Chapter 2

2 0 0
                                    

A collab fan fiction to our beloved and funny friends.

Mereka yang hanya bertemu dan bertegur sapa di dunia maya. Apa jadinya kalau mereka semua bertemu di dunia nyata..... dan terkumpul di dalam satu rumah?

***

(CHAPTER 2)

"BANGUN—!! Semuanya ayo bangun~~~" suara Ika memenuhi rumah, memaksa semua penghuni yang masih tidur membuka mata.

Korban pertama- maksudnya pasangan pertama yang mendapat morning call penuh cinta Ika adalah Rikha dan Vlau, yang masih tepar.

"Bangun! Mom, mbak Rikha ayo! Katanya mau berberes?" Ika dengan semangat 45nya menggoyangkan kasur sambil membunyikan ember dengan stik drum.

Merasa ada gempa bumi mini di kasur mereka, Vlau dan Rikha terpaksa membuka mata.

"Lima menit lagi... semalam aku lembur..." Rikha yang serta merta menutup mukanya dengan bantal menggerutu. Ika dapat ember dan stik drumnya dari mana, sih? Ini pasti kerjaan Nia yang suka bawa-bawa stik drum kemana-mana.

"Nggak boleh... ayo bangun! Kita belum beres-beres rumah, kan? Mom jangan cemberut gitu... pasti semalem begadang gara-gara ngasup Nijihai kan?"

Setengah kesal karena tidur cantik mereka terganggu, setengahnya lagi karena Ika nggak berhenti mencolek mereka dengan stik drum, akhirnya Rikha dan Vlau beranjak ke ruang tengah sambil mengumpulkan nyawa.

Kamar kedua, sepertinya lebih mudah, batin Ika. Kembali memukulkan ember sambil berteriak dan membuat heboh, gadis yang konon mengaku mirip Riko itu masuk ke kamar Robi dan Witty.

Bi-chan, Wit, ayo bangun! Kita beres-beres rumah!"

"Nggak mau! Mau sama Robibae aja..." Witi bangun dan beranjak dari tempat tidurnya. Tapi bukannya menuju ke ruang tengah, malah menjatuhkan diri ke pelukan kasur Robi. Sementara yang kasurnya dijajah malah tidak bergeming.

"Haduh... oooi! Kalau nggak bangun dan ikut beres-beres... nanti kamar kalian aku tukar, lho..."

Tanpa pengulangan ancaman, Witi pun melonjak bangun sambil menarik Robiba- ahem... maksudnya Robi, yang masih setengah tersadar.

"Hm? Kenapa Wit? Masih pagi... mau good morning kiss ya?"

"Bukan! Eh... iya sih... mana sini morning kissnya..."

"Ahem... Wit..." orang ketiga di kamar itu berdehem, mengingatkan Witty akan janjinya. Witi cuma mengangguk sambil ndusel ke Robi dan mengibaskan tangan, memberi isyarat ke Ika untuk pergi duluan.

"Nah... selanjutnya..." Ika melirik ke kamar Nia dan Soca, dan mengetuknya sebelum melongok.

"Eyang? Sudah pada bangun?" Ika kaget dan agak senang karena Soca dan Nia sama-sama terlihat sudah sadar dan duduk tegak di tempat tidurnya. Tapi, begitu pertanyaannya hanya dibalas oleh anggukan dan cengiran lemah, Ika mengerutkan dahi.

"Kakek... nenek... udah tidur?"

Sekali lagi jawabannya hanya cengiran dan gelengan pelan. Astaga... kalau begini, Ika juga jadi nggak tega menyuruh dua sesepuh ini beres beres rumah. Agak melotot ke dua orang yang masih cengar cengir dengan mata lima watt, Ika menghela nafas.

"Ya sudah... tidur sebentar aja deh, tapi jangan lupa ikut bantu beres-beres kalau sudah bangun!"

Kali ini bukan cengiran dan anggukan, tapi mereka malah langsung berbaring dan selimutan. Di tempat tidur masing-masing tentunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When They All Meet in Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang