12

5.3K 160 6
                                    

14.04.16

Hari ke-empat dari Ujian Sekolah,ada para siswa(i) yang sudah keluar dari ruangannya padahal hari ini jadwalnya Matematika.Mungkin mereka hanya memastikan dan menyakinkan dengan hatinya tidak menghitungnya dengan baik,cukup dengan hati dan semuanya selesai terserah bagaimana hasilnya nanti.Yang penting selesai.

Baru sekitar 20 menit kemudian bel berbunyi dan tepat saat itu Diva dan semua temannya yang satu ruangan dengan gadis itu mengumpulkan lembar jawaban mereka,mereka itu sudah biasa seperti itu pokoknya harus menunggu sampai semuanya benar-benar mendapat jawaban.Karena masuknya bareng keluarnya juga bareng.Jangan masuknya doang yang bareng keluarnya urus diri masing-masing.Itu basi dan gak banget.

"Div makan sushi yuk!di tempat biasa aja," ajak Adzana yang kini sedang membereskan peralatan Ujiannya

Diva menyampirkan tasnya di bahu kanan lalu menunggu Adzana dan Syifa yang sedang merapikan peralatan Ujiannya,"Gak deh gue mau belajar biar bisa lulus dimana aja."

"Gayaan banget deh lo,ujung-ujungnya juga nyontek"

"Yah kalo emang kepepet daku bisa apa Syif," Diva masih setia menunggu dua temannya itu ia naik ke atas meja untuk duduk

Setelah Adzana dan Syifa selesai mereka bertiga berjalan keluar kelas namun baru saja satu langkah mereka menapaki lantai luar kelas yang mereka pakai untuk Ujian ternyata semua teman Rafa sudah ada di sana sambil saling membulky satu sama lain namun kegitan mereka terhenti akibat Adzana,Syifa dan Diva yang keluar dari ruangannya.

"Hai Adzanaa pacarnya Dafran yang akan menjadi pacarku" Kata Ikram -temanRafa-

"Najis"

Rafa mengenggam tangan Diva menarik gadis itu untuk pergi namun melepaskannya karena ini masih di lingkungan sekolah,beruntung hari ini ia waras jadi tidak mengandeng pacarnya itu tepat di depan ruang OSIS yang bersampingan dengan ruang BK.

"OH JADI SETELAH APA YANG KAMU LAKUIN KE AKU KAMU BUANG AKU GITU AJA?IYA RAF?IYAA?" Teriak seseorang yang tak sama sekali membuat Rafa berbalik begitupun dengan Diva

"NAJIS SI RIO APAAN BANGET DAH" Yah orang yang berteriak tadi Rio dan sekarang Dito

"GUE UDAH GAK BUTUH LO JADI GET AWAY FROM ME," giliran Rafa kini

"RAFA ALDRICH AZYN SIALAN"  Rafa tertawa keras ketika mendengar teriakan teman-temannya

Diva menggelengkan kepalanya tak mengerti lagi dengan kelakuan Rafa dan teman-temannya,benar kata orang jika sudah menjadi senior atau kelas tiga maka tingkat kenakalan akan semakin meningkat terutama bagi para cowok.Jika orang lain melihat ini sudah kelewatan tapi bagi anak sebayanya ini biasa saja.

"Jemputan kamu udah ada belom Div?" Tanya Rafa sesaat setelah mereka menginjakkan kakinya di depan gerbang untuk memasuki kawasan sekolah

Ada dua gerbang di sekolah mereka,gerbang utama untuk akses keluar masuk sekolah dan gerbang kedua untuk memasuki kawasan sekolah -kelas dan lainnya-.

Diva berdiri di depan Rafa namun tak pas di hadapan cowok itu,gadis itu memanfaatkan bayangan Rafa untuk menutupinya dari teriknya matahari di jam 11 ini."Yah belom lah udah liat gak ada mobil aku di situ" Kata Diva sedikit ketus

Rafa terkekeh

"Kalo seandainya aku pindah gimana Div?"

"HAH?!"

"Aku dapet beasiswa"

"Loh?kok bisa?"

Bagaimana bisa Rafa mendapat beasiswa?seharusnya dan setidaknya Riyadh-lah yang minimal mendapatkan beasiswa itu,bukannya Diva tak sanggup LDR-an sebelumnya kan mereka juga LDR-an.Tapi,kenapa bisa?

RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang