Kacau!

555 76 1
                                    


***

Sup Iga

Junsu sibuk dengan drama musikalnya, Yoochun sibuk dengan syuting dramanya. Jaejoong hanya sendirian di apartemen. Ia tidak bisa memanggil dua member JYJ itu untuk menemaninya. Bagaimana dengan Geunsuk? Minwoo? Hyunjoong atau teman-temannya yang lain? Ahh, kalau mereka, mengajak satu pasti tidak bisa kalau tidak mengajak yang lainnya juga.

TING NONG

Bel berbunyi. Jaejoong berlari ke pintu masuk untuk melihat siapa itu.

"Aku pulang Boojaeeee~"

Senyum sumringah Yunho menyapa Jaejoong ketika ia membuka pintu.

"Malam, Hyung. Fuaahmm..."

Ternyata Yunho tidak sendiri. Ada Changmin yang berdiri di belakangnya dengan mata terkantuk.

"Yunnie? Minnie?"

Jaejoong seakan tidak percaya dua namja itu datang tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Kesempatan langka jika Yunho dan Changmin dapat berkunjung ke apartemen Jaejoong. Apalagi ditambah acara menginap. Biasanya hanya Yunho seorang yang datang tanpa membawa serta Changmin. Entah ada angin apa, tumben sekali Changmin ikut. Tapi yang jelas, dengan senang hati Jaejoong menerima kedatangan dua namja tampan itu di rumahnya. Ia menyambut mereka dengan sup iga yang baru saja matang. Kebetulan ia sedang ingin memasak tadi. Kebetulan atau firasat akan didatangi tamu?

"Aku mau pakai mangkukku yang hijau, Boojae." pinta Yunho manja.

"Nde..."

Jaejoong hanya tertawa menanggapi perilaku kekasihnya –yang sudah seperti suaminya– itu seraya mengambil sebuah mangkuk keramik berwarna hijau yang diminta. Sementara Changmin hanya duduk manis di kursinya tanpa banyak bicara. Namja berwajah kekanakan itu menopang dagunya dengan dua tangan, menunggu sup iga yang nampak sangat enak itu dihidangkan di hadapannya. Bagi Jaejoong, Changmin terlihat lucu. Ia tak sabar untuk memainkan dagu namja itu.

"Aku mau potongan yang besar-besar." ucap Yunho.

"Andwae, aku juga mau!" Changmin tidak terima.

"Sudah tidak usah ribut, makan saja. Porsinya sama 'kok. Tidak ada yang kubedakan." Jaejoong membawa dua buah mangkuk di tangan kanan dan kirinya. "Ini." kemudian ia menaruh mangkuk-mangkuk itu di atas meja, yang satu untuk Changmin dan satu lagi untuk Yunho.

"Panas ya?"

Melihat Jaejoong menggosok-gosokkan tangannya pada apron yang ia pakai, Yunho mengamit dua tangan itu dan meniupnya lembut.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa."

"Tapi tanganmu memerah, Boo."

"Aku malu."

Changmin yang sedang mencoba melepaskan daging dari tulang sapi di tangannya itu seketika berhenti karena merasa terpanggil. Memang Jaejoong tidak menyebut namanya, hanya saja Changmin merasa tidak biasa ketika Jaejoong berkata bahwa ia malu –malu bermesraan di depan Changmin maksudnya.

"Changmin sudah besar, Boo. Dia sudah mengerti." ujar Yunho tanpa membiarkan Jaejoong melepaskan tangan dari genggamannya.

"Tapi..."

"Kau tidak perlu malu, Hyung. Aku sudah biasa." ucapan Changmin tertuju pada Jaejoong.

Jika dipikir-pikir, benar juga apa katanya. Dulu bahkan Jaejoong dan Yunho jauh lebih mesra dari pada ini dan tidak malu-malu untuk menunjukkan kemesraan mereka di depan Changmin, atau di tempat umum sekalipun. Tapi semenjak mereka tak sering bertemu, ada sedikit rasa tak nyaman bagi Jaejoong.

Sup Iga, Kucing, dan LipbalmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang