT berapa lama waktu yang kuhabiskan di rumah sakit sebagai pasien. Kau tidak perlu mengingatkanku setiap lima belas menit sekali. Dan asal kau tahu saja, ini sudah yang ke dua puluh tujuh kali kau membahas hal ini.", tukas perempuan dengan lengan yang masih terbalut perban itu sambil memasang ekspresi wajah kesal.
"Eh ? Kau ini keras kepala. Aku tetap tak setuju walaupun kau tetap bersikeras untuk mulai kembali berkerja di rumah sakit ataupun membantu si hidung belan....., umm maksudku Kakashi-sensei, ttebayo !"
"Lalu apa yang harus aku lakukan ? Berhentilah bersikap seperti aku baru sadar dari koma panjang, Baka Naruto."
"SA.KU.RA...CHAN...........KAU KOMA SELAMA DUA MINGGU, TTEBAYOOOOOOOOO!!!", nada pemuda itu dipenuhi rasa khawatir, kesal, dan gemas.
"Oh...ya.", jawab gadis itu sambil meletakkan jari didahinya. "Bagaimana aku bisa lupa?"
"Sakura-chan. Kau bahkan tidak ingat hal gawat seperti itu, ttebayo ! Dan kau masih bersikeras ingin berkerja?, kata kata pemuda itu diakhiri dengan helaan nafas yang cukup memberitahu gadis didepannya ini bahwa ia tetap menentang keputusannya untuk kembali berkerja.
"Un.", jawab perempuan itu singkat.
"Sakura.", panggil sebuah suara lain.
"Tidak ada misi untukmu untuk tiga pekan kedepan dan satu satunya misi yang harus kau selesaikan saat ini adalah beristirahat dirumah.""Kakashi-sensei.....", ujar gadis itu dengan nada kecewa.
"Tidak ada tapi Sakura-chan, kalau kau menerima misi dan sesuatu terjadi padamu. Dan anggaplah kemungkinan terburuknya adalah kau tewas dalam misi itu........", pemuda itu berhenti sejenak. Mata berwarna birunya memandang kedalam sepasang mata berwarna viridian milik gadis itu.
"Aku pastikan bahwa aku akan menghidupkanmu kembali hanya untuk membunuhmu sekali lagi karena kau sudah cukup bodoh untuk menyakiti dirimu sendiri.", ungkap pemuda dengan marga Uzumaki itu.
"Baiklah...baiklah, calon Hokage. Akan kuanggap hal ini semagai misi khusus dari Sang Rokudaime.", ucap gadis itu sambil mengedipkan sebelah matanya kearah kedua pria itu.
Nafas lega lembali dirasakan Naruto dan Kakashi setelah mereka akhirnya berhasil meyakinkan gadis keras kepala ini untuk menunggu sampai seluruh lukanya benar benar pulih. Seorang ninja medis memang akan sembuh lebih cepat. Namun, dengan seluruh luka luka yang ia dapatkan itu, 3 minggu tidaklah cukup.
"Baiklah, kalian boleh pergi sekarang. Perwakilan dari Sunagakure sudah menungguku.", kata pria dengan masker yang selalu menjadi ciri khas nya. Tak seorangpun yang tahu bagaimana wajah asli dari pemilik nama Hatake Kakashi itu. Bahkan, Naruto hampir meminta Hinata untuk menggunakan byakugan nya hanya demi melihat wajah asli sensei nya tersebut.
Saat kedua shinobi itu berjalan keluar pintu ruangan, suara itu memanggil mereka lagi.
"Oi, Sakura."
"Ya, Kakashi sensei ?"
"Cepat pulih dan jangan paksakan dirimu. Lagipula, kau sedang berbahagia kan?"
Ucapan sensei nya itu tak dapat dibalas oleh Sakura, pipi gadis itu memerah dan panas."Dan....Naruto."
"Berhentilah memanggilku dengan sebutan Hidung Belang. Atau kau akan kembali merasakan jurus andalanku.", ujar pria itu sambil menyandarkan diri di kursinya.
"Ju...jurus ?", ucap Naruto dengan nada takut. Senseinya ini memang memiliki beberapa jurus pembunuh.
"Jurus apa yang kau bicarakan, Kakashi sensei ?", tanya si gadis dengan rambut merah muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Beginning (Sequel to Unfinished Tale)
FanfictionI was the war...she was the peace. I was the disaster...she was the beauty I was the sorrow...she was the happiness She was my salvation I was her destruction