Chapter 1

30 5 0
                                    

Ini masih pagi, namun suasana SMA Pradipta sudah ricuh dan panas karena pertarungan dua pentolan yang saling baku hantam di parkiran sekolah.

"Mau lo apa, bangsat?" Teriak salah satu pentolan itu usai dirinya menerima pukulan keras di pipinya. Sedangkan yang satunya hanya menunjukkan senyum sinis lalu menjawab dengan santai.

"Lo tanya apa mau gue? Steven Louis, gue cuma pengen lo ngerasain sakit yang sudah lo buat ke Aira."

BUGH.
Satu hantaman lagi Steven dapatkan dari lawan tarungnya, siapa lagi kalau bukan Gio.

Steven yang mendengar hal itu hanya tertawa dingin lalu mengelap darah di sudut bibirnya.

"Lo cuma sahabatnya dan lo gak tahu apa-apa tentang hubungan gue sama Aira. Jadi, lo gak usah ikut campur!" Balas Steven dengan nada dingin yang seolah mencoba mengintimidasi sosok di hadapannya.

Gio menunjukkan senyum miringnya yang terlihat menyeramkan jika pria yang melihatnya, namun akan membuat para gadis terpesona jika melihatnya.
"Lo terlalu meremehkan gue, Stev."

Sebelum melanjutkan ucapannya, Gio sempat melihat ke sekitarnya yang sudah dikelilingi banyak siswa dan mendapati sesosok gadis berdiri dengan tubuh bergetar.

"Apa yang gak gue tahu? Gue bahkan hapal wajah-wajah pelacur yang pernah lo bawa ke hotel. Bahkan, gue tahu kalau lo abis make out sama cewek SMA Pradipta tadi malam. Perlu gue sebutin nama cewek itu, jerk?"

Wajah Steven memerah dan tangannya terkepal menahan emosi yang sudah bertumpuk di ubun-ubun. Secepat kilat ia melayangkan pukulannya di wajah Gio. Bukannya membalas, Gio malah tertawa keras yang membuat Steven semakin marah.

"Are you feel ashame, Stev? Gue kira lo gak sudah gak punya urat malu. Just let me give you an applouse." Gio bertepuk tangan dengan seringai iblis di wajahnya, benar-benar menakutkan.

"Jangan salahin gue. It happens because sahabat lo itu gak mau puasin gue dengan badannya itu." Gio benar-benar meledak mendengar ucapan itu dan langsung menghabisi Steven dengan pukulan bertubi-tubi tanpa henti.

"Ucapan lo tadi adalah gerbang maut buat lo, Stev."

Gio benar-benar kalap dan tak peduli jika ia harus masuk penjara setelahnya karena sudah membunuh Steven. Dua jantan tersebut berguling-guling di tanah dan saling menghantam.

"Are you both get in mad? Just stop it, asshole!"

Seorang lelaki berperawakan tinggi mencoba memisahkan Gio dan Steven yang masih saling mencoba membunuh satu sama lain.

Lelaki itu meninju perut Steven agar berguling menjauh lalu menarik Gio agar berdiri.

Gio sudah berdiri dengan lelaki itu yang menahan tubuhnya.

"Fero, lepasin gue!" Gio mecoba memberontak namun tak berhasil.

"Lo bisa lanjut bunuh dia nanti pulang sekolah. Tapi lo harus ke UKS sekarang, Aira pingsan."

******

Gio berlari sekuat tenaga tanpa memperdulikan rasa sakit di sekujur tubuhnya seolah ia mati rasa. Di otaknya kini hanya ada nama Aira. Jantungnya berdegup cepat antara menahan rasa sakit, sesak, dan khawatir.

"Aira!" Gio segera mendekati Aira yang terlelap di ranjang UKS. Tangannya mengelus kepala gadis itu dengan lembut dan berirama.

"Dia pingsan waktu lihat lo tengkar sama Steven. Kayaknya dia shock, tapi gue gak bisa memastikan kenapa dia mimisan." Ucap seorang gadis yang berdiri di samping Gio, Nayla, salah satu anggota PMR.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 28, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reach OutWhere stories live. Discover now