#14

1.1K 142 13
                                    

Author POV.
Jack bersantai menonton berita di tv ditemani dengan kopi di hadapannya. Kesantaiannya terhenti saat Catlyn menghampiri—duduk disampingnya dan mengajaknya berbicara serius. "Jack, kau tahu kan keadaan putri kita?" Tanya Catlyn. Pria berkacamata itu mengangguk. "Memangnya ada apa dengannya? Kurasa dia baik-baik saja."

"Bukan itu. Kau tahu kan dia sangat mengidolakan Harry Styles dan beruntungnya dia sedang dekat dengan idolanya itu. Kau juga tahu bahwa Harry adalah seorang bintang yang aku yakin memiliki kehidupan yang bebas. Buktinya saja berita-berita di tv mengatakan begitu."

"Lalu?" Tanya Jack polos dan menyeruput kopinya. "Aku takut jika Abel hanya didekati dan dipergunakan saja. Maksudku, friend with benefit. Kau mengerti apa yang kubicarakan kan Jack?"

Jack mengangguk. "Aku mengerti maksudmu, kita harus memberikan peringatan padanya supaya menjaga jarak dengan si ikal itu. Jangan sampai dia melangkah terlalu jauh."

》》》》

Disisi lain, Harry sedang menyiapkan perlengkapan menyamarnya kedalam snapbag. Wajahnya terihat sangat ceria. "Akan kau apakan barang-barang itu?" Tanya Simon dari balik punggung Harry. Ya, Simon memang satu kamar dengan Harry. Simon ikut mengambil day off-nya bersama Harry dan dia mengikuti kemana pun Harry pergi. Simon memang sudah menganggap Harry anak sendiri.

"Aku akan berjalan-jalan berkeliling Agleo dengan seorang temn dan aku akan menyamar dengan ini." Jelas Harry tanpa menoleh sedikitpun. Ia masih fokus mempersiapkan kebutuhannya untuk menyamar.

Simon mengernyit. "Memangnya kau akan jalan-jalan dengan siapa? Wanita?" Harry terkekeh. "Aku akan berjalan-jalan dengan wanita. Aku belum memperkenalkannya padamu. Namanya Abel, dia akan kuperkenalkan padamu setelah aku pulang nanti." Jelasnya lalu membawa snapbagnya, "Sudah dulu ya, Simon. Aku akan terlambat. Bye..."Pamit Harry.
》》》》

"Abel." Panggil Jack saat melihat putrinya turun dari tangga. Gadis itu menoleh. "Iya pa?" Sahutnya. "Mau kemana kau?" Tanya Jack saat sadar jika Abel sudah berpakaina rapi. "Aku akan pergi keluar. Hanya berkelilin Agleo." Jack mengernyit. "Dengan siapa? Teman sekolahmu dulu?" Dihampirinya Jack dan duduk dihadapannya. "Bukan, aku pergi bersama Harry."

"Dia mengikutimu sampai kesini?!" Tanya Jack sedikit kaget. Abel mengangguk, "Memangnya kenapa?" Jack medegus pelan. "Aku ingin kau jaga jarak dengannya. Papa rasa dia bukan anak yang baik."

Abel terkekeh. "Tenang saja pa, aku akan menjaga jarak. Lagi pula aku sadar siapa aku sebenarnya. Dan dia hanya memintaku untuk menemaninya mengelilingi Agleo, tidak lebih." Baru saja Abel menyelesaikan ucapannya, bel rumah berbunyi menandakan ada seseorang didepan rumah.

Senyuman merekah diwajahnya. "Itu pasti Harry, aku pergi dulu ya. Bye..." Pamit Abel. "Jangan pulang terlambat!" Sahut Jack dan Abel hanya memberikan ibu jarinya dan berlalu.

》》》》

"Wow, aku baru tahu jika ada Walt Disney di Agleo." Harry terlihat antusias. "Astaga! Kau sangat ketinggalan jaman, Harry."

"Ayo kita masuk kesana!" Seru Harry sembari menarik tangan Abel memasuki Walt Disney. Abel menahan tangan bertato itu dan membuat Harry berbalik badan untuk menghadap Abel. Ia memberi tatapan bertanya. "Jika kau ingin penyamaranmu berhasil, bersikaplah seperti nenek-nenek. Tundukan sedikit tubuhmu, lambatkan jalanmu." Ucap Abel mengingatkan.

Harry terkekeh. "Tenang saja, aku ingat." Jawab Harry masih antusias dan kembali menarik lengan Abel. Begitu masuk, mereka dikagetkan dengan bunyi kembang api roket yang meledak dilangit. Rupanya malam ini Walt Disney mengadakan malam kembang api.

"Bagusnya!!!" Seru Abel dan Harry bersamaan. "Bagaimana jika kita naik roller coster? Jika kita naik roller coster, kembang apinya jadi terlihat dengan indah dan kita juga bisa melihat kelap-kelip lampu di kota."

Belum sempat menjawab, Harry sudah berlari dan menarik tangan Abel ke area roller coster. Antriannya tidak terlalu panjang. Selama mereka mengantri, semua mata memandang aneh pada Harry. Mungkin mereka berpikiran 'Apa tidak salah? Seorang nenek-nenek menaiki roller coster?' Abel dan Harry hanya melemparkan senyum pada setiap mata yang memandang mereka aneh.

Kini giliran Abel dan Harry berdiri dibarisan antrean paling depan, tandanya selanjutnya adalah giliran mereka. Abel menyikut pinggang Harry, membuat Harry menoleh dan memberikan tatapan bertanya. Ia berjinjit agar bisa berbisik ditelinga Harry. Ya, Harry sangat tinggi.

Harry menundukan tubuhnya agar bisa mendengar bisikan Abel. "Tundukkan tubuhmu!" Bisik Abel. Harry mengangguk dan perintah Abel. Kereta pun datang, semua orang naik ke kereta. Tapi mereka tertahan oleh petugas wanita yang menjaga pagar pembatas antrean.

Petugas itu tersenyum. "Maaf tapi lansia dilarang menaiki roller coster." Ucap petugas wanita itu ramah. Baru saja Harry membuka mulutnya hendak menjawab petugas itu, Abel sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Tenang saja, dia ini bukan nenek-nenek. Dia sahabatku yang sedang menyamar menjadi nenek-nenek. Dia sedang memata-matai kekasihnya yang selingkuh." Jelas Abel sembari menunjuk seorang wanita yang tak mereka kenal di kursi kereta.

"Oh, silahkan naik kalau begitu." Petugas wanita itu mempersilahkan dan mereka pun menaiki roller coster. Mereka memasang sabuk pangaman. "Kau pintar berbohong." Puji Harry dengan sedikit kekehan. Abel hanya mengangkat alis dan tersenyum. Hitungan mundur dimulai, dan saat hitungan terakhir roller coster pun mulai berjalan. Semua orang berteriak termasuk mereka berdua.

Saat mereka turun dari roller coster, lagi lagi mereka dihadiahi dengan tatapan aneh orang-orang. Abel tahu apa yang mereka pikirkan terhadap nenek-nenek disampingnya ini. Ia melemparkan senyum ke setiap orang yang menatap mereka aneh. "Nenekku memang menyukai adrenalin, jiwanya masih sangat muda. Dia sangat gesit." Dusta Abel, ia langsung menarik tangan Harry agar menjauh dari kerumunan.

》》》》

"Nah... yang ini namanya Gatorland atau taman buaya."

"Kau pernah masuk kedalam?" Tanya Harry. Gadis itu mengangguk. "Ya, aku pernah. Tapi dulu, sewatu kecil."

"Kau mau masuk kedalam?" Harry menawarkan.

"Tidak, Gatorland sudah tutup. Ini sudah pukul 7 malam." Jelasnya. Harry kaget saat Abel menyebutkan pukul berapa saat ini. "Apa?! Jam 7 malam?! Tak terasa ya kita mengelilingi Agleo selama 4 jam? Ngomong-ngomong, apa kau lapar? Aku ingin makan, kau tahu tempat yang enak untuk makan malam?"

"Ya, aku tahu. Mamaku memiliki sebuah restoran, ayo kita makan disana!" Seru Abel. Harry terkekeh dan mengacak-acak rambut gadis itu. "Kau sangat semangat dengan makanan ya?" Ejek Harry membuat Abel tersipu malu.

•••
September 3rd 2016 at 6.23 PM
May 14th 20202 at 11.09 AM

FanzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang