1

19 3 3
                                    

Hawa dingin menemani Qinthara di pagi yang berawan. Pesan di handphone Lia masih menjadi tanda tanya besar dibenak Qinthara. Karna selama mereka bersahabat dari kelas 2 SMP masalah salah satu sahabatnya menjadi masalah mereka juga.

Qinthara yang akrab dipanggil tara oleh teman temannya mendadak teringat oleh kekasihnya yang telah 1minggu tidak memberi kabar langsung maupun lewat pesan. Atala adalah orang yang mengisi kekosongan hati tara selama ini. Yang selalu memberi warna tersendiri di hidup tara. Tala duduk di kelas 12. Memang 6bulan terakhir ini Tala sibuk dengan persiapan Ujian Nasionalnya. Maka dari itu cewe berparas manis itu memaklumi sang kekasih.

Plang tertera kelas XI-b. Baru memasuki kelas, tara sudah disambut oleh suara gitar yang mungkin sejak pagi pagi buta sudah ada.
Tara duduk di meja kedua baris ke tiga dari pintu.

"Tar..." teriak sallam dengan setengah berlari dari depan kelas dengan terengah engah.

"Kenapa lam?" jawab tara dengan herannya.

"Sekarang ada pelajaran seni budaya, terus kata anak sebelah kita bakal ada vocal group untuk ulangan akhir" cerocos sallam dengan cepat dan setengah berteriak.

Karna tara tidak terlalu bermasalah dengan bidang seni. Tara menanggapi omongan Sallam dengan hanya tersenyum simpul.

Bell berdering tepat pukul 07.15. Dilanjut dengan tadarus Al-Qur'an dan pengumuman sebelum KBM dimulai.
Tara duduk dengan Sallam. Sallam dikenal sebagai cewe behijab, centil, dan cukup terkenal di sekolah. Jam pelajaran pertama di isi oleh pelajaran bahasa Indonesia . Tapi dikarenakan guru bahasa Indonesia sedang ada rapat dadakan jadi pelajaran kali ini hanya diberi tugas oleh guru piket.

Jam waktu istirahat pun tiba. Seperti biasa, tara selalu kekantin. Tapi bedanya tara melewati koridor kelas 12, hanya untuk melihat tala. Tapi hari ini tara tidak melihat tala di koridor.

"Oh mungkin udah di kantin" gumam tara dalam hati sambil mempercepat langkahnya.

"Taraa.." teriak Deby di ujung kantin.
Tara pun melihat Deby yang sedang melambaikan tangan kepadanya. Dengan sigap tara menerobos orang orang yang kelaparan.

"Huhh gila, kaya neraka disini panas banget" cerocos tara sambil menguncir rambut yang sedari tadi terurai.

"Hahahahha" jawab Deby singkat.

"Eh tar ngomong-ngomong lu udah tau belom itu isi chat lia?" tanya Deby sambil sibuk menyuapkan kentang yang dipegangnya.

Tara hanya menggelengkan kepala tanda tidak tahu.

"Demi apa lu? Itu tuh dari si" ucap Deby belum habis. Bell masuk sudah berbunyi.

Dengan tegesah gesah Deby meninggalkan tara di kantin dengan kalimat yang masih gantung.

"Tar.. Ntar yaa gua lanjutin" ucap Deby sambil menaiki anak tangga.

Tara hanya bergidik heran. Menanggapi omongan Deby yang asal tadi.

Pelajaran hari ini dilanjut dengan pelajaran seni budaya. Anak anak berbincang bincang menunggu Bu Rina datang ke kelas.

"Assalamualaikum anak-anak" suara bu Ratna sukses membuat kelas yang tadinya riuh sekejap tenang.

"Waalaikumsalam" jawab seluruh anak XI-b sambil membenarkan posisi duduk mereka.

Sudah 80 menit pelajaran seni budaya berlangsung. Bel pulang 10menit lagi berbunyi. Pada saat saat terakhir seperti anak. Anak anak pasti sudah tidak fokus dengan pelajaran yang sedang berjalan.

"Anak anak dikarenakan sebentar lagi pelajaran akan berakhir. Ibu memberi tugas kepada kalian untuk membentuk grup vokal yang beranggotakan 5orang. Minggu depan harus sudah ada, terimakasih untuk hari ini" teriak bu Ratna sambil membereskan buku yang ada di mejanya.

Kring, kring, kring .

Seperti biasanya tara dan 2orang temannya setiap pulang sekolah mereka akan bertemu di koridor kelas XI.

Tara sudah sampai di tempat yang selalu mereka datangi sewaktu pulang sekolah. Tara duduk sambil menunggu teman temannya datang. Sesekali tara mengecek fitur message yang ada di handphone nya.

"Taraa" suara itu terdengar lemah.

Tara menengok mencari sumber suara itu, dengan sedikit menyipitkan matanyanya untuk memperjelas pengelihaannya.

"Tara.." ulang cowo itu yang sedari tadi ada di ujung koridor.

Tara pun pendapati sumber suara itu, dan matanya bertemu dengan cowo tinggi menggunakan tas ransel berwarna biru. Cowo itu pun berjalan lambat menghampiri tara.

"Tar mau pulang bareng?" ajak atala sambil duduk disebelah tara. Tara yang sedari tadi diam saja tiba tiba tersentak saat tangan tala sekarang sudah bertengger di bahunya.

"Hmm" jawab tara singkat sambil sedikit memiringkan kepalanya agar terlihat jelas wajah tala.

Momen seperti ini memang sudah biasa dilakukan tara dan tala. Pulang sekolah bersama dan berbincang mengenai keadaan kelas mereka. Tapi karena sudah 1minggu tala tidak mengabari tara, keadaan seperti ini pun selalu menjadi hal yang tara rindukan.

Sebelum tara pulang bersama tala. Tara pun memberi tau ke 2 sahabatnya yang sampai sekarang belum terlihat.

Useless(3)
Qinthara: eh gua balik duluan ya sama tala. Lu pada hati hati yaa
(Rb3)
Deby: yah lu mah, padahal gua mau ngegosip nih elah
Lia : oke siap tiatii
Deby: oke siap tiatii taraa sayang💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang