Prolog

8.6K 113 5
                                    

"Nabila, sini sayang, mamah mau ngomong sama kamu." Mamah keliatan serius, bikin jantung berdebar.

"Kenapa mah?" Menurut saja, aku duduk di samping mamah.

"Umur kamu kan udah 20 jalan 21 nih, mamah pengen kamu ada yang ngedampingin. Selama ini mamah liat kamu kok terlalu serius sekolah, apa kamu ga tertarik sama cowo?"

Kok gak tertarik cowo sih......

Aku menghela napas panjang.

"Tertarik lah, mah. Tapi Bila belum dapet yang pas aja." Balasku berusaha tenang.

Mamah mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kamu nikah sama anak mamah aja gimana? Mau, ya?"

Aku menatap mamah dalam (Mamah yakin mau ngerelain anaknya buat cewe sableng kaya aku?)

"Mamah yakin?"

Mamah tertawa kecil.

"Loh justru itu yang mamah pengen tau, kamu mau nggak? Mamah sih yakin yakin aja."

Kutatap langit-langit kamar ini, berpikir sejenak sebelum kemudian mengangguk.

"Entar mamah kasih tau kamu tanggalnya ya, kamu persiapkan diri ya, sayang. Mamah pulang dulu." Mamah mencium keningku lembut kemudian berlalu menuju pintu depan. Dengan sopan aku mengikutinya dan melepas kepergiannya dengan lambaian tangan.

○●○●

Bodohnya aku lupa nanya siapa anaknya Mamah.

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang