Chapter 4

588 48 8
                                    

Seoul, 2015

Author pov -

"Tinggalkan Sehun. Dia tidak pantas untukmu. Aku mohon padamu. Aku akan memberikan sebanyak apapun yang kuminta. Tapi... kau harus meninggalkannya" seseorang pria paruh baya, berbicara dengan pelan kepada Hayoung. Lelaki itu adalah ayah dari Sehun, Tuan Oh.

"Tapi... aku mencintainya" Hayoung berlutut sambil menangis

"Cinta?! Bagaimana bisa kau bilang kalau kau mencintainya jika kau menghancurkan masa depannya?!" Tuan Oh marah dan melempar keramik yang ada dimejanya ke arah tembok. "Pergilah, aku akan mengirimkan uang untukmu dan JANGAN PERNAH MENEMUI SEHUN LAGI. Camkan ini !" Ia berkata sambil memberikan penekanan kepada Hayoung

"Tapi...." Hayoung berusaha menahan tangisnya

"Tidak ada tapi-tapi an. Jika kulihat kau masih bersamanya akan kuhancurkan hidupmu"

Hayoung berjalan keluar dari ruangan Tuan Oh sambil menangis. Bagaimana tidak? Pria yang Hayoung cintai, mempunyai hidup yang sangat berbeda darinya. Mereka bagaikan langit dan bumi. Sangat Jauh.

Hayoung juga sering menerima cibiran dari banyak orang. Ada yang bilang bahwa Hayoung hanya memanfaatkan Sehun, ada juga yang bilang Hayoung adalah perempuan murahan, tidak tau diri, dll.

Hayoung menangis sendirian di dalam kamarnya. Hanya Sehun yang ia punya, kedua orang tuanya sudah meninggal seminggu setelah ia pertama kali bertemu Sehun. Sejak saat itu hanya Sehun yang selalu menemaninya, membuat ia tersenyum dan bahagia.

Impiannya untuk bersama Sehun sirna. Ucapan ayah Sehun membuat Hayoung merasa terpukul. Perlahan Hayoung mulai menjauhi Sehun tanpa memberitahukan alasannya.

Pagi hari, saat Hayoung membuka pintu ia terkejut dengan sesosok pria yang menghalanginya. Pria itu adalah Sehun

Hayoung pov -

Sehun.... kupandangi wajahnya..

"Pagi..." suara beratnya yang kunantikan dengan senyuman yang selalu membuatku senang.
Namun...hatiku sakit, karena aku mengingat ucapan ayahnya. Aku pun hanya bisa menghindar. Aku segera menutup pintu rumahku, tapi Sehun langsung memegang lenganku.

"Kumohon jangan menghindar lagi.. kumohon" Sehun menarikku dalam pelukannya dan mengelus rambutku dengan lembut.

Aku juga tidak ingin menghindar lagi Sehun... tapi, ini terlalu sakit. Aku tidak bisa menghadapinya lagi.

Aku meronta ingin dilepaskan. Walaupun tenaga Sehun lebih kuat daripadaku, ia akhirnya melepaskanku tapi masih memegang tanganku

"Kumohon jangan bertemu denganku lagi" aku tak berani menatap matanya

"Hentikan! Kenapa kau bersikap seperti ini? Aku sangat mencintai dan menyayangimu" ia meletakkan tangannya dikedua pipi ku, membuat mataku dan matanya bertemu. "Hayoung, menikahlah denganku" kata-kata itu keluar dari mulutnya. Kata-katanya membuat hatiku bergetar dan aku tidak tau harus berkata apa. Mata ku berbinar airmata, tapi aku harus menahannya. Aku tau dia mencintaiku dan selalu bersungguh-sungguh. Perasaan ini begitu rumit.

"Aku tak bisa. Tolong lepaskan aku Sehun" aku berharap airmataku tidak jatuh

"Sebenarnya ada apa denganmu? Ku mohon jangan bersikap seperti ini tanpa alasan" kata-katanya membuatku tak dapat menahan tangis

"Sehun... lepaskan aku" aku memintanya melepaskanku dengan tenang

"Tidak, sebelum kau jelaskan semuanya" ia semakin erat memegang kedua tanganku

"Baiklah... tapi beri aku waktu"

"Waktu? Tapi sampai kapan?"

"Sampai aku dapat memutuskannya. Kumohon jika kau mencintaiku ikuti kemauanku dan pulanglah" ia akhirnya melepaskan tanganku dan menganggukan kepalanya. Aku langsung masuk kedalam rumah dan menangis.

In The Same PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang