5. Ujian

90 5 7
                                    

Dengan langkah gontai Revan berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Semua siswa SMA PANCASILA menatap bingung padanya  karena tak biasanya cowok beriris hijau itu datang ke sekolah dengan ekspresi yang sulit diartikan seperti itu.

Tapi dengan acuh Revan tak menanggapi sedikitpun tatapan bingung itu malah sebaliknya, ia menatap dingin para siswa itu dan mempercepat langkahnya menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Ketika ia tiba di lantai 2, kedua netra hijau miliknya menangkap sosok yang tidak asing lagi baginya, Leo. Cowok itu tengah berdiri di depan pintu kelas sambil sesekali menggoda adik kelas yang berlalu lalang di depan koridor kelas itu.

"Muka pas-pasan aja beranji godain adik kelas, gimana kalau lebih. Dasar playboy cap kadal," Pikirnya.

Leo yang melihat sahabatnya berdiri di ujung koridor langsung berjalan menghampirinya sambil tersenyum yang dibalas decihan oleh Revan.

"Darimana aja, bro? Jam segini baru dateng, dari tadi loh gue nungguin lo disini sampei lumutan," Cerocos Leo

Tanpa menjawab ocehan sahabatnya itu, Revan berjalan mendahului Leo menuju kelasnya. Melihat kejadian itu Leo mengernyitkan dahinya bingung, mengapa sahabatnya itu tak menjawab pertanyaannya.

Secepat kilat Leo langsung mengejar Revan dan menyuruhnya berhenti, "Woy, gue lagi ngomong sama lo, eh lo malah kabur."

Lagi-lagi Revan tak menjawabnya dan malah berjalan lagi menuju kelas. Akhirnya dengan terpaksa Leo menarik paksa tangan Revan membuat cowok itu membalikkan badannya.

"Lo itu kenapa sih, dari tadi gue ngomong sama lo. Gue mau nanya lo jadi gak ikut gabung sama band kita?" Tanya Leo dengan geramnya.

Revan mengangguk, "Gue ikut, jadi sekarang lebih baik lepasin tangan lo. Hari ini gue ada ulangan jam pertama, jadi lebih baik lo gak usah ganggu gue dulu. Nanti istirahat gue langsung ke ruang musik."

Usai berkata begitu, Revan menepis tangan Leo dari tangannya dan berbalik masuk ke dalam kelas. Sedangkan Leo,tampak diam mematung di depan kelas setelah mendengar perkataan Revan. Tapi beberapa detik kemudian ia mengangkat kedua bahunya acuh dan berjalan menuruni anak tangga menuju kelasnya yang memang berada di lantai dasar.

***

Suasana kelas XI IPA 2 terlihat tenang tidak seperti biasanya. Cewek-cewek yang biasa bergosip pun kini nampak duduk di kursinya masing-masing lengkap dengan buku biologi yang berada di depannya. Begitupun dengan anak laki-lakinya, mereka yang biasanya nongkrong di depan kelas, kini tampak serius membaca buku biologi.

Yang membedakannya adalah bukannya membaca dan menghapal seperti anak cewek, mereka malah menuliskan materi tersebut pada meja, tangan, kertas dan uang. Selain karena mereka sangat malas untuk menghapal, mereka juga melakukan itu agar pada saat ulangan berlangsung mereka tidak bertanya pada orang lain karena kalau itu terjadi dan Pak Agus selaku guru biologi tau, bisa habis mereka oleh kekejamannya.

Hingga suara derap langkah kaki Revan mengalihkan perhatian seluruh siswa kelas XI IPA 2, mereka terus menatap kedatangan cowok itu hingga ia duduk dikursinya. Tapi bukannya ikut menghapal seperti siswa lain, Revan malah mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya dan langsung mendengarkan musik melalui earphonenya. Melihat semua itu seluruh pasang mata membelalakkan matanya heran, mengapa cowok itu tak ikut menghapal atau membaca seperti yang lain? Apakah ia sudah hapal semua materi? Tak ingin ambil pusing, mereka pun kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

Namun berbeda dengan siswa lain, Raya malah terlihat terus mempertanyakan mengapa Revan tidak menghapal seperti dirinya. Cewek itu terus memperhatikan Revan yang kebetulan duduk di belakang bangkunya. Yang ada dalam pikirannya adalah apakah Revan masih ingat dengan taruhannya waktu itu? Atau justru ia sudah lupa dengan perjanjian itu? Dan untuk mengobati rasa penasarannya itu, ia pun berniat untuk menanyakan hal tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang