My Peterpan

69 9 2
                                    

'Kubuka buku catatan yang sudah usang ini.

Halaman terbuka dan masih terlukis dengan jelas, gambaranmu di sana,'

Dinginnya malam tak membuatnya getir. Karena di sinilah ia bisa melihatmu dan dari sinilah ia bisa merasakan kebahagiaanmu. Ia yang menatapmu dari jauh hanya menggores pena pada kertas putih yang digenggamnya, kertas yang menceritakan semua hal tentang dirimu. Sosok yang dikaguminya.

"Kai?" Pintu terjerebak terbuka, bisa dilihat Sehun sedang memandang Kai dengan tatapan bingung.

"Melihat dia lagi?" Sehun berjalan menghampiri, ikut melirik ke luar jendela. Kai hanya mengangguk dengan senyum tipis.

Kai dapat melihatmu sedang bercanda gurau dengan temanmu. Rambut hitam panjangmu melayang-layang diterbangkan angin, membuat fantasi kecantikanmu semakin membuat Kai kagum pada karya tuhan yang seindah bidadari.

"Kau harus menyatakan perasaanmu," Komentar Sehun.

"Terlalu sulit," Kai bisa apa? Kai dan bidadari pujaan hatinya itu berbeda, ibarat alien dengan seorang malaikat. Mungkinkah hayalannya terlalu tinggi untuk menyukai sosok indah seperti bidadari?

"Kenapa tidak? Kau hanya butuh kepercayaan bahwa dia juga menyukaimu," Kai terkekeh mendengar kalimat yang keluar dari Sehun sahabatnya.

"Kau terlalu berkhayal. Aku hanyalah pemuda biasa yang hanya bisa melihatnya dari jauh," Seru Kai dengan miris.

"Kau hanya tidak tahu caranya," Kai mengerutkan keningnya dan langsung menatap Sehun dengan tatapan bertanya. "Kau hanya belum tau bagaimana caranya mendekati dia,"

"Ya, mungkin begitu," 'Mungkinkah aku harus mengatakan perasaanku padamu? Pada gadis seindah dirimu yang aku kagumi selama ini?' Bahkan Kai masih ragu untuk mengatakan perasaannya.

"Kalau begitu carilah cara yang cocok untukmu agar dia tidak lari ke tangan yang lain," Sehun menepuk-nepuk pundak Kai dengan keras dan berjalan ke luar kamar sedangkan Kai hanya menatapnya dengan senyum tipis.

'Apakah aku bisa mengutarakan isi hatiku ini padamu wahai pujaan hatiku?'

Ketika malam mulai larut, kau hanya berjalan sendiri menyusuri terotoar. Terlihat dirimu yang menggosokkan kedua tanganmu mencoba mencari kehangatan dan- Hm? Apa itu? Seseorang mengikutimu? Kai melebarkan matanya saat dilihat ada dua orang yang mengikutimu dari kejauhan dan salah satu dari mereka membawa sebuah pisau lipat yang digenggam erat. 'Apa yang harus aku lakukan?'

Seketika lambang Keyhole di punggung tangannya bersinar 'Aku harus menyelamatkanmu,' dalam sekejap Kai lenyap bersama udara di sekitarnya. Hilang tanpa jejak. Kau yang berjalan santai tiba-tiba dikejutkan dengan hadirnya sebuah tangan yang menggenggam erat tanganmu dan ditariknya tubuhmu dalam dekapan hangat.

"Shht... Kau diikuti," Kai berusaha menenangkanmu dengan suara baritone-Nya sedangkan dirimu hanya mengangguk paham, berusaha menahan keterkejutan. "Tutup matamu,"

"A-apa? Untuk apa?"

"Aku akan membawamu ke suatu tempat," Kai bahkan tidak tahu dirinya berbicara seperti itu. Respon yang ia milki saat jantungnya berdetak kencang. Sungguh diluar dugaan Kai yang menggenggam tanganmu lenyap dalam udara kosong, di dalam pekatnya malam. Ini esensi yang nyata, Kai hanya ingin kau melihat keindahan yang ia lihat juga. Kau yang digenggam sosok misterius hanya terdiam gugup, jantungmu tak pernah berdetak lembut lagi. "Bukalah matamu," Perintah Kai dengan lembut, suaranya benar-benar membuatmu tenang.

Saat kau membuka mata lentikmu, kau terperangah kagum. Kagum dengan keindahan alam yang kau lihat. Ini seperti surga. "Selamat datang di Neverland," Ujar Kai yang memberimu senyum menawan. Jantungmu berdetak sekali. Perasaan apa yang sebenarnya kau rasakan?

Kunci-CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang