13. Niall's Unlucky Day.

966 158 27
                                    

•••

Niall sedang berdiri di depan rumah berwarna hijau itu. Hatinya dipenuhi dengan berbagai macam perasaan. Takut, bimbang, senang, tak bisa digambarkan lagi.

Seorang wanita keluar dari rumah itu, dengan memakai baju polos berwarna putih, outer rajutan berwarna abu-abu, celana berwarna putih gading, dipadu dengan sandal sepatu berwarna putih.

Niall sedari tadi berpikir, apakah salah jika ia mengajak 'tetangga'nya jalan-jalan ketika istrinya bahkan akan pulang beberapa jam lagi.

"Hei, Aurel, dan Niall!" sapa Bianca ketika ia baru keluar rumah.

"Hello aunty Bi!" seru Aurel dengan girang.

"Maaf, kalian menunggu lama, ya?" tanya Bianca ketika mereka tengah berjalan menuju mobil Niall.

"Iya. Aunty Bi seperti Mama saja, kalau bersiap-siap lama," ucap Aurel. Bianca tertawa kecil sambil menempatkan Aurel di pangkuannya.

"Hush, Aurel tidak boleh bicara seperti itu," tegur Niall.

"Ups, sowwy Papa," ucap Aurel. Semua yang ada didalam mobil itu tertawa mendengar permintaan maaf Aurel.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat tujuan. Niall membawa mereka ke salah satu pusat perbelanjaan yang cukup besar.

"Papa, nanti aku ingin main permainan, lalu membeli boneka, lalu membeli ice cream! Boleh 'kan, Papa?" ucap Aurel sambil memandang Niall.

"Iya, boleh sayang," jawab Niall sambil menggandeng tangan kanan Aurel. Sedangkan Bianca menggandeng tangan kiri Aurel.

Kalau dilihat oleh orang lain, pasti mereka mengira Niall, Aurel, dan Bianca adalah sebuah keluarga.

Oh, little did they know....

Mereka akhirnya sampai didalam gedung mall. Tempat pertama yang Aurel tunjuk adalah sebuah tempat yang menyediakan mainan-mainan untuk anak, seperti perosotan, dan lain-lain.

"Aku mau kesana!" seru Aurel.

Niall dan Bianca hanya mengikuti permintaan Aurel, dan segera masuk ke tempat yang Aurel tunjuk.

"Sorry, Sir. Tapi Anda dan Istri Anda tidak bisa menunggu didalam. Anak anda aman disini," ucap salah seorang petugas di tempat itu.

Bianca hanya mematung ketika ia mendengar dirinya disebut sebagai istri dari Niall, dan Niall tidak terlihat menyangkalnya.

"Oh, begitu. Tapi, benar 'kan anak saya akan aman jika ditinggalkan?" tanya Niall untuk memastikan.

"Yes, Sir. You can trust us," ucap pegawai itu meyakinkan Niall.

Niall menoleh ke arah Bianca, lalu Bianca hanya mengangguk.

Niall tersenyum ke arah pegawai itu, "oke, kalau begitu, saya titip anak saya, ya," ucap Niall.

"Aurel, Papa dan Aunty Bi pergi dulu, ya. Satu jam lagi, Papa jemput disini. Have fun, sayang," ucap Niall kepada Aurel.

"Oke, Papa. Da-ah Papa dan Aunty Bi!" seru Aurel seraya memasuki arena permainan.

Bianca dan Niall membalas lambaian tangan Aurel, lalu keluar dari arena permainan itu.

"So?" ucap Bianca setelah mereka berada di luar.

"Hmm, mungkin.. kita bisa berjalan-jalan? Lalu, kau mau 'kan mengantarkan aku membeli sepatu untuk Alissa?" tanya Niall.

Over Again.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang