HACKERS 2

870 43 2
                                    

Aku menggeleng kepala tidak percaya, jadi Walker's Corporation itu adalah sebuah perusahaan palsu dan hanya sebagai bahan samaran?! Astaga, ini menipu ku! Oh, sialan!

"Jadi perusahaan ternama itu tidaklah ada?!."

"Ya, kau terkejut?."

Oh, keparat!

"Kau berjanji padaku untuk tidak mengatakannya pada siapapun, kan?."

Aku mengintip dari balik bulu mataku, mataku memicing ke arahnya dengan menyipit, dia bercanda? Tentu saja aku tidak tahu untuk ini, masalahnya, semua bank dan perusahaan di Indonesia ini bisa saja bangkrut karena hackers di hadapanku, dan itu akan mempersulit seluruh rakyat di bawahnya. "Aku tidak tau."

"Oh, ayolah kau bisa merahasiakannya?."

Aku menggidik bahu dan memutar tumit berjalan ke arah jendela yang tingginya cukup besar sehingga memperlihatkan isi kota cantik dari sini. Sedangkan dirinya, aku tau bahwa dirinya membuntut di belakangku. Dan aku juga yakin bahwa temannya yang satu itu juga sama kagetnya karena sifat ku yang ku akui labil. Jelas saja aku bisa labil jika ini menyangkut tentang disini. Aku tidak mungkin tidak memberitahu identitasnya secara asli, tidak-setelah aku mencari tau lebih banyak lagi tentang hackers yang satu ini.

"Baiklah, mungkin aku akan tutup mulut, seperti keinginan mu. Akan tetapi, jelaskan padaku kenapa kau mengambil seluruh uang itu? Dan bagaimana caranya kau mendapatkannya?."

Aku melihatnya seolah menimbang-nimbang, namun dalam hati aku benar-benar berharap bahwa dirinya menjelaskan seluruhnya secara lengkap tanpa dusta.

"Oke. Aku mengambil uang ini hanya untuk keperluanku-lebih tepatnya menggunakannya untuk hal-hal yang menyangkut tentang hidup. Dan aku mengambil uang ini dengan cara menyelinap dan membobol brankas uang yang bank internasional itu simpan, mereka bodoh karena mereka memberikan password dengan password yang mudah di tebak oleh seorang hackers, juga pengawasannya yang kurang sehingga langsung tersungkur begitu saja hanya dengan pukulan dan sentakkan dari kaki dan tanganku. Mereka memang membawa senjata api seperti pistol, namun mereka tidak menggunakannya disaat ada kesempatan untuk menembakku, mereka justru sibuk dengan rasa terburu-burunya. Jadi, aku langsung mengambil kesempatan untuk menembaki bawah kaki mereka dan-berhasil." Katanya dengan santai.

Lagi, aku di buatnya tidak percaya yang lagi-lagi harus menggeleng kepala padanya. Ini tidak masuk di akal, hackers macam apa dia? Dia bukanlah sembarangan hackers, dia bisa melakukan apa saja yang ia mau, namun benar, setiap orang ada kelemahannya, dan aku harus cari tau apa kelemahan dari seorang hackers ini.

"Baiklah kalau begitu aku harus pergi." Lantas dengan segera aku ingin beranjak melangkahkan kakiku menuju pintu awal, namun seseorang menahan tanganku sehingga membuat tubuhku secara spontan berbalik.

"Tidak sekarang. Polisi masih mengintai, kau tidak bisa pulang saat ini. Kau bisa tunggu hingga malam."

"Tidak bisa." Kataku serya menggelengkan kepala dan memberi jeda sebentar pada ucapanku, "Ada pekerjaan lain yang harus aku lakukan selain ini dan lebih penting. Aku bisa menjaga diri." Kontan aku langsung menepis tangannya dan membuka pintu ruangannya dan berlalu keluar. Oh, brengsek! Baru hari pertama-belum ada sehari saja aku sudah banyak dibuat kejutan tak terduga olehnya? Apa dia bilang sebelumnya, gedung yang ku injakkan kaki ini palsu? Gadis batinku tertawa ironis, ya, jelas ini palsu karena ternyata di dalamnya bukan lah para karyawan dan rekan kantor ataupun sekretaris, melainkan para pengawal-ku pikir. Dan juga seperti orang suruhan atau pembantu?.

Pun aku keluar dari gedung ini menuju garasi, namun saat aku hendak ke mobil ku, aku melihat keadaan mobil ku sudah kacau balau bahkan tidak layak lagi dipakai karena kaca yang retak dimana-mana dan warna serta pinggiran mobil ku tidak berbentuk lagi. Oh, kesialan apa lagi ini?! Aku bahkan baru tahu bahwa mobil ku bisa separah ini.

HACKERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang