Hyyy? Aku post lagi nihhh. Oh ya sorry ya yg prolog gak seru dan aneh. Happy reading. Jangan lupa habis itu vomment~
---
Pria itu baru saja habis keluar dari ruang ganti pakaian, dan tiba-tiba ada yang menepak pundaknya.
“Gimana bro lo udah siap nembak si Mita?” tanya Ilham dengan senyum ngeledeknya.
“Siap gak siap lah.” Elvon terus berjalan menuju kelasnya kelas XII - IPA I dan juga kelas dari si Mita ini. Elvon berjalan menuju meja Mita, dan duduk disebelahnya “Mit.. Mita!” panggil Elvon yang membuat Mita kaget dan menjatuhkan bukunya.
“Apa sih? Berisik banget sih lo! Kayak gak ada kerjaan lain gitu selain duduk disini sambil nyebut nama gue? Trus pake teriak lagi, bisa gak sih volume suara lo itu lo kecilin? Dan terus bukannya gue udah pernah bilang kan ke lo. Kalo gue gamau liat muka lo lagi! Trus lo ngapain ada disini?” protes Mita.
Elvon pun menengglengkan dengan lemah wajahnya dengan senyuman yang manis dan dengan mata birunya yang menggoda yang malah membuat muka Mita memerah dan memalingkan mukanya.
“Mau apa sih lo ke sini?” didorong badan Elvon oleh Mita.
“Hahahaha. Muka lo bisa blushing gitu ya? Woles mba. Gue kan datangnya pake biasa gak pake urat ngomongnya.” ledek Elvon sambil tersenyum dan bertambah manis dengan hadirnya lesung pipi dikedua pipinya. Dan malah menambah muka Mita tambah memerah dibuatnya.
“Gue tanya sekali lagi ke lo. Lo mau ngapain ke sini? Oh iya, kata lo, lo ngomong gak pake urat. Tapi kalo orang teriak biasanya pake urat loh?” tanya Mita untuk kedua kalinya dengan mengangkat alis sebelah kirinya.
“Okey, terserah lo. Tenang gek mit woles. Dengerin gue dulu gue mau ngomong.”
“Yaudah gue kasih lo waktu 1 menit buat ngomong. Cepet!” jelas Mita yang sudah malas berurusan dengan Elvon.
“Mit, lo mau gak jadi pacar gue?” penyataan yang dibuat Elvon itu langsung membuat seisi ruang kelas terkaget-kaget mendengarnya termasuk pun Mita.
“What? Lo gila? Kita gak deket! Gue juga udah eneg ngeliat muka lo! Gila! Males gue dengerin lo ngomong!” tolak Mita mentah-mentah yang langsung berdiri dan ingin meninggalkan kursinya, tapi tangannya langsung ditahan oleh Elvon.
“Mit, lo tau kan siapa gue? Gue Elvon Mahendra, gue famous, pinter, basket player. Tapi lo gak mau ama gue? Apa sih yang kurang dari gue?” tangan yang tadi menahan Mita kini dilepas Mita dan wajah Mita langsung menengok kearah Elvon.
“Heh! Gak semua orang suka sama cowo kayak lo! Lagian lo sok banget sih dan pede banget sama diri lo yang BELUM SEMPURNA itu? Oh iya, terlebih lagi gue udah tau semua itu! Dan lo gausah jelasin itu lagi ke gue!” kata Mita yang langsung meninggalkan Elvon dikelas.
Semua orang menatap Elvon dengan berbisik-bisik. Elvon mengacak-ngacak rambutnya dan pergi dari kelas.
Aaarghhhhhh.. lagian hukumannya gak bisa di ganti apa gitu? Ama siapa kek ini malah ama dia ya pasti susah lah, gerutu Elvon.
---
“Bro, kantin yuk?” ajak Ilham sambil merangkul Elvon.
“Ayo, sebentar gue ambil dompet dulu ditas.”
“Okeh.”
Dan dari kejauhan Ilham melihat seorang gadis dengan 3 temannya sedang mendekatinya.
“Ham, Elvon mana? Apa bener Elvon nembak Mita?” tanya seorang gadis yang menepuk pundak Ilham dengan ekspresi marah.
“Noh dikelas. Iya, emang kenapa kalo Elvon nembak Mita? Masalah banget emang sama lo?” jawab sinis Ilham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For 40 Days
Teen FictionSemenjak kejadian 2 tahun yang lalu itu membuat aku dan Mita bermusuhan. Namun, sejak adanya hukuman dari si makhluk rese, Ilham. Aku jadi ada kesempatan deketin dia lagi. -Elvon Mahendra Gimana kelanjutan ceritanya? Baca ajah yuk;) Jangan lupa ka...