Ini adalah hari minggu. Tidak ada yang salah hari minggu ini. Tapi entah kenapa aku bangun lebih lama dari biasanya. Jika kemarin-kemarin aku akan bangun pada pukul 6.30 pagi, sekarang bahkan sudah lewat 3jam dari biasanya.
Aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju kamar mandi. Aku menatap pantulan wajahku dicermin kecil yang tergantung didinding kamar mandi. Apa ini yang dimaksud putus cinta? Tapi bahkan aku belum memulainya. Mataku sembab dan wajahku terlihat sangat kusam.
Pikiran ku melayang pada kejadian saat aku bertemu dengan Baekhyun didalam bus. Lelaki itu berbeda semalam. Bukan penampilannya. Entahlah, Dia. Dia hanya berbeda tadi malam. Dia mengatakan hal yang sangat tidak aku mengerti.
"Jangan tutup telingamu agar kau tau apa yang orang sekitarmu pikirkan tentang dirimu. Ya, untuk mengintropeksi diri lebih tepatnya. Itulah point pentingnya,"
Aku tak percaya bahwa Lelaki Idiot itu dapat berbicara seserius kemarin. Aku bingung dibuatnya. Baiklah, mungkin aku akan menanyakannya besok.
Setelah membersihkan diri, aku berencana untuk masak dan mengisi perutku, tapi kuurungkan saat melihat semangkuk Ramyeon dengan asap yang sedikit mengepul.
"Makanlah. Kondisimu sangat mengenaskan semalam," kyungsoo menginterupsi. Jadi akupun mengikuti perintahnya.
"Noona, kau tak berangkat?" Tanya Kyungsoo dan dihadiahi anggukan kepalaku.
"Hey! Kau harus bekerja. Bukannya kau bilang kau meminjam uang dari bos mu kemarin?"
Dia mulai cerewet lagi.
"Diamlah, bodoh! Aku sedang memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang tanpa harus bekerja parowaktu dibanyak tempat," kataku sambil membuat wajah berpikir.Dia menyentil dahiku, "Jangan berpikir untuk menafkahiku dengan uang haram. Aku tak sudi,"
Aish anak ini, tak bisa diajak bercanda.
"Bukan ide buruk sepertinya. Hmm, apa aku menjualnya saj-,"
"Ya! Jangan berpik-,"
"Kau terlalu kaku, Adikku sayang," aku memonyongkan mulutku sambil merentangkan kedua tanganku.
Dia menatapku jijik dan berkata, "Lihatlah siapa yang berbicara ini? Kau butuh cermin untuk berkaca, Aku sarankan,"
Kyungsoo langsung meninggalkanku dengan segala pikiran yang berkecamuk diotakku.
Kaku? Aku? Benarkah?
-
Hari ini caffe terlihat sangat sepi. Entahlah, tapi itu bagus bukan?! Aku jadi tak perlu lelah untuk melakukan ini-itu.
Aku menjatuhkan tubuhku diatas kursi yang terletak tak jauh dari meja kasir. Sepertinya Jinri tak masuk, mengingat aku belum melihatnya sama sekali.
Dugaanku salah saat wanita yang tubuhnya lebih pendek dariku masuk dengan jalan tertatih-tatih seperti nenek-nenek jompo. Ya, dia membaca barang-barang yang bahkan terlihat lebih berat darinya.
"Joohyeon-ah, Apa yang kau lihat? Bantu aku!"
Aku mendengus. Cerewet!
-
"Eonni, untuk apa semua ini? Apa bos kita ulangtahun hari ini?" Aku bertanya takut-takut pada Jinri. Dia itu singa galak.
"Kerjakan saja. Ini sudah Deadline,"
Tuhkan, dia itu galak. Apa katanya, Deadline? Dia pikir dia sedang mengerjakan skripsi. Hanya karna terpaut 1tahun 3 bulan darinya, dia pikir aku takut jika berkata banmal padanya.
Ck. Sebenarnya, Ya. Aku takut
Jadi yang kulakukan hanyalah membantunya menyulap caffe ini menjadi sebuah tempat pesta ulangtahun. Jangan tanya aku orang gila mana yang membuat pesta seperti ini di caffe-ku. Maksudku, caffe tempatku bekerja.
Setelah selesai merangkai bunga untuk penyambutan, aku mencuci dan dan pergi sebentar keluar caffe.
Aku berjalan mendekati sebuah Vending Machine yang letaknya bersebrangan dari caffe. Ku keluarkan coin-ku dan memencet minuman apa yang akan kupilih. Jinri sering mengeluh-eluhkan kalau Vending Machine ini sering rusak, tapi, ayolah. Kenapa harus minumanku yang tersangkut disitu. Aku haus Tuhan!
Kesal karena merasa hari ini hari tersialku, akupun menendang pintu mesin sialan itu berkali-kali. Berharap bahwa dewi keberuntungan berpihak kepada dan menghukum alat ini. Hahahahaha.
Tuk!
Aughh.
Tangan laknat siapa yang berani-beraninya membuat jidatku berciuman pada pintu kaca Vending Machine ini?
"Sampai kau menjadi member group 'Redvelvet'-pun, minumanmu tak akan keluar."
Aku kenal dia. Aku kenal suara itu. Suara sialan itu. Uhh, tepat sekali! Aku membutuhkan pelampiasan untuk keburukan hari ini. Dan kau akan menjadi sasaran empukku, Baekyun-ku.
Aku tak bergerak untuk beberapa saat. Kubiarkan dahiku merasakan dinginnya pintu kaca itu. Ku ketuk-ketukkan kuku pendekku kepintu tersebut, dan menimbulkan suara 'tuk' seperti itu. Bukankah suasananya akan mencekam jika seperti ini?
Ku tegakkan didiriku dan berbalik menghadap lelaki yang sekarang tersenyum sok imutnya dan lagi-lagi membuat lengkungan itu dimatanya. Aku ingin bersumpah serapah padanya. Percayalah aku menginginkan itu. Tapi, melihat saat sekitar membuatku harua menaham bulat-bulat sumpah itu.
Kutarik nafasku dan berkata sinis,"Jangan sok tahu."
"Kau tak percaya, eum?" Dia menaikkan alisnya
Seperti tahu akan jawabanku, dia berkata lagi, "Kau harus menemukan seseorang yang dapat kau percayai," Dia mengubah mimik wajahnya.
Tunggu! Dia tadi berkata serius dan ini mengingatkanku akan kejadian didalam bus kemarin malam. Aku jadi ingin bertanya apa maksud dari omongannya semalam tapi mulutku hanya berkata, "Kau sedang apa didaerah sini,"
-
Maaf ya, lagi-lagi pendek. Author bingung nih, kayaknya makin kesini, makin suka sama Hyunrene couple grgr ff ini. Kebanyakan Hyunrene momment daripada Hunrene.
Author minta saran dong!
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Love Again (Sehun-Irene-Baekhyun's STORY)
FanfictionJika aku bisa jatuh cinta lagi, Aku tak ingin jatuh pada orang yang sama lagi. Terlalu menyakitkan untuk dilakukan. Jika aku bisa jatuh cinta lagi, jangan biarkan aku terjebak dengan lelaki yang sama lagi. -tentang seorang gadis yang menyukai Oh Se...