Pertama kali aku melihatnya, aku merasa seperti ada sesuatu yang berbeda darinya. Ada yang membuat aku tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut. Hari berganti hari, aku semakin penasaran dengannya. Aku selalu memperhatikannya dari kejauhan. Aku merasa seperti seorang agen kepolisian yang sedang menyelidiki seseorang. Aku yang biasanya malas pergi ke kantin akhir-akhir ini jadi sering ke kantin, ya terkadang seorang wanita akan melakukan apa saja untuk mengetahui mengenai cowok yang dia sukai. Entahlah rasanya aneh melihatnya saja hatikupun merasa bahagia. Walaupun, hanya sepintas. Siapakah dia? Siapakah orang yang selalu aku perhatikan akhir-akhir ini? Aku ingin tau namanya.
Aku pun menceritakan dia kepada teman dekatku Luna. Mungkin saja Luna tau siapa orang yang selaluku perhatikan dari jauh itu.aku menceritakan segala sesuatu yang ku tau tentangnya. Dan ternyata Luna mengetahui siapa cowok itu ya ternyata dia anak ekskul futsal tapi Luna tidak tau siapa namanya.
Setiap berpapasan dengannya aku selalu memperhatikan nama di seragamnya. Tapi, sulit sekali rasanya untuk melihat namanya. Hingga suatu saat ada temannya yang memanggil dia.
"za ! reza!"
"eh ada apa?"
Ya akhirnya aku tau namanya Reza. Ingin rasanya aku menyapa. Tapi apa daya kenal saja tidak. Aku memberitahu Luna bahwa sekarang aku tau namanya.
"lun, akhirnya aku tau siapa namanya"
"siapa Sar?ciee yang udah tau namanya"
"Reza lun namanya"
Aku dan Luna pun terus membahasnya sepanjang jalan pulang. Saat akan keluar gerbang aku dan Reza berpas pasan dia sedang bercanda dengan teman temannya dan kebetulan hari ini Selasa ada ekskul futsal di sekolah. Melihatnya tertawa aku merasa senang sekali. Walaupun aku tau alasan dia tertawa bukan aku.
Sesampainya dirumah aku langsung mengambil handphoneku di dalam tas kemudian mencarinya di social media milikku . Reza reza dan reza ya nama itu terus ada di kepalaku seperti sedang menari . ya tuhan apa yang harus ku lakukan wajahnya selalu ada dipikiranku. Senyumnya selalu terbayang bayang ,caranya bicara. Ah, Rasanya dia seperti sedang berada dihadapanku.
Ya Tuhan ini instagram miliknya! Dan saat itu aku langsung mengikuti instagramnya dan aku meminta follback darinya dan tak lama instagramkupun sudah difollback. Ya kalian pasti tau rasanya di follback sama orang yang kita suka.
Rasanya aku tak bisa tidur malam ini. Dipikiranku selalu ada wajahnya. Ya tuhan kenapa dia selalu menari dipikiranku. Membuatku susah tidur. Dan akupun memakai tak tik lama agar dapat tidur yaitu dengan menghitung domba dari 1-100 dan berhasil dihitungan ke 95 akupun terlelap.
***
Waktu menunjukan pukul 06.15 dan aku baru bangun. Ya ampun tidak aku bisa terlambat kesekolah. Sebenernya sih aku sudah bangun dari jam 05.00 tadi tapi rasanya aku masih ngantuk dan akupun tidur lagi tadinya sih mau 5 menit aja tidurnya tapi malah keterusan sampe jam 06.15.
Aku sampai disekolah pukul 06.40 . ah untunglah 5 menit lagi sebelum bel sekolah berbunyi. Aku pun segera bergegas masuk kelas. Suasana kelaspun masih ribut.
"woy guru olahraga ga masuk lagi keluar kota !!" dari luar kelas KM dikelasku berteriak.
"wah yang bener?"kata salah satu teman sekelasku.
"bener, kenapa sih gak percayaan" balas KM.
Ya semua murid di sekolah pasti senang bila mendapati guru tidak masuk kelas dan tanpa tugas. Saat guru tidak masuk kelas ada murid yang tidur, ada yang gosip, ada yang mendengarkan musik, ada yang ke kantin,ada juga yang masih tetep belajar, bahkan ada juga yang menonton film menggunakan proyektor sekolah.
"sar!" Luna memanggilku.
"apa lun?"
"kantin yuk!"
"woy ikut dong!" Dinda teman dekatku di kelas menghampiri aku dan Luna.
Kita pun bergegas pergi ke kantin. Aku selalu semangat diajak ke kantin karena siapa tau aku bisa melihat reza.
"sar sar, lihat tuh diruang piket ada siapa" Luna memberitauku jika ada Reza di ruang piket.
"cie.. langsung senyum senyum sendiri gitu" Dinda menggodaku
"pipinya gausah merah gitu" Luna pun ikut ikutan menggodaku
"sstt.. ih kalian aku pengen tau dia kelas berapa"
"dia kelas 11 tau sar"
"wah iya kelas 11?"
"iyaa buset gak percaya sama temen sendiri"
Saat dikantin aku pun selalu memperhatikannya, memperhatikan gerak geriknya. Seakan ada magnet kuat yang menarik pandanganku.
"bu boleh minta surat dispensasi?" dengan sopan reza meminta surat dispen kepada guru piket
"mau kemana za?" tanya guru piket.
"biasa bu futsal hehe"
"ketawanya jangan sambil merem"
"ah ibu kebiasaan deh hehe"
Ya tuhan suaranya, caranya bicara membuatku makin jatuh cinta. Entah mengapa suara dan senyumannya saja bisa membuatku makin jatuh cinta. Dan sekarang aku tau dia kelas 11 dan mungkin sekarang aku harus memanggilnya "kak Reza".
"woy sarahh? Are you sehat?" Luna melambai lambaikan tanganya di depan mukaku
"kebiasaan ih 3S kalo ketemu kak Reza" Dinda membalas. 3s itu Seura Seuri Sorangan atau dalam bahasa indonesia artinnya ketawa ketawa sendiri.
"sarahhhh!!!" Luna pun berteriak di telingaku karena aku tak sadar sadar mereka ada disampingku.
"eh iya apa?"kataku dengan wajah kebingungan.
"ya Allah terimakasih kau telah menyadarkan temanku"
"apa sih kalian kaya gak pernah jatuh cinta aja"
"udah yuk ah balik ke kelas"
Jam olahraga pun selesai pelajaran selanjutnya adalah matematika mungkin hanya beberapa siswa dikelas yang menyukai matematika. Aku pun tak terlalu suka jika materinya cukup rumit.
"atulah matematika da kamu teh udah gede ih, cik atuh cari x nya sendiri meni minta bantuan wae cik atuh mandiri" keluh teman kelasku Risa. Ya sebenarnya Risa anak yang pandai tapi saat pelajaran matematika dia selalu mengeluh walau begitu dia selalu berusaha untuk mencari jalan keluar menyelesaikan soal.
"matematika itu kaya cinta ya sar, serumit apapun pasti ada jalan buat nyelesaiinnya" luna dengan sepontan berbicara
"hmm ah Lun haha"
Sekarang sudah jam istirahat untuk sholat dzuhur. Karena sekolahku pulang pukul 15.00 jadi aku dan semua teman temanku yang beragama islam sholat dzuhur disekolah. Aku,dinda,dan luna pun sholat.
"eh mau pada jajan gak?"tanya dinda sambil mengikat tali sepatunya
"engga ah din kantin penuh"
"iya ah penuh"
"ya udah yuk ah ke kelas"
"eh bentar bentar ada diaa" Dinda liat gebetannya di masjid lagi sholat
"siapa din siapa?"
"ah si Dinda mah katanya mau move on gimana sih?"
"oh iya mau move on lupa. Yuk ah ke kelas"
"ada ya move on lupa"
"ahahaha puas din skak mat"
"ampun mamake"
Kami semua tertawa. Dan kami kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran terakhir
***
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH CINTA DALAM DIAM
Teen FictionAku jatuh cinta kepada seseorang yang hanya bisa ku gapai sebatas punggungnya saja. Aku jatuh cinta pada pelangi yang hadir dengan segala warnanya yang indah, dan hadir setelah hujan, namun hanya sejenak. Ya pada akhirnya seseorang yang jatuh cinta...