2. Satu Kelas Bareng?

115 20 3
                                    

"Maaf gue gak sengaja. Tadi gue gak liat ada lo disitu. Sekali lagi maaf ya." Ucap Raya dengan penuh ketakutan sambil mengambil buku-buku yang tadi jatuh di tanah.

"Nih buku lo. Agak kotor sih tapi gak banyak kok cuma dikit. Nih." Lanjutnya sambil membersihkan buku itu kemudian menyerahkannya pada pria tadi.

Tapi pria yang berdiri di depannya ini hanya diam ambigu. Raut wajahnya menampakkan kemarahan tapi tubuhnya yang dingin dan kaku serta tak memberi respon apapun. Itu membuatnya bingung dan bimbang apakah ia harus pergi atau tetap disini menunggu pria ini bicara.

Akhirnya dengan terpaksa Raya meraih tangan kekar milik pria itu dan meletakkan buku itu disana. Dan sedetik kemudian ia berjalan pergi meninggalkan pria ini seorang diri. Namun, belum lima langkah ia berjalan tiba-tiba pria itu berbicara:

"Apa ini cara lo minta maaf ? Setelah lo menabrak tubuh gue dan itu membuat buku-buku gue kotor. Hanya ini yang bisa lo lakuin? Kalau benar, berarti dugaan gue gak salah kalau lo itu cewek yang gak punya adab."

Seketika tubuh Raya menegang setelah mendengar kata pedas yang dilontarkan pria itu. Dengan emosi yang mulai memuncak Raya membalikkan badan dan menghampiri pria itu dengan tatapan yang tajam.

"Mau lo apa sih kan tadi gue udah minta maaf sama lo. Lagian itu buku gak kotor amat. Lo aja yang berlebihan."

"Gue udah duga tipe cewek kayak lo itu gak bakalan mau ngomong baik-baik sama orang lain. Tapi bisa gak sih lo mikir, buku ini isinya catatan semua dan semua itu ancur gara-gara lo."

"Coba gue liat mana buku lo."

Perlahan Raya membuka lembar demi lembar buku milik pria itu dan seketika mata hazel miliknya membulat sempurna ketika melihat catatan itu. Bagaimana tidak, hampir semua isi buku itu dipenuhi catatan dan hanya menyisakan beberapa lembar yang kosong.

"Terus lo mau gue catat balik ini buku."

"Nah itu lo pintar tapi ingat semua itu harus beres besok dan dikembaliin sama gue besok di sekolah."

"Tapi ini gak bakalan beres besok."

"Pokoknya gue gak mau tau pokoknya itu harus beres besok. Ingat ya sweetheart."

Setelah berbicara seperti itu pada Raya pria dingin itu melangkahkan kakinya ke luar area taman dan pergi. Sedangkan Raya terlihat sangat kesal terbukti dengan beberapa kali ia menghentakkan kakinya ketanah dan akhirnya ia pun memutuskan untuk meninggalkan taman juga.

"Dasar cowok nyebelin."

***

"Evaaaaaa."Ucap Raya pada seorang gadis cantik yang sedang duduk di salah satu kursi di cafe 'Red Rose' ini. Siapa lagi kalau bukan Eva. Sahabatnya. Namun, Eva malah diam tak merespon apapun sejak kedatangan Raya dan itu membuatnya bingung seketika.

"Eva lo kenapa wajahnya ditekuk gitu?"
Tanya Raya sambil memesan sesuatu pada seorang pelayan.

"Gue lagi kesel sama lo. Lo tau kan kalau pagi gini gue masih tidur cantik di rumah. Eh lo dengan maksanya ngajak gue ketemuan disini. Ribet tau gak."

Raya tersenyum lebar, "Maaf deh, Eva. Gimana sebagai ganti rugi, lo gue traktir deh. Setuju?" Ucapnya sambil menaikan alisnya.

Raut wajah Eva yang tadinya kesal seketika berubah ceria saat mendengar apa yang ditawarkan sahabatnya itu, "Oke, tapi gue mau tanya dulu. Mau apa lo ngajak ketemu disini?"

"Gini lo ingat gak cowok super nyebelin yang kemarin gue ceritain di rumah lo?"

Eva menautkan kedua alisnya bingung tapi sedetik kemudian ia mengangguk.

The ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang