Axel seorang anak tunggal berumur 14 tahun yang dulunya riang, ceria, dan bahagia kini telah berubah menjadi anak yang pemurung, penyendiri, dan menderita. Ini semua karna kedua orang tuanya yang memiliki masalah ekonomi dan berbagai masalah sehingga melampiaskan semua emosinya pada Axel.
Axel selalu disiksa oleh kedua orang tuanyanya, mulai dari ; dipukuli, dicambuk, ditendang bahkan sampai dibanting. Namun kesengsaraannya belum cukup sampai disitu ia sampai pernah tidak diberi makan selama 5 hari, hingga ia sempat pingsan dan ditolong oleh temannya yang merupakan tetangganya.
Temannya itu bernama Alex ia dan keluarganya sangat baik kepada Axel dan selalu menyambut Axel dengan hangat dan senyuman. Axel sudah mulai bersahabat dengan Alex semenjak ia di tolong oleh keluarganya saat pingsan karna kelaparan dan dehidrasi.
Axel sudah tidak perduli lagi dengan kedua orang tuanya, ia tetap tinggal di rumahnya namun lebih sering menginap dirumah Alex untuk menghindari kekerasan dari kedua orang tuanya. Ia telah berhenti bersekolah semenjak kedua orang tuanya mengalami krisis ekonomi dan sekarang Axel telah bisa menghasilkan pendapatannya sendiri, yah.. walaupun tidak seberapa tetapi cukup untuk menghidupi dirinya sendiri.
Keluarga Alex telah menganggap Axel sebagai anaknya sendiri karna mereka juga tahu bahwa Axel selalu dianiaya dan disiksa oleh kedua orang tuanya. Alex dan Axel merupakan teman satu sekolah dari taman kanak - kanak alias TK, mereka selalu membantu, menolong dan bermain satu sama lain. Disinilah ceritanya dimulai....
******
Minggu pagi pukul 08.00, Axel sudah bermain ke rumah Alex.
Tok tok tok..
"Alex.. Alex.. Permisi..." Panggil Axel sembari mengetuk pintu rumah sahabatnya itu.Pintupun terbuka, "Eh, elu sob.. ayo masuk." Sambut Alex dengan hangat dan mempersilahkan Axel masuk.
"Eh hari ini lu gak kemana - mana, Lex?" Tanya Axel singkat.
"Kagak, cuma di rumah ada hari ini" Jawab Alex singkat.
"Eh kalau gitu kita ke taman aja, gimana?" Ajak Axel.
"Boleh tuh, ayok lah langsung capcus aja kita." Sahut Alex tanpa basa - basi mereka langsung berangkat menuju taman kosong di belakang rumah Alex.
Ngikk.. Ngukk.. Ngikk.. Ngukk.. Suara Ayunan yang berdecit saat dinaiki kedua sahabat tersebut.
"Eh Lex, gimana disekolah? Masih ada yang kenal gua gak kayak dulu?" Tanya Axel.
"Hahaha, ya masih lah! Buktinya gua masih main sama lu berarti masih ada yang kenal lu." Ledek Alex.
"Jeh, maksud gua anak - anak yang lain bukan lu -_-" Umpat Axel.
"Ya masih ada lah, buktinya Trixie masih sering nanyain lu ke gua." Ucap Alex singkat.
"Ah masa?" Tanya Axel.
"Iya." Balas Alex.
"Bodo!! Haha" Ledek Axel diselingi tawaan yang sangat menjengkelkan.
"Kampret! Tapi gua serius si Trixie masih sering nanyain lu kayaknya dia sempat suka sama lu deh. Ciee.." Goda Alex membuat Axel sedikit Salting alias salah tingkah.
"Apaan sih lu, mana mungkin orang kayak gua ada yang sukain. Oh gitu jadi cuma dia yang nanyain yah?" Tanya Axel.
"Iya." Balasnya dengan singkat.
"Gua kangen sekolah, Lex" Tutur Axel dengan raut wajah sedih membuat Alex ikut sedih karna pertanyaannya.
"Yah, lu yang sabar ya.. ntar juga lu bisa sekolah lagi, kok." Jawab Alex dengan perasaan kasihan.
******
Saat mereka tengah mengobrol di taman, tiba - tiba sebuah meteor berukuran meja belajar jatuh tepat di daerah taman tersebut dan sialnya lagi mereka berdua sangat dekat dengan meteor tersebut.
DUARR!! Meteor tersebutpun mendarat, ledakan shockwavepun tidak terhindarkan, mereka berdua terpental cukup jauh sehingga menyebabkan mereka kesakitan.
"Argghhh!!!" Teriak mereka kesakitan.
"Kenapa bisa ada meteor jatuh disini?" Tanya Axel.
"Mana gua tau! Kalo gua tau gua dah menghindar dari tadi!" Umpat Alex kesal.
Namun entah mengapa, ledakan meteor tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali, bahkan warga sekitar juga tidak ada yang datang memeriksa dan tidak ada yang tahu kejadian ini selain mereka berdua.
Apakah yang sebenernya terjadi??
******
To be Continue...
~~~~----- Thanks For Reading -----~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ParanormaL
ParanormalAxel, seorang pemuda yang selalu hidup dalam tangis dan kesengsaraan. Dari kecil ia sudah menderita karna kedua orang tuanya, ia selalu disiksa dan dianiaya oleh kedua orang tuanya tapi ia tidak pernah memberontak dan mengumbar kesengsaraannya. Ia t...