SATU

5.3K 91 10
                                    

"Eh, Bo. Gue dijodohin coba." Ucapku santai pada dua sahabatku, Adin dan Lily.

"Sumpah lo?! Dijodohin sama siapa?" Lily memasang tampang super penasarannya.

"Sama anaknya Mamah. Keknya bentar lagi gue bakal ninggalin lo jomblo berdua deh."

"Sialan, be-te-we, anaknya mamah cakep ga?" Adin ikutan kepo.

"Gatau, ketemu aja gapernah."

"Siapa namanya?"

"Gatau juga gue."

"Gimana sih lo? Calon sendiri aja ga ngerti." Aku kemudian sadar dengan pilihanku.

"Sumpah gue lupa nanya sama Mamah anaknya yang mana. Boro-boro kambing jablay kaya mantan lo kan repot, Ly." Aku menatap Lily setengah menggoda (Setengahnya lagi tatapan orang mikirin nasib)

Lily menjitak keras puncak kepalaku. Aku hanya ber-aduh ria.

"Cepetan gih lo tanya Mamah anaknya yang mana, gimana kalo beneran ga baik? Menderita seumur hidup tau rasa lo." Lily menakut-nakuti.

"Ngedoain gue macem-macem nih? Temen?" Balasku.

"Emang selama ini gue pernah ngaku temen lo?" Lily menyeruput caramel macchiatonya santai.

Balas kujitak keras kepala Lily. Tak lama kemudian, sebuah panggilan masuk ke ponselku. Mamah.

"Halo, Mah? Ada apa?"

"Sayang, mamah cuma mau ngasih tau, kamu siap-siap ya, besok Mamah jemput terus kita ijab kabul di KUA."

Seketika green tea frappe yang baru kumasukkan ke dalam tenggorokanku kembali ke mulut. Uhuk uhuk.

"Loh, mah, mendadak banget?"

"Iya, ini permintaan terakhir Papah, Papah pengen liat anaknya nikah sebelum Papah meninggal." Suara Mamah terdengar bergetar.

Aku terdiam sejenak.

"Kamu mau ya, sayang? Mamah mohon...."

"I...iya mau kok, mah."

Mamah menghembuskan napas lega.

"Makasih ya, sayang. Siap-siap buat besok, ok?"

"Oke, mah."

Sambungan diputus.

"Ada apa, Mes?"

"Gue nikah besok....."

"Anjir seriusan lo?!" Aku mengangguk lemah.

"Kita pulang sekarang, calon penganten kudu di treatment dulu. Cus yuk, Ly." Adin menarik lengan Lily, kemudian mereka berdua membawaku ke mobil.

○●○●

Aku kasih tahu, aku gak tahu apa-apa tentang keluarga Mamah. Aku cuma tahu Mamah ngebiayain hidupku dari kelas 2 SD sampai sekarang.

Oh ya, kenalin. Namaku Nabila Mahesta Putri. Biasa dipanggil Nabila, tapi teman sekampus memanggilku Gomes karena wajahku dibilang mirip Selgom.

Aku yatim piatu sejak kelas 2 SD, aku hidup di panti asuhan sejak ayah ibuku meninggal dalam kecelakaan kereta. Mamah menemukanku di panti dan memutuskan untuk mengadopsiku.

Walaupun membiayai hidupku, aku sekalipun tidak pernah tahu bagaimana keluarga Mamah, suaminya siapa aja aku gak tahu.

Aku bisa dibilang cukup berprestasi di kampus. Lulus dari fakultas kedokteran dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK tidak pernah dibawah sempurna. Adin dan Lily adalah temanku saat kuliah, namun mereka belum lulus.

Udah ah, cukup sekian pamernya.

○●○●

Siang itu, Adin dan Lily mentreatmentku habis-habisan. Luluran saja sepertinya udah 10 kali lebih mereka lakukan. Aku hanya pasrah.

Mamah kembali menelepon. Memberitahuku untuk datang ke butik temannya jam 2 siang. Adin dan Lily langsung menawarkan diri untuk mengantarku.

Tepat pukul 2, kami menuju butik yang tak seberapa jauh dari rumahku. Disana, aku diminta fitting beberapa kebaya yang sepertinya sebelumnya sudah mamah pilihkan. Akhirnya setelah lama berdiskusi dengan 2 tante rempong yang menemaniku, pilihanku jatuh pada sebuah kebaya sederhana berwarna hitam merah.

○●○●

"Lo udah siapin pakaian lo buat besok malem belom?" Lily bertanya santai setibanya kembali di rumah.

"Ngapain? Gue ada ba...." Aku baru sadar dengan pertanyaan Lily. Kulemparkan boneka bebek besar kesayanganku dengan full power ke arah gadis jangkung itu.

"Sialan lo, Ly. Untung gue banyak pikiran, kalo engga paling juga lo udah masuk kuburan." Lily hanya meringis.

"Kaya lo tega aja."

"Dah lo istirahat aja, Mes, biar kita yang urus sisanya." Adin angkat bicara.

"Sisanya?"

"You-know-what-i-mean lah, lingeries, parfumes, and arometherapies?"

"ADIN!" Gadis itu hanya tertawa cekikikan bersama Lily.

"Kudu gue bacok nih lo berdua." Aku menjitak keduanya bersamaan. Mereka hanya meringis, namun tawa mereka tak berhenti.

Tbc

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang