Chapter 5

90 7 1
                                    

Embun pagi terlihat membasahi jendela kamar seseorang. Sang matahari pun telah menampakkan sedikit sinarnya. Seorang yeoja yang baru saja keluar dari kamar mandi berjalan menuju jendela kamarnya. Membukanya perlahan dan berusaha menghirup udara segar yang telah ditawarkan olehnya. Beberapa detik kemudian raut wajahnya terlihat berubah. Dia bergegas menutup jendela kamarnya dan beranjak naik ke tempat tidur setelah menyalakan penghangat ruangan.

"YA~ apa yang kau lakukan? Aku sedang menikmati udara pagi." Yeoja itu bangkit dari tempat duduknya sambil berteriak pada seseorang. Atau tepatnya pada "dirinya" sendiri.

Aigo, aku tidak biasa bangun pagi. Apalagi untuk menghirup udara yang bisa membunuhku kapanpun dia mau. Jiyong mengeluh dalam tubuh Dara

"Aish, kau merusak pagi hariku. Setidaknya, kau harus menuruti kebiasaanku kalau ingin tinggal dalam tubuhku." Dara beranjak untuk membuka jendela kamarnya lagi.

Ya~ jangan kau buka lagi..

Dara hanya mencibir mendengar keluhan yang keluar dari mulutnya sendiri. Dia berjalan mengambil sisir dan melihat pantulan dirinya lewat kaca yang menempel pada dinding kamarnya.

Dara, boleh aku bertanya serius?

"Apa?" Dara terlihat tertarik karena selama ini dia jarang berbicara serius dengan Jiyong.

Sejak kapan kau mempunyai buah dada?

"YA~ PARK JIYONG... JANGAN PERNAH MUNCUL LAGI SEKALIPUN ITU HANYA DALAM FIKIRANKU." Dara terlihat menahan amarah dan menatap cermin dihadapannya seakan ingin menghancurkannya. Dia tidak habis pikir bagaimana pertanyaan itu bisa keluar dari mulutnya sendiri. Tepatnya mulut Jiyong. Ani, mulutnya yang digerakkan oleh Jiyong.

Dara terlihat frustasi dan mengacak-ngacak rambutnya yang telah rapi. Sudah seminggu ini dia "berbagi" tubuh dengan Jiyong. Awalnya memang menyenangkan, tapi dia akui ini sangat menguras tenaga dan emosinya. Tenaga karena lelah harus bolak-balik bertukar jiwa. Emosi karena kelakuan ajaib saudara kembarnya. Seperti yang dilakukannya barusan, Jiyong memang benar-benar mampu memperpendek umurnya.

Tanpa Dara sadari, dia benar-benar melupakan kejadian seminggu yang lalu. Hari dimana dia kehilangan belahan jiwanya. Dan hari dimana dia benar-benar menjadi satu dengan belahan jiwanya. Mungkin orang berfikir ini tidak masuk akal, tapi ini memang benar-benar terjadi padanya. Dan hanya Seunghyun saja yang mengetahui rahasianya.

Dan hari ini pun, seperti biasa, seperti kejadian seminggu yang lalu itu tidak pernah ada, Dara berjalan santai menuju sekolahnya setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya. Sesampainya didepan gedung sekolahnya, Dara langsung berlari menuju ruang Osis. Sudah seminggu ini pula dia habiskan waktunya untuk membantu anggota Osis mengurus festifal yang kurang 1 minggu lagi. Awalnya semua anggota Osis menolak untuk meneruskannya dengan alasan tidak ada yang memimpin mereka. Tapi berkat acting bodoh dari Dara(Jiyong), semua anggota pun mau melanjutkannya.

"Ji bilang, sampai detik terakhir dia ingin menyukseskan festifal ini. Kalian tidak boleh menyerah." Dara(Jiyong) terlihat menyakinkan seluruh anggota Osis sambil berlinangan air mata. Ditambah gerakan berlutut sambil menggenggam kedua tanganya dia melanjutkan aksinya.

"Demi meneruskan tekad mendiang Jiyong, demi aku, ANI, maksuku demi Jiyong, ayo kita sukseskan festival ini bersama."

Dan seluruh anggota Osis pun tersentuh dengan acting bodoh Dara(Jiyong), kecuali Seunghyun tentunya.

Dara mendesah berat mengingat kejadian itu, selama 2 hari dia menghindar dari hadapan semua anggota Osis. Dalam artian dia tidak memakai tubuhnya sama sekali dan dengan sangat senang hati Jiyong mengambil alih tubuhnya.

WITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang