Chapter 6

661 53 7
                                    

"Wonwoo, kau kenapa?! Apa yang terjadi?!" Jun panik bukan main. Ia hanya bisa melihat Wonwoo yang sedang kesakitan memegang kepalanya. "Ke-kepalaku... Sakit sekali... Rasanya..." Ia mengigau tidak jelas sambil terus menunduk ke bawah. Napasnya tak beraturan. Di saat ia merasa kesakitan, Wonwoo akhirnya merasakan sesuatu. Tidak, ia kembali mengingat suatu memori yang sebelumnya ia lupakan. Memori yang sangat penting baginya.

Memori antara dirinya, Wen Junhui, dan masa kecilnya yang pahit.

-----------------------------------------------------------

Flashback On

"Untuk apa kau bertemu dengan orang itu?! Bukankah kau bilang kau membencinya dan tidak akan bertemu dengannya lagi?!!"

"Aku tidak bermaksud begitu!! Dia hanya sedang butuh bantuanku, itu saja!!"

"Bukankah sudah kau katakan bahwa kau tidak mendekati orang itu lagi selain aku?!! Bukankah kau yang memintaku untuk melindungimu dari orang itu?!!"

"Itu hanya masa lalu!! Lagipula dia masih kakak seniorku, tidak mungkin aku membiarkannya!!"

"Kau bohong!! Kau bahkan menangis padaku ketika ia menyakitimu lagi!!"

Suara-suara murka itu terus bergema menghiasi rumah besar itu. Disana hiduplah Jeon Wonwoo, yang masih berumur 9 tahun. Ia hanya bisa bersembunyi di dalam kamarnya sambil mendengarkan kedua orang tuanya yang sedang bertengkar. Badannya bergetar karena ketakutan. Ia sangat takut melihat ekspresi orang tuanya yang menyeramkan.

PLAK!!

Satu tamparan keras mendarat di wajah ibunya. Ibunya meringis kesakitan dan menitikkan air mata. Wonwoo kecil begitu terkejut melihat perlakuan ayahnya yang sangat kasar. Sungguh, anak sekecil dia tak pantas melihat perlakuan kurang ajar seperti itu. Ia pun berjalan perlahan keluar dari kamarnya agar tak ketahuan. Lalu ia pun kabur dari rumah itu.

Ia berlari tanpa tujuan. Kakinya terus melangkah kemanapun ia pergi. Matanya terasa berat karena menampung sesuatu yang disebut air mata. Air mata itu menetes dengan indahnya membasahi pipinya yang lembut. Hingga akhirnya ia sampai ke sebuah taman kecil yang tak jauh tempatnya. Disana ia berhenti. Duduk sendiri di sebuah bangku sambil terus menangis. Ia masih membayangkan kejadian yang terjadi di depan matanya tadi.

'Kenapa ayah menampar ibu?! Apa ayah tidak sayang ibu?!' pikirnya dalam hati.

Wonwoo kecil merasa sangat kebingungan. Ia tidak ingin pulang karena takut akan melihat kejadian itu lagi. Tapi, ia juga takut sendirian di luar sana. Disaat kebimbangan menghantui pikirannya, tiba-tiba datanglah seseorang tak dikenal menghampirinya.

"Kenapa kau menangis?"

Wonwoo mengangkat kepalanya dengan matanya yang masih mencucurkan air mata. Ia tidak mengenal orang yang ada di depannya. Yang ia tahu, orang itu seperti seumuran dengannya. Orang asing, lebih tepatnya anak kecil itu lalu duduk di sampingnya. "Apa kau sedang ada masalah?". Wonwoo diam dan tak menjawab. Ia masih memerhatikan anak itu. Sepertinya ia takut anak itu akan mengganggunya. "Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu. Aku kan masih kecil." Jawabnya dengan polos.

Ia lalu mengulurkan tangannya di depan Wonwoo. Melihat itu Wonwoo tampak bingung, namun ia membalas uluran tangan itu. "Perkenalkan, aku Jun. Kau bisa cerita padaku, yah jika kau tidak keberatan." Anak bernama Jun itu tersenyum. Spontan Wonwoo pun membalasnya, "Aku Wonwoo."

Wonwoo pun mulai bercerita tentang kronologis kejadian tadi. Tentang bagaimana orang tuanya bertengkar, saling memaki satu sama lain, keduanya saling tidak mau mengalah, dan bagaimana cara ayahnya menampar wajah ibunya. Saat bercerita ia terlihat sangat sedih. Walau tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, Jun berusaha menenangkan Wonwoo yang menangis saat menceritakannya.

"Pasti sangat menyakitkan melihat kejadian seperti itu. Aku bahkan tidak bisa membayangkan jika orang tuaku bertengkar." Jawab Jun sambil menggosok-gosok punggung Wonwoo. Wonwoo lalu mengusap air mata yang masih menempel di pipinya. "Aku bingung tidak tahu harus bagaimana... Aku hanya tidak ingin membuat orang tuaku tambah marah..."

Jun merasa kasihan dan sangat ingin membantunya. Tapi, Jun tidak tahu permasalahan seperti apa yang dialami Wonwoo. Dan yang lebih penting, mereka baru mengenal satu sama lain. Mana mungkin ia bisa berlagak hebat di depan orang yang baru ia kenal. Ia hanya bisa memberi saran yang menurutnya sangat ampuh. "Ibuku bilang, kau harus selalu berkata jujur kepada siapapun. Bagaimana kalau kau bicara jujur kepada orang tuamu kalau kau tidak suka dengan pertengkaran mereka? Mungkin mereka akan mengerti."

Wonwoo berhenti menangis. Ia memikirkan tentang perkataan Jun tadi. Ia merasa ada benarnya juga. Ia hanya harus jujur. Yang harus ia lakukan adalah bicara pada orang tuanya dan menyelesaikan masalahnya. Tidak mungkin ia sanggup bertahan hidup bersama orang tua yang sering bertengkar. "Mungkin kau benar... Aku harus bicara pada orang tuaku." Ia mengelap bekas air matanya dan tersenyum di depan Jun. "Terima kasih." Jun ikut tersenyum melihatnya. Tak lama kemudian, ia dipanggil oleh seseorang yang merupakan ayahnya. Ia pun pergi meninggalkan Wonwoo dan melambaikan tangan padanya.

Saat hendak pulang, tiba-tiba ia melihat ibunya berlari menuju ke arahnya. Ibunya lalu memeluknya dengan erat. "Wonwoo, kamu kemana saja sayang?! Ibu sangat khawatir!" Kata Ibunya cemas sambil mengusap kepalanya. Wonwoo tidak menjawab. Ia tidak berpikir jika ibunya akan se-khawatir ini. Padahal tadinya ia sedang bertengkar hebat dengan ayahnya. "Ibu... Dimana ayah?" Mendengar pertanyaan itu, raut wajahnya berubah menjadi sedih. "Ayah di rumah, sayang..." Wonwoo sangat tidak ingin membuat ibunya sedih. Namun ia harus jujur dan menyelesaikan masalah di keluarganya.

"Aku mau bicara dengan ibu dan ayah... Ayo kita pulang, bu." Katanya pelan. Ibunya hanya mengangguk. Ia tahu kenapa Wonwoo berkata seperti itu. Ia tahu jika Wonwoo pasti melihat pertengkarannya dengan suaminya. Ia tak sanggup bila membayangkan anaknya yang masih kecil harus melihat ia dan suaminya bertengkar.

Sesampainya di rumah, Wonwoo langsung bertemu dengan ayahnya. Ia mulai mengatakan semua hal yang mengganggu perasaannya  tentang ayah dan ibunya. Ayah dan ibunya mendengarkan semuanya dan memahami perasaan Wonwoo. Beberapa minggu kemudian, orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Wonwoo tinggal bersama ibunya dan terpaksa harus berpisah dengan ayahnya.

Wonwoo kecil masih ingat apa yang dikatakan orang bernama Jun yang ia temui waktu itu. Ia bersyukur bisa bertemu orang itu. Namun, sejak hari itu ia tak pernah bertemu dengannya lagi. Hari itu merupakan pertemuan pertama dan terakhirnya dengan orang itu.

Flashback Off

---------------

Wonwoo akhirnya tersadar setelah cukup lama kesakitan. Ingatan lamanya yang tiba-tiba muncul membuatnya kepalanya sakit dan sesak napas. Namun sekarang ia sudah lebih baik. Jun yang berada di sampingnya selalu siap menenangkan dirinya. "Bagaimana keadaanmu?"

"...Sudah mendingan daripada yang tadi..." Wonwoo menjawab dengan suara yang sangat pelan. Setelah ia mendinginkan pikirannya, ia lalu menceritakan ingatan yang muncul di pikirannya tadi. Jun mendengarkannya dengan seksama. Ia terkejut karena ingatan yang dikatakan Wonwoo hampir sama dengan mimpi buruknya beberapa hari yang lalu. Karena hal yang kebetulan itu, Jun jadi ingat jika ia pernah bertemu dengan seorang anak saat ia berlibur ke Korea beberapa tahun yang lalu. Namun ia tak begitu ingat dengan namanya karena itu sudah lama. Dan yang lebih mengejutkan lagi, kejadiannya sama persis dengan mimpi buruknya dan ingatan lama Wonwoo.

"Wonwoo, apa jangan-jangan... anak kecil yang kujumpai dalam mimpiku adalah kau...?" Tanya Jun menduga-duga.

"Dan apa anak yang kujumpai di taman 11 tahun lalu itu... adalah kau, Jun?" Wonwoo bertanya balik.

Keduanya saling terdiam. Tidak ada yang berbicara karena mereka masih memikirkan kejadian yang kebetulan ini. Ah tidak, ini bukan kebetulan. Ini adalah takdir. Dan takdir mereka telah terjalin satu sama lain dan mempertemukan mereka kembali.

-To be Continued

WWAAAAAAAHHHHH AKHIRNYA BISA UPDATE CERITA INI JUGA HOREEEEEEE
maaf ya kiri sempat mampet dgn ide ceritanya soalnya rada gk nyambung gitu😭 tpi ane berusaha supaya jalan ceritanya senyambung mungkin jdi enak d baca hehehe~~
oh iya ane juga udh perbaiki kata2 di chapter sebelumnya jdi lebih enak d baca hehe :D
gimana nihh?? semoga suka yaa^^
sampai jumpa di chapter selanjutnya~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Scapegoat (Wonhui) - [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang