Thirty Three

20.7K 253 1
                                    

Third day - Deal Amirina.
9:30 a.m.

Harini aku tunggu dia awal dekat lobby. Dah pukul 9:30 tapi bayang dia pun tak nampak. Aku terus memikirkan pasal semalam. Dia kecik hati ke dengan aku? Salah aku ke semua ni? Rasa bersalah membelenggu diri.

Sedang asyik memikirkan Amir, terdengar satu suara memanggil namaku berulang kali. Aku bingkas bangun memerhati keliling lobby dan sungguh mengharapkan Amir. Suara tu semakin dekat dengan aku, aku menoleh ke belakang setelah bahu ku disentuh. Ternyata ia Sally. Aku mengeluh hampa.

" what are u waiting for?"

" no i'm act just em "

" jom Isha I bawa u jalan jalan kat sini " lenganku ditarik Sally . Aku hanya 
menurutinya dari belakang.

Setelah kami tiba di depan sebuah kereta Ferrari merah yang paling latest ni aku tergumam. Maigaddd Sally!

"Omf Sally! This is yours?" Aku menunjuk nunjukkan kereta idaman aku selama ni, wow tak sangka kezen aku dah pakai.

" heheee jom la "

Perjalanan kami yang telah memakan masa 35 minit itu akhirnya tiba di depan satu bangunan besar jugak la macam Hotel Sydney yang aku duduk tu je.

" Isha, ni company I hehehe welcome "

" what's! This is yours!" sekali lagi aku tergumam dengan kemewahan yang dimiliki sepupu aku sendiri "

Dia membalas dengan angukkan kecil. Kami masuk ke dalam company Sally, kelihatan beberapa orang yang menyapanya pagi ni.

" hi Sally wait who's this?" Kelihatan seorang lelaki yang rupa paras dia memang hotz giler ah! Tapi dia tak good looking sangat. Tak macam Ashraf?

" Hai Luke ! This is my kezenz,  Isha. Isha this is my em boyfriend hahaha, Luke " aku memandang ke arah Luke yang dari tadi asyik memerhatikan aku semenjak aku dan Sally tiba.

" Hi Isha " dia menghulurkan tangan untuk berjabat. Aku menyambut dengan penuh rasa gembira.Dia memegang tanganku lama lalu diciumnya. Sally yang dari tadi asyik kami juga tergumam. 

" hi Luke "

" ok Luke we have to go" Sally berkata dengan nada suara tak puas hati sambil melihatnya .         
 
" Sally "

" yes why? "

" u marah ke dengan I?"

" ish manada lah ala I memang dah masak dengan perangai dia tu" Aku menarik senyum kecil kepadanya.Sedang asyik kami berjalan menuju entah ke mana, fonnya berbunyi.

"Yes yes, hem okay I go right now" itu je yang aku dengar.

"Isha, I ada meeting ni. This is urgent. " dia memandangku dengan muka gelisah.

" so where I have to go?"

"Em em okay macam ni u pergi la dekat office I buat apaa apa yang patut, dalam 35 minit macam tu I datang balik okay?"

" em Sally kat ... " ayat aku tergantung melihat Sally laju meninggalkan aku. Ha macam mana ni?! Office dia pun aku tak tahu! Macam mana aku nak cari dalam bangunan besar ni!

Lama jugak la aku melewaq dalam bangunan besar tu semata mata nak cari office dia.Sedang asyik tercari cari bahuku dipegang kuat. Aku menoleh ke belakang ..

" Luke?" Aku melihat Luke yang masih memegang bahu kananku.

" what are u looking for and where is Sally? " dia melihat sekeliling.

" Sally have a meeting while I is looking for her office " Luke memerhatikan kedua dua anak mataku. Tingkat 3 yang agak sepi tu buat aku mula rasa gelisah.

" next time u must ask for help. It's become more easier. " dia terus membebel. Dia menarik tanganku mengikutnya. Tiba kami di depan office Sally aku berkata ..

" thanks Luke yes your right, it's become more easier " tanganku memulas tombol office Sally dan terus masuk. Tapi kelihatan Luke juga terus mengikut aku masuk. Aku meletakkan beg tanganku sambil melihatnya sedang menutup pintu itu semula.

" Luke why u ..?" aku terkaku melihat tindakkannya . Jantungku terus  berdegup , hati aku mula tak senang.

" Ishaaa, don't u know that u are prettier? " dia membuka langkah  menghampiri aku perlahan.

"Luke I think u should .." dia terus menghiraukan kata kata aku dan masih membuka langkah.  

Beg tangan yang aku letakkan di atas meja tadi aku punggah kembali untuk mengambil pepper spray yang Amir pernah bagi .
Sedang asyik aku memunggah handbag, pinggangku dirangkul Luke kuat.

" Ishaaa , kenapa Sally tak secantik awak?" Pelukannya bertambah erat. Aku tak terkejut pun dia boleh cakap Melayu cause Sally was tell me yet.

" will u be mine dear? ,I promise that I will give u more than I give to Sally " tambahnya lagi.

Dia memusingkan aku menghadapnya. Anak matanya tajam memerhatikan aku . Dia menarikku ke dalam dakapannya . Aku relakan diri dipeluknya walauupun aku sendiri tahu dia tu bf kezen aku sendiri . Sedang asyik hanyut dalam asmara, entah satu aura yang telah buat aku meleraikan pelukannya perlahan lahan.

" kenapa ni Ishaaa? " dia memegang daguku mendongak ke arahnya yang tingginya macam Amir?

" Luke, please don't do this. Please i'm respect my cousin " aku menolaknya perlahan. Beg tangan ku terus dicapai dan aku membuka langkah perlahan menuju ke pintu . Baru saja tangan aku memulas tombol pintu , aku dipeluk kuat dari belakang .

" please Ishaa " Luke memelekku kuat walaupun sudah beberapa kali aku cuba meleraikan pelukannya . Leherku juga diciumnya berapa kali.

" Omf u more than Sally "

" Luke! Let me go!"

Sepantas kilat dia menolakku ke sofa panjang. Aku terbaring. Dia menghampiri aku perlahan. Pepper spray yang aku pegang tadi jugak tercampak ke tepi meja.

Kelihatan Luke sedang membuka butang bajunya satu persatu . Tanganku menerkup mukaku, menutup kedua dua mataku. Tak sanggup aku nak ... .

" Rina! " suara itu, suara itu seperti aku kenal. It's that Amir?

" Amir!"  Aku melihatnya yang terkejut dengan situasi sekarang ini .

" How dare u bullshit " dia menumbuk muka Luke beberapa kali. Kelihatan beberapa cecair merah sudah terkeluar dari mulutnya akibat tindakan Amir itu.  Aku terduduk di sofa sambil menahan esakan.

Thank u Amir. U my hero.

***********************

Hello bello!  Sorry ye lambat update semenjak kebelakangan ni besala nak raya dah Heheheheheh! Anyway thanks for the vote! I really appreciate it! Keep vote and readd! (Komenla sekali) :)) 
      

          

 

 

   

First&LastWhere stories live. Discover now