Ujung Jari Mentari menampar panas Cakrawala. Membuat keributan di kamar itu. Panasnya tamparan Mentari tak dapat dicegah, mengingat pagi telah merekah, dan jam dinding telah menunjuk pukul 6.25. Semakin siang tamparan Mentari kian panas, agar Cakrawala segera terbangun dari tidurnya semalam. Apalagi hari ini Cakrawala harus pergi ke negeri tetangga untuk melakukan survei pariwisatanya. Jeritan Mentari membuat Cakrawala teringat akan perjalanannya pagi ini. Pesawatnya akan take off pada 08.30, sedangkan ia harus check in terlebih dahulu.
"Iya Mentari, kakak bangun," seru Cakrawala kepada adiknya***
Cakrawala telah duduk manis, persis sebelum pesawat berangkat. Belum ada 5 menit mengudara, perutnya merasa mual karena belum sarapan. Ia pun berlari menuju kamar mandi.
Brakkk! Ia menabrak seorang pramugari. Spontan ia segera pramugari yang terkapar di lantai karena ulahnya.
"Maaf...maaf..." (berhenti berbicara seper sekian detik)
"Senja?" ia membaca name tag yang dikenakan pramugari itu.
" Iya, Senja Parawangsa," jelas pramugari itu
YOU ARE READING
Menunggu Senja
RomanceSenja, kembalilah. Langit mulai lelah memancarkan cahaya. Matahari telah kembali ke pangkuan. Namun Senja tak datang, ia pergi. Meninggalkan langit tanpa goresan indah senyumannya.