CHAPTER 7 : Connect With Me

15.9K 788 7
                                    

Perjalanan ke meksiko cukup melelahkan. Kate menghembuskan napasnya lega ketika dia sudah berada di kota itu. Saat ini Kate hanya ingin istirahat dan tidur di ranjang yang lembut, sebelum menghadapi tantangan, atau mungkin dapat disebut dengan ajalnya. Kate menaiki taksi dan menuju hotel sederhana yang ada di pinggiran kota. Sebenarnya Dave menawarinya hotel milik perusahaannya, namun kau tahu Kate adalah orang yang benci dengan keramaian. Suara derap langkah yang bersautan, manusia yang saling berbicara, itu sangat mengganggu pemandangan. Apalagi harus berbagi oksigen yang akhirnya akan membuat Kate pingsan. Maafkan saja, tetapi itu tidak akan terjadi.

Saat sampai di kamarnya Kate langsung merebahkan diri di ranjang. Teringat bagaimana Chrystal sangat menyukai ranjang empuk seperti ini. Kate sangat merindukannya. Dia berharap jika semua sudah terbayar Chrystal akan baik-baik saja. Sebuah liontin perak yang selalu menghiasi lehernya sejak masa remajanya adalah pengingat Kate akan Richard. Mungkin pria itu tidak jakung atau berotot. Hanya sebatas pria rata-rata yang mempunyai senyum polos dan mata biru tua yang bersinar. Betapa inginnya Kate memeluk pria itu dan mengatakan isi perasaannya. Sebentar lagi dia akan bertemu. Yang Kate harus lakukan adalah bersabar. Dia hanya perlu memantapkan hatinya.

*~*

Dave membuka pintu dan menggiring Chrystal untuk menaiki tangga, menuju kamar sedangkan dirinya pergi ke dapur, membuka lemari pendingin dan mengambil satu kaleng bir. Merasa membutuhkan minuman itu untuk memastikan indranya tidak mati rasa. Chrystal adalah perempuan pertama dalam hidup Dave yang selalu membuatnya ingin sekali masturbasi di kamar mandi setiap kali melihatnya. Dia penuh kendali dalam hidupnya, tetapi Chrystal merupakan penyebab kendalinya hilang tertiup angin.

Dalam beberapa tegukan bir itu habis dan dapat diremukkan dengan mudah. Dave benar-benar membutuhkan Victor untuk hal seperti ini, tapi pasti lelaki itu sedang mengurus kekacauan pers yang ada di kantornya. Maka dari itu, Dave meraih ponselnya dan menulis sesuatu.

[Kosongkan jadwalku untuk sisa hari ini dan untuk esok hari.]

Dave mengambil sebongkah es batu berukuran sebuah biji kurma dan menghancurkannya dengan giginya. Menikmati rasa dingin perlahan merayap di seluruh tubuhnya. Meremang di punggungnya, turun menenangkan ketegangannya. Ini adalah sebuah kesalahan dia bisa bergairah pada perempuan dua puluhan yang tidak tahu cara mengenakan celana.

Saat menaiki tangga dan mendengar dentingan piano samar, acak, dan tidak beraturan. Di puncak tangganya Dave melihat Chrystal sedang memainkan alat musik itu. Jemarinya mengacak setiap not di oktaf yang berbeda. Piano yang sudah ada sejak Dave pertama kali memasuki rumah ini, faktanya adalah Chrystal terlihat manis di sana. Menahan pikirannya, Dave mendekati Chrystal dan meremas bahu gadis itu dengan lembut tetapi sarat akan ketegasan seorang pria.

"Ini sudah hampir siang, apa kau mau makan sesuatu?" Dave bertanya di balik punggung Chrystal.

"Ya," setelah Chrystal bersuara. Semua tampak sunyi senyap dan tanpa peringatan Dave meninggalkan Chrystal. Kembali menuruni tangga dan menuju courtyard.

Bagian dari diri Dave ingin keluar dari rumah ini dan menghilang. Tetapi bagian yang lainnya ingin tetap di sini dan mengangkat Chrystal ke ranjangnya. Bayangan akan Dave melepas gaun yang digunakan Chrystal hari ini dengan buas tidak bisa dihindari. Dave duduk di kursi, menaruh dahinya di tangannya yang berada di meja. Beruntung para pelayan rumahnya tidak ada di rumah ini, Dave butuh privasi. Ini adalah ujung pengendalian Dave, dia tidak mampu lagi bertahan. Sinar matahari yang terhalang oleh payung berukuran dua kali lingkaran tengah lapangan sepak bola membuat udara di sekitar Dave sejuk. Sayup-sayup telinga pria itu menangkap suara Chrystal yang memanggilnya.

Setelah membuang sumpah serapahnya di udara Dave kembali memasuki rumah dan mengikuti suara itu. Sebenarnya Dave tidak akan terkejut jika Chrystal panik karena gadis itu kebingungan dengan rumah barunya. Terkadang Dave bersyukur rumah ini tidak terlalu luas seperti rumah orang tuanya yang luasnya hampir mencapai 58.000 Sq ft, dengan galeri untuk sembilan belas mobil di bawah tanah dan berdiri di tengah hutan di Tortuoso. Chrystal di anak tangga terakhir dengan tubuh gemetar yang hampir lunglai terjatuh dan wajah memerah. Dave menghampirinya.

Come Home With Me [Lover Series #2] ~AVAILABLE in Playbook~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang