2 bulan kemudian
Ichiraku Ramen tak terlalu ramai malam itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Suara obrolan serta tawa kecil memenuhi kedai ramen yang memang sudah berdiri selama bertahun tahun. Aroma dari ramen yang tersaji di meja makan dapat tercium bahkan dari luar kedai. Kesebelas shinobi Konohagakure terlihat sedang menikmati malam mereka di kedai itu. Akamaru terlihat tertidur didekat kaki seorang pemuda yang diketahui bernama Kiba. Naruto, Sasuke, Lee, Shino, Choji, dan Shikamaru duduk saling bersebelahan di meja makan disebelah luar kedai. Sedagkan para kunoichi yakni Hinata, Sakura, Tenten, dan Ino tampak asyik bercakap cakap di meja sebelah dalam.
"Hmmm, Sakura. Bagaimana dengan misi pertamamu setelah keluar dari rumah sakit?", tanya Ino sambil menghirup sedikit kuah dari Tonkatsu ramen yang dipesannya.
"Menyenangkan, dan pada akhirnya tubuh kaku ini bisa digerakkan setelah sekian lama aku berdiam dirumah.", jawab Sakura sambil menunggu Miso Ramen pesanannya datang.
"Sakura-san, kau yakin kau tidak apa apa? Umm...maksudku...ummm, seluruh luka luka ditubuhmu sudah sembuh?, tambah gadis dengan rambut berwarna indigo yang duduk disamping kiri Sakura.
"Begitulah Hinata, kemampuan medis yang diajarkan oleh Godaime takkan terbuang sia sia bukan?", jawabnya sambil tertawa kecil.
"Tapi aku bersyukur, kau bisa selamat dari kecelakaan itu, maksudku, kau perlu suatu keajaiban untuk tetap bertahan hidup dalam situasi seperti itu.", ujar Tenten sambil melihat kearah Sakura dengan tatapan lega.
"Tenten, kemungkinan besar Sakura tak ingin mati sebelum merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang kekasih, bukan begitu Sakura?", ujar Ino jahil
"Eh? Baiklah Ino, akan kubiarkan apapun kata katamu kali ini, lagipula, tidak baik membalas kata kata aneh yang keluar dari gadis sepertimu. Maksudku, wajar saja kalau kata katamu itu terdengar aneh dan tak masuk akal, semua orang yang sedang jatuh cinta pasti akan melakukan itu, ya kan? Yamanaka Ino?", jawab Sakura sambil melirik kearah sahabatnya yang saat ini sudah salah tingkah dengan pipi yang merona merah.
"Hahaha, Ino, jaga kata katamu, kami semua sudah mengetahui bahwa sesuatu terjadi antara kau dan Sai.", sahut Tenten yang diikuti dengan gelak tawa dari Sakura.
"Huh? Jangan bicara kepadaku seolah olah aku tidak tahu kalau kau dan Lee diam diam semakin dekat akhir akhir ini!!", jawab Ino dengan suara yang semoga saja tak terdengar oleh para pria diluar kedai.
"Umm...seharusnya...seharusnya kita tidak membicarakan ini.", timpal Hinata sambil tersenyum tipis.
"Oh, ya Hinata. Bagaimana hubunganmu dengan anak aneh itu. Umm, maksudku Uzumaki Naruto?"
"Eh? Umm......aku...maksudku kami hanya teman dekat...ummm....Naruto-kun dan aku....hmm...tidak, kami hanya ummm...", ucap Hinata gugup. Wajahnya sudah berwarna merah padam dan untunglah ia tidak pingsan seperti biasa.
Sakura hanya bisa tertawa melihat tingkah laku teman-temannya. Ia turut bahagia mendengar cerita mereka masing masing.
"Jadi, Sakura. Bagaimana denganmu?", bisik Ino seraya memperhatikan Tenten yang sedang menepuk bahu Hinata, memastikan agar gadis itu tidak jatuh pingsan seperti biasanya.
"Aku? Apa maksudmu?", tanya Sakura heran.
"Ayolah, kau tahu apa yang kumaksud. Bagaimana hubunganmu dengan Sasuke-kun?", bisik Ino lagi.
"Oh. Seperti yang kau lihat. Kami baik baik saja.", jawab gadis bermata viridian itu santai.
"Apakah Sasuke sudah menyatakan perasaannya?", tanya Ino penasaran.
"Uumm.....menyatakan perasaan?"
"Yooossshhh, sudah lama kelas kita tidak berkumpul bersama seperti ini, ttebayoo!!", seru pemuda berambut pirang sambil meletakkan kedua tangannya dibelakang kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Beginning (Sequel to Unfinished Tale)
FanfictionI was the war...she was the peace. I was the disaster...she was the beauty I was the sorrow...she was the happiness She was my salvation I was her destruction