Nah lho ketauan kan? Moga aje sih Putri minta cerai sama Ali biar Ali buat Prilly aja. Bagian dari mana coba tuh sih Putri tau rumahnya Prilly, aneh banget? Tapi tak apalah, karna aku suka cerita ini.
Pertanyaan kamu akan dijawab di chapter ini. Mohon maaf klo feelnya kurang dapaaat😉 jangan lupaa vomentnya ya❤
***
Author Pov
Putri membuka pintu utama rumah milik Prilly bersama Ali.
Kaki milik suara barito itu masuk pertama dengan kaki kanannya dan di ikuti dengan kaki kirinya.
Prilly kaget. "Ka Farhan," gumam Prilly pelan, ia masih tak percaya. Itu Farhan, kakak pertama Prilly.
Prilly menoleh Resi begitupun dengan Resi. Mata mereka bertemu, seolah berkata: Kenapa Farhan ada disini?
Tatapan itu tak berlangsung lama. Prilly langsung memutar kedua matanya seperti semula, melirik Farhan dan juga Putri.
"Lo kaget kenapa ada Kakak lo disini? Iya, lo kaget?!" bentak Putri pada Prilly sambil mengusap airmata-nya kasar.
"PUTRI BISAKAN NGOMONG GAK USAH PAKE NADA TINGGI SEPERTI ITU!!!" bentak Resi pada Putri, Resi tak terima Putri membentak Prilly seperti itu.
"Kenapa, Ma? Kenapa? Karena Prilly sedang mengandung anak dari Ali? Iyaaa?!"
"KAMU TUH YA SEP---,"
"Ma, udah ya Ma. gak usah marah lagi sama Putri. Nanti Mama bisa sakit, Ma," ujar Prilly menengahi. "Ka Farhan ngapain disini? Mama sama Papa mana, Ka? Ka yusuf? Ka Fifa?" tanya Prilly parau pada Farhan.
Farhan berjalan mendekati Prilly. "Kakak udah gak kuat Prill liat kamu terus-menerus nangis cuma gara-gara suami kamu, Ali," ucap Farhan tegas.
"Jadi, Putri tau semua ini dari...," ucap Prilly menggantung. "Kakak," lanjutnya sambil menatap Farhan yang saat ini tidak jauh dari hadapan Prilly dan Resi.
"IYA GUE TAU SEMUA KEBUSUKKAN INI DARI KAKAK LO, FARHAN. COBA KALAU DIA GAK BILANG, MUNGKIN SEMUA KEBUSUKKAN LO AKAN TERUS MEMBUSUK SAMPE BENER-BENER---,"
"Putri stop! Sekali lagi lo bentak adik gue kayak tadi! Lo bakal tau apa akibatnya," ancam Farhan. "Gue cuma mau lo tau semua kebeneran ini dan menunjukkan rumah Prilly bukan untuk membentak adik gue, ngerti?!"
"Gue masih gak ridho bahkan gak ikhlas kalau cinta gue dibagi, Han. Apa gue salah?!"
"Lo gak salah! Prilly juga gak salah! Dia juga korban dari pernikahan poligami ini jadi stop untuk menyalahkan adik gue."
"Seandainya adik lo gak mau menikah dengan Ali pasti gak ada pernikahan poligami ini. Adik lo itu perempuan gak---,"
PRAKK. "CUKUP PUT CUKUP!!!" Farhan menapar pipi kanan Putri, emosi farhan udah tak tertahan lagi hingga membuat Farhan kehilangan kendali. "PRILLY GAK SALAH! ADIK GUE GAK SALAH! PRILLY HANYA KORBAN!"
"Udah, udah cukup! Ka Farhan, Putri kalian jangan berdebat lagi," ucap Prilly memohon. "Kakak ngapain kesini?" tanya Prilly dengan suara serek khas abis menangis.
"Kakak ingin membebaskan kamu dari pernikahan ini," ujar Farhan, membuat mata Resi dan Prilly terbelalak.
"Ma...maksud kamu apa, Han?" tanya Resi penuh dengan hati-hati.
"Ma...maksud Kakak apa, Ka?" tanya Prilly.
"Sebelumnya aku dan sekeluarga minta maaf sama tante. Kita udah mutusin untuk membebaskan Prilly dari Ali. Seandainya Ali tidak berbuat kasar sama Prilly waktu itu. Mungkin aku bisa nerima kenyataan bahwa Prilly, adikku menjadi istri dari suami orang lain."
"Apa yang dikatakan Kakak-mu itu bener Prill? Memang Ali pernah berbuat kasar sama kamu?" tanya Resi.
Prilly hanya diam seribu kata. Apa yang harus ia katakan saat ini, ia tak mau membuat Resi menangis gara-gara dirinya.
"Jawab Prill please Mama mohon!" seru Resi sambil menarik dagu Prilly agar menatap matanya.
Prilly mengangguk pelan. Resi langsung melepaskan tangannya dari dagu Prilly dan langsung membalikkan badannya, membelakangi tubuh Prilly. air mata yang sejak tadi ia tahan, pecah begitu saja.
"Mama, Ma jangan nangis. Pada saat itu Ali lagi gak bisa mengontrol dirinya makanya dia---."
"Stop Prill stop! Kamu gak usah bela Ali lagi! Stop! Udah cukup Prill!" bentak Farhan dengan nada tinggi, membuat semua orang bergedik ngeri.
"Tante sebelumnya Farhan berterima kasih karena tante menjaga dan melindungi Prilly disaat Ali pergi. Tapi hari ini Farhan akan mengajak Prilly pulang bersama Farhan," ucap Farhan sambil menarik tangan Prilly.
"Prilly!" teriak Resi sambil mencegah aksi Farhan yang akan membawa Prilly pergi tapi hal itu hanya sia-sia karna Putri menahan Resi agar tidak mencegah Prilly.
Prilly berusaha melepaskan tangan Farhan dari tangannya tapi Farhan malah makin erat menarik tangan Prilly.
"Ka Farhan lepasin aku please!" teriak Prilly dengan suara parau-nya.
Farhan langsung menghentikan aksinya. Farhan menoleh Prilly dengan tatapan yang sangat tajam.
"Please ka aku mohon! Aku datang di keluarga ini dengan baik-baik, aku pergi juga harus dengan cara baik-baik!" ujar Prilly.
"Maksud kamu?" tanya Farhan.
"Kita tunggu Ali pulang! Biarkan dia memilih!" ucap Prilly, Ia tau kalimat ini adalah kalimat paling terkonyol yang pernah ia ucapkan selama hidupnya. Bahkan ia tau apa jawaban Ali nanti disaat harus memilih antara dirinya dan Putri.
"Haha... gila adek lo, Han. Haha bener-bener gak tau malu banget!" seru Putri sambil ketawa-jahat-.
Farhan baru saja ingin berjalan mendekati Putri tapi Prilly mencegah. Prilly tidak ingin ada keributan lagi karna baginya ini udah cukup.
Farhan menatap Prilly dengan tatapan-kenapa-mencegah-gue?
"Udah cukup ka, Prilly mohon," ucap Prilly.
----------------------------
Nah lho yang datang Farhan guys bukan Ali! Tebakan kalian salaah! Hehe... ternyata Farhan akan membawa Prilly pergi dari hidup Ali tapi Prilly mencoba meyakin-kan Farhan agar menunggu Ali dan memintanya untuk memilih. Putri or Prilly? semua jawaban dan keputusan itu ada ditangan Ali. Mereka menunggu Ali pulang kerja.
A/N: Nihh gue post chapternya gak terlalu lamaaaa, kan😀 sorry gak panjang. Yang di otak cuma ada itu aja. Hargain imajinasi & kreatif seseorang di wattpad dgn cara voment. Kalau kalian jadi PG (pembaca gelap) kalian dosa lho! Ini Bulan Ramadhan, Bulan penuh berkah!
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.
See u for next chapter❤
Bekasi, 24 Juni 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KEDUA
Fanfiction[TAHAP REVISI] "Jangan memintaku untuk terus bertahan jika pada akhirnya kau tak mampu untuk berbuat adil." -Anastasya Prilly Zulaikha. "Aku janji, aku janji akan berbuat adil. Aku mohon bersabar. Bertahan demi anak kita." -Mochtar Ali Syarief.