Part 1

58 3 1
                                    

Haloo wattpad-ers, penulis kembali lagi dengan cerita lain. Semoga kalian suka dengan cerita penulis kali ini, dan penulis harap komentar dari kalian. Cerita abal-abal? gak romantis?kurang greget? Semua komentar kalian bakal penulis tampung. So, Check it out!

NB: Jika ingin menambah kesan horor dalam membacanya, disarankan membaca kisah tentang Monkey dream terlebih dahulu :)

***

Bocah kecil itu menatap mamanya dengan bingung. Mamanya mengusap rambut hitamnya dengan lembut. Matanya menatapnya dengan iba, khawatir dan ... takut?

"Nanti, jika Adik udah besar, Adik bakal ketemu cewek cantik." Bocah lugu itu sontak membulatkan matanya. Ia berbinar. Dalam bayangannya, pastilah yang dinamakan cewek cantik itu seperti model-model yang selalu ayahnya tonton.

"Benarkah? Kayak model, ya, Ma?" Mamanya terdiam. Ia memandang putranya dengan sendu, lalu memeluknya dengan erat.

"Mama ingin Adik nanti jadi pelari yang handal. Adik suka berlari,'kan?" Bocah kecil itu mengangguk dengan semangat. Ia tersenyum. Mamanya tersenyum melihat jawaban putranya yang sangat antusias.

"Nah, pinter. Mumpung Adik masih kecil, Mama ngijinin Adik untuk berpetualang sesuka Adik. Carilah tempat-tempat yang nyaman untuk bersembunyi. Mama ingin kelak bisa melihat Adik tertawa bersama keluarga Adik." Bocah kecil itu mengusap punggung mamanya. Ia tahu mama kesayangannya tengah dilanda kekhawatiran yang besar. Ia tahu, terlihat dari nasihat mamanya yang luar biasa aneh ini.

"Iya, Ma. Adik janji."

***

"Ma, Adik dapat beasiswa ke Jepang." Remaja SMP itu langsung berlalu ke pelukan mamanya.

"Papa udah tahu, belum, Dik?" tanya mamanya di sela-sela pelukannya.

"Belum, Ma. Nanti Adik bakal beritahu papa. Papa kapan pulang, Ma?" Ia melepaskan pelukannya pada mamanya.

"Eum ... mungkin sekitar 1 bulan lagi, Dik. Adik kapan berangkat?" tanya mamanya lagi.

"Seminggu lagi, Ma."

"Yaudah, nanti Mama yang akan beritahu papa. Sana gih mandi. Adik bau keringat." Bocah SMP itu menyengir sebelum berlari ke kamarnya.

"Oh iya, Dik. Nanti jangan beritahu Mama Papa dimana tempat tinggal dan sekolah Adik, ya." Bocah SMP itu terdiam. Lalu ia melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

"Baik, Ma."

Sedari kecil, orang tuanya pasti berlagak ingin menghindar darinya. Ia tahu ada yang tidak beres dengan keluarganya. Tapi apa? Ia sudah mencari semua petunjuk mengenai masalah ini. Tapi hasilnya nihil. Alhasil, ia hanya bisa menuruti semua perkataan orang tuanya. Orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, bukan? Ia yakin orang tuanya memiliki alasan kuat mencoba menghindarinya.

***

Alvin Putra Dirgantara menginjakkan kakinya untuk yang pertama kali ke negeri asalnya. Ia menghirup dalam-dalam udara kota Depok sedalam-dalamnya.

"Kampungan lo, Vin," ucap Arsa yang sudah kembali dari panggilan alamnya.

"Mentang-mentang punya banyak cewek bisa kesana kemari, bolak-balik ke luar negeri gratis. Sombong lo, Sa." Alvin mendengus menimpali perkataan Arsa.

Dia, Arsa Putra Atmajaya, seorang playboy kelas kakap dengan sejuta pesonanya mampu menarik perhatian lawan jenisnya. Sedangkan laki-laki di sampingnya adalah seorang programmer handal yang ia kenal waktu berada di negeri Sakura.

"Sa, lo masih ingat kan tempat tinggal lo? Jangan bilang kita nginep di jalanan," kata Alvin dengan kesalnya.

"Yaelah. Gini-gini otak gue encer. Gue masih inget lah."

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang