Ekspresi Tian berubah.
"Iya kan? Jujur aja gapapa, aku ga bakal marah." tanya Laily sekali lagi melihat perubahan ekspresi pada Tian.
"Maaf Ly." suara Tian melemah ketika menjawab.
DEG. Hati Laily terasa seperti dihantam oleh batu yang paling besar, dia merasa sesak mendengar pengakuan dari Tian. Namun dia berusaha menutupi itu semua dengan cara mengeluarkan senyumnya.
"Dari kapan? Kok kamu ga bilang?"
"Baru-baru ini kok."
"Hmm gitu."
"Iya, tapi aku bakal mulai jarangin kok chattingan sama dia. Bahkan mungkin aku nggak akan chattingan lagi."
"What? Kenapa ga langsung stop aja chattingannya? Kenapa mesti di jarangin. Ya tuhannn." Laily berbicara didalam hatinya. Ia seperti terhantam batu untuk kedua kalinya.
"oke. Udah yuk kekelas."
Mereka berdua berdiri dari kursinya masing-masing lalu meninggalkan kantin dan menuju ke kelas mereka. Saat Laily masuk ke kelas keduanya saling melambaikan tangan. Namun wajah Laily terlihat sangat murung dan kesal.
"Loh Ly? Kenapa? Mukanya bete gitu." tanya Dinda melihat wajah Laily yang tidak enak dipandang.
"Din, tau ga sih? Ternyata dia chattingan sama si Clara. Nyebelin ga sih? Dan mau tau hal yang lebih nyebelin? Udah ketauan, bukannya langsung bilang dia ga bakalan chattingan lagi tapi cuma bilang 'diusahain jarangin chattingannya bahkan mungkin bakal berenti'." Laily bercerita dengan nada yang terlihat sangat kesal.
"loh kok dia gitu sih?" Dinda terlihat ikut kesal pada Tian
"Kan aku bilang Din, clara orangnya gitu. Kamu ga percaya sih."
"hmm, yaudah intinya dia mau jarangin chatnya kan sama Clara? Yaa walaupun ga berenti, setidaknya dia udah mau jarangin."
"Hmm.... Iya iya." Laily tertunduk lemas di meja nya. Moodnya seketika hancur.
~
2 minggu telah berlalu. Setelah mendengar pengakuan dari Tian hari itu Laily dan Tian menjalani hari-hari seperti biasanya tidak ada yang berubah. Setiap pagi Tian masih memberikan susu untuk Laily, makan bersama dikantin pada jam istirahat. Karena Laily percaya pada Tian bahwa Tian tidak bermain dibelakangnya, ia percaya bahwa kekasihnya itu sangat menyayanginya. Jadi Laily memaafkan Tian kali ini.
Hari ini sedang di adakannya acara di sekolah, dan Tian adalah salah satu panitia dari acara tersebut. Karena panitia jadi Tian datang ke sekolah lebih awal daripada yang lainnya. Laily berangkat ke sekolah setelah Tian menyuruhnya untuk cepat datang.
"Tian, kamu dimana?" Laily mengirimi pesan pada Tian.
Namun setelah lama Laily tidak mendapat balasan. Mungkin lagi sibuk ngurusin acara kali ya, jadi ga sempet buka hp. Pikir Laily.
Setelah Laily bertemu dengan Dinda, mereka berdua mencari tempat kosong untuk mereka duduki. Acara tersebut dilaksanakan di lapangan basket.
Pembawa acara mengumumkan bahwa acara sebentar lagi akan di mulai. Laily kembali mengecek handphonenya, siapa tau Tian sudah membalas pesannya. Dan benar saja, ada 2 pesan balasan dari Tian.
"Aku tadi di dekat masjid,sekarang aku duduk didekat pos." "Kamu dimana?" itu balasan dari Tian.
"aku duduk dibelakang, tapi ga belakang banget. Dekat speaker."
"coba kamu nengok ke belakang." perintah Tian.
Laily pun mengikuti perintah Tian, ia menoleh ke belakang dan mencari sosok Tian dibelakang. Setelah ketemu Laily tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya pada Tian. Tian pun membalasnya.
Acara itu akhirnya di mulai dan akan berakhir sekitar pukul 12 siang nanti. Laily, Dinda dan Ratu menikmati acara demi acara. Hingga akhirnya tak terasa sudah berada di penghujung acara. Pembawa acara menutup acara tersebut dan membubarkan seluruh murid. Dinda dan Ratu pulang duluan, karena Laily menunggu Tian menyelesaikan acaranya bersama panitia lainnya.
Setelah selesai Tian dan Laily akhirnya pulang, Tian mengantarkan Laily kerumahnya.
"Aku langsung pulang ya."
"Iyaa makasih ya.. hati-hati, dadahh" Laily melambaikan tangan pada Tian yang sudah memutar arah dan meninggalkan Laily.
~
Karena jam pelajaran kosong, dikelas Laily ada yang sedang mengobrol, bernyanyi-nyanyi, kalau kelas kosong pasti sangat ribut. Karena tidak tahu harus apa akhirnya Dinda meminjam ponsel salah satu teman dekat Clara yaitu Hanun karena ponselnya itu sedang berada diatas meja Dinda dan Laily.
"Hanun, pinjem hpmu ya?" pinjam Dinda pada Hanun.
"Iyaa Din, pinjem aja."
Dinda membuka gallery ponsel Hanun. Memang selalu begitu, Dinda meminjam ponsel seseorang lalu pasti ia melihat-lihat Gallery ponsel tersebut.
Foto demi foto Dinda lihat, hingga akhirnya memperlihatkan sebuah foto dan membuat Dinda terkejut lalu memberitau Laily tentang foto tersebut.
"Ly ini kan...."
Kira-kira foto apa ya yang Dinda liat di gallery hp nya Hanun? Penasaran ga? Tunggu di part selanjutnya ya guys~
Don't forget to vote and comment my story, thankyou😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomanceLaily masih tidak percaya ternyata laki-laki yang selama ini amat dia sayangi dan dia percaya, bisa melakukan itu? Hal yang sebenarnya tidak wajar dilakukan. Apa yang salah dari Laily? Apa Laily melakukan kesalahan yang besar? Sehingga kekasihnya me...