Chapter 1

30 3 0
                                    

Ben POV

#Jam Istirahat
#Kantin

Dengan adanya es jeruk di depanku, aku merasa.. Merasa.. Ugh, itu tak bisa dijelaskan oleh kata kata.

Disini sangat ramai. Entah kenapa, Aku merasa terasingkan disini. Apa karena aku belum mempunyai teman disini? Hmmm.. Mungkin memang karena itu. Padahal, di sekolahku dulu, lepas dari pengawasan para guru, aku selalu dikerubungi para perempuan ataupun lelaki -_-"

Aku harus jujur nih ya. Di sekolahku dulu, 75% laki-laki dan perempuan ada yang menyukai sesama jenis. Mungkin, mereka sudah putus asa karena lawan jenis sudah tidak lagi mau dengan mereka. Huahahahaha #EvilLaugh

Back to the topic aja deh. Daripada penyakit epilepsiku kambuh.

Apa ada yang salah denganku? Baiklah, biar kulihat. Hmm.. Seragamku tidak berbeda dengan murid lainnya.

Mukaku? Kata temanku perempuanku dulu aku tampan, tak ada yang salah dengan wajahku. #PeDeGila

Sepatu? Hmm.. Sepatuku tak ada yang salah sepertinya. Sepatu Nike Airmax hitam, dengan kombinasi warna merah dan putih.

Eh? Tapi bahkan yang lain-
Haih.. Yang lain bahkan menggunakan sepatu yang tak pantas disebut sepatu sekolah. Ada yang mengunakan high heels, ada yang menggunakan flat shoes.

Sekolah ini tak sebaik yang kudengar. Baiklah. Mungkin aku terlalu berburuk sangka. Daripada makin ngawur, aku akan ke kelas saja deh.

Di lorong, aku melewati berbagai ruangan. Sampai di depan mading yang tepat bersebelahan ruang OSIS-

BRAK!

D-D-Dia menumpahkan minuman di seragamku. Kurang ajar! Argh! Aku belum menyelesaikan kalimatku!

"Eh, maaf aku tadi buru buru mau keluar ruang OSIS. Maaf ya." ucapnya sambil menundukkan kepalanya, dan badannya gemetar. Eh, kenapa?

Pintu ruang OSIS kembali terbuka. Terlihatlah seorang perempuan yang terlihat marah. Sangat marah.

"Gara-gara kamu tahu gak? Aku yang jadi kena batu-nya. Senang kan lihat aku dimarahi guru? Puas kamu?! Habis ini apa lagi? Membuat aku di keluarkan dari sekolah? Dasar pembawa sial!" ucap perempuan tadi kepada perempuan yang menumpahkan minumannya pada seragamku itu.

Baiklah, daripada bingung karena aku tak tahu nama mereka, aku akan memanggil perempuan emosional itu WE (Wanita Emosional) dan perempuan yang menumpahkan minuman ke seragamku akan kusebut PC (Perempuan Ceroboh)

"Hey Bung! Sebaiknya kamu segera menjauh darinya sebelum mendapat kesialan yang lebih parah dari minuman di seragammu itu! Dan kamu! Wanita pembawa sial! Menjauhlah dari kami selamanya!" ucap WE dengan penuh amarah.

Apa dia sedang dapat jatah bulanan? Kenapa dia sepertinya sangat marah pada PC? Ah sebaiknya aku bersihkan dulu minuman ini.

"Hey, kalian segera selesaikan permasalahan kalian dengan kepala dingin. Jaa nee (sampai jumpa)" aku tak suka keadaan seperti ini, sebaiknya aku segera meninggalkan mereka.

Kenapa perempuan sangat sensitif dan emosional disaat ada masalah? Masalah kecil dijadikannya masalah yang lebih besar.

Sampai di toilet, aku membasuh sedikit bagian seragamku yang terkena minuman tadi.

Huh! Aku tahu ini bukan tempatku. Tak seharusnya aku menerima beasiswa lagi. Tapi, sayangnya aku harus menerima beasiswa ini tanpa mengelak.

Aku harus ke lokerku sekarang. Tak seharusnya aku berpakaian seperti ini di muka umum.

Eh, sebentar lagi bel berbunyi. Aku harus bergegas!

Hei! Dimana ya lokerku? Aku jadi lupa. Kata pak Andy ada seragam cadangan di loker. Tapi, aku ragu, antara loker 12 dan 21. Dimana loker milikku?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidup Yang Penuh KepalsuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang