#10

1.4K 152 16
                                    

Harry menghentikan mobilnya ditempat parkir yang agak jauh beberapa meter dari taman, sehingga mereka harus berjalan kaki untuk sampai disana. Cuaca hari ini sangat mendukung, cerah. Suasana taman yang tidak terlalu ramai, asri, dan indah. Bahkan Abel tidak pernah tahu ada taman ini sebelumnya.

"Tadi kau belum sarapan kan? Bagaimana jika kita membeli hot dog dan segelas kopi?" Tawar Harry saat ia teringat dengan kejadian tadi. Abel mengangguk. Mereka pun menghampiri sebuah foodstreet yang menjual kopi dan hot dog dan memesan masing-masing satu untuk mereka.

Setelah mendapatkan pesanana, mereka duduk dikursi taman berwarna coklat untuk menikmati makanan mereka. "Cuacanya mendukung ya?" Ucap Abel sebelum menyuap hot dognya. "Ya, mungkin alam mendukung kita." Ucap Harry dan membuat Abel bingung dengan maksud dari ucapannya.

"Maksudku... mungkin alam mendukung kita untuk berjalana-jalan mengelilingi kota." Jawab Harry sedikit tidak masuk akal dan tentu saja membuat Abel terkekeh. "Hey, kau tahu dari mana jika disini ada taman yang indah?" Tanya Abel penasaran. "Aku mencarinya di google, kau suka taman ini?" Tanya Harry balik setelah meneguk kopinya. "Ya."

"Apa yang membuat kau suka?"

"Indah, tidak terlalu ramai, bahkan kebanyakan disini adalah anak-anak dan aku baru sadar bahwa kitalah yang tertua ditaman ini." Jelas Abel dan diakhiri dengan kekehan. "Bagaimana denganmu?"

Harry terkekeh. "Aku tak sadar bahwa kita adalah orang paling tua disini. Well, ada 5 hal yang membuat taman ini kusukai. Pertama, tamannya indah. Kedua, cuacanya yang mendukung. Ketiga, hot dog dan kopinya. Keempat, karena kau menyukainya. Dan terakhir...., karena kau."

Abel diam seketika. Apa maksud dari perkataan Harry? Apa dia senang karena ada aku? Astaga!!!! Batin gadis itu menjerit.

"Aku? Memangnya kenapa aku?" Tanya Abel berpura-pura polos. "Aku senang bisa mengenalmu. Aku ingin dekat denganmu." Jelas Harry.

Abel tertegun dengan penjelasan Harry. Kenapa hidupnya seindah ini? "Jika aku boleh tahu, ada apa denganmu pagi tadi? Aku tahu kau berbohong, kau seperti habis menangis semalaman dan baru saja tidur pagi tadi. Jujurlah padaku, aku tahu kau baru saja mengenalku, tapi tadi itu mengusik fikiranku."

Lagi, Harry berhasil membuat Abel tertegun dan diam. "Baiklah jika kau tak mau bercerita, tak apa. Aku mengerti." Lanjutnya. "Tidak, aku akan menceritakannya. Kau ingat pria yang aku bawa ke hotel kemarin?" Tanya Abel dan Harry mengangguk.

"Aku berbohong. Dia bukanlah sahabatku, dia kekasihku. Aku tak mengakuinya karena aku gugup untuk menyebutnya kekasih di depan the boys. Aku berpacaran dengannya hanya agar aku bisa dikeluarkan dari asrama. Tapi beberapa minggu kemudian, rasa sayang itu muncul walaupun kuakui aku jauh lebih mencintai One Direction. Bahkan Luke pernah menyanyikan lagu Fool's Gold sehingga membuat rasa sayang itu mengembang, aku menerima dia apa adanya dan tak mau berpisah darinya."

"Setelah 5 bulan berlalu. Sepulang dari hotel the boys, aku mengirim pesan padanya dan ternyata ponselnya tertinggal ditasku. Kubuka ponselnya dan mendapatkan pesan dari wanita lain yang mengundang Luke untuk datang kerumah gadis itu untuk merayakan hari jadi mereka yang ke-2. Sedangkan aku yang sudah menerimanya selama 5 bulan ini tak berarti apapun. Untuk apa dia berhubungan denganku jika dia sudah punya kekasih diluar sana? Malam itu aku dan Vlad pergi kerumah Luke dan mengakhiri segalanya. Aku menangis sampai tengah malam, dan sekarang masih ada rasa perih sedikit." Jelas Abel dengan setetes air mata yang mengalir di pipinya.

Secara refleks, Harry mengusap air mata itu dengan kedua ibu jarinya. "Bagaimana bisa dia tega melakukan hal seperti itu? Dia tidak seharusnya seperti itu? Jika saja aku tahu ini akan terjadi, aku akan menghabisinya saat aku bertemu dengannya kemarin." Ucap Harry sedikit geram dan merangkul Abel. Mengarahkan Abel untuk menyandarkan kepalanya dipundaknya.

FanzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang