Aku menggigit sedotanku gugup. Jam di tanganku menunjukan hari sudah sore. Mataku memandang keluar jendela was was.
"Boo!"
"Waaaaa"
Aku menyentuh dadaku yang kini berdegup sangat kencang. Terkejut setengah mati. Suara tawamu juga semakin memperburuk lajunya.
"Jeon Jungkook!"
"Astaga, harusnya kau lihat wajahmu tadi."
Aku memalingkan wajahku kesal. Tidak. Lebih tepatnya berpura-pura kesal, karena senyum bodohku ini harus kutahan agar tidak muncul.
Kau menarik kursi di depanku. Duduk lalu menopang wajah lugumu dengan tatapan memelas.
"Ayolah, aku hanya bercanda."
Ugh. Hentikan, Jeon Jungkook. Kadar gula darahku naik setengah mati.
"Tsk. Kalau aku terkena serangan jantung bagaimana?"
Aku terdengar seperti sungguhan, kan?
"Setidaknya kau mati di tangan malaikat tertampan yang pernah ada." Kau mengedipkan matamu jahil.
"Jeon Jungkook berhenti menggoda orang lain!"
Kata-kataku tertelan. Lagi. Ini dia. Mina, gadis yang sekarang membuat mata Jungkook berbinar-binar.
Aku tersenyum simpul melihat keduanya yang tengah bertengkar kecil. Hanya main-main. Jujur, sebagian dari diriku berharap mereka bertengkar sungguhan.
"Oh hentikan. Kalian memalukan."
Aku merasakan seseorang menyentuh pundakku dari belakang sebelum akhirnya menarik kursi disampingku dan mendudukinya.
"Bilang saja kau cemburu, Park Jimin."
Jungkook memeletkan lidahnya sebelum mencubit pipi Mina gemas.
Rasa sakit seakan menancap tiba-tiba di hatiku. Aku memalingkan wajahku menatap Jimin yang hanya memutar bola matanya malas. Laki-laki dengan surai kehitaman itu membalas tatapanku tak berapa lama kemudian.
Ia tersenyum padaku dan seketika kata-kata Jungkook terputar di benakku berulang kali.
Kau benar Jungkook. Ia cemburu.
Sangat cemburu.
Sama sepertiku.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Want And Resent -jjk
FanfictionBertahan pada cinta yang bahkan tidak mengetahui keberadaanmu memang bodoh. Bertahan pada hati yang bahkan tak pernah terbuka juga sama bodohnya. Bertahan pada perasaan yang bahkan tidak bisa diubah tak peduli apapun yang kau lakukan jauh lebih bo...