Prolog

20 3 1
                                    

Aku menunggu di koridor kelas 11 yang ramai lalu lalang anak anak yang sibuk dengan esktrakulikulernya masing masing. Waktu sudah menunjukan pukul 11.00 tanda bahwa sudah berakhirnya kegiatan belajar mengajar dan para siswa siswi melanjutkan kegiatan ekstrakulikuler yang telah mereka pilih di awal tahun.

"Qin..qin" suara itu sudah tidak asing lagi ditelingku. Iya, itu Lia. Dia adalah salah satu sahabatku.

"Ada apa li?" suaraku datar dengan wajah heran.

Dia hanya cengar cengir tanpa satu pun jawaban. Lalu duduk di sampingku.

Setelah setengah jam aku dan Lia duduk di koridor. Deby menghampiri kami dengan gaya anak kelas 11 yang heboh.

"Udah lama bukan?" Tanya Deby sambil membuka tasnya dan mengeluarkan parfum baru miliknya.

"Iya ih. Lama banget sih lu" jawab Lia dengan cepat sambil nenoyor kepala Deby dengan halus.

"Heheheh" cengir Deby dengan sedikit menunjukan gigi kelincinya yang putih dan rapi.

Tidak lama kami berbincang-bincang notif message muncul di handphone Lia yang memecahkan perbincangan kami semua.

"Widih dari siapa?" tanyaku penasaran sambil sedikit mengintip handphone yang di pegang Lia.

Lia tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya bengong dengan handphone yang masih dia cengkram erat.
Karna sudah 10menit Lia dia tidak berkata satu kata pun semenjak pesan itu masuk. Deby yang dikenal kepo luar biasa merebut paksa handphone yang terus dipegang Lia. Deby pun dengan sigap membaca fitur message yang masih belum dibuka.

"Dari siapa sih? Bikin penasaran aja" tanya Deby sambil mendekatkan kepalanya ke arah Lia.

"ANJRIT DEMI APAA?!!!" teriak Deby kaget dengan suara yang cempreng . Dan menjauhkan lagi kepalanya dari Lia.

Semuanya masih bingung dengan sejuta pertanyaan yang jawabannya ada di pesan line itu. Karna aku bukan tipe orang yang terlalu kepo dengan urusan orang aku biasa saja menanggapi Deby. Karna memang Deby itu terkenal orang yang sangat heboh.

Karna waktu sudah menjunjukan pukul 14.00 dan karna hari ini juga hari jumat lingkungan sekolah pun sudah mulai sepi. Tinggal anak anak yang sedang melakukan pembahasan kegiatan ekskulnya tadi. Kami pun memutuskan untuk pulang dengan pertanyaan yang masih mengganjal tentang pesan di handphone Lia.

Dan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang