Derap langkah kaki terdengar dari luar bilik jeruji penjara yang panas dan pengap tanpa ventilasi udara. Dari suaranya, bisa ditebak kalau sedang terjadi kegaduhan di luar sana. Tapi hal itu tidak membuat seorang pemuda yang sekarang terkurung di dalamnya menyiratkan ketertarikan. Pandangan matanya yang tajam hanya bisa menatap ke arah jeruji besi yang mengurungnya saat ini. Badannya lemah, untuk berdiripun rasanya sulit. Kaki tangannya terikat rantai yang menancap di dinding.
Dari kejauhan terdengar langkah kaki semakin mendekat. Dia tidak perlu menebak siapa yang datang. Dia adalah orang yang biasa mengunjunginya untuk mengejek, menghina dirinya di atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Siksaan badan bukanlah hal yang besar untuk pemuda ini, tapi siksaan harga diri adalah hal yang paling memalukan yang dia terima. Ya.. Selama 2 hari ini dia....
"Elu sudah sadar.... Juro" ujar salah satu sipir penjara yang berbadan gemuk. Sengaja dia mendekatkan meja dan kursi yang berada di dekat sel. Menaruh makanan di atasnya dan melahapnya perlahan, seolah ingin memberikan penderitaan bagi tahanan yang lapar.
"Na... namaku bukan Juro.." Sahut pemuda itu dengan geram. Sipir penjara itu tertawa dengan keras. Dia beranjak mengambil barang yang tergantung di dinding dekat sel. Barang laknat yang tidak ingin pemuda itu lihat lagi.
"Juro.. Elu adalah pemberontak yang sudah lama kami cari.. Kejahatan elu sudah terkenal dimana- mana...."
"Apa yang kau bicarakan... Aku tidak pernah melakukan apa-apa..."
"Elu tidak bisa memungkirinya Juro..... Bahwa elu telah mencuri selama brtahun-tahun. .. Dasar elu spesialis pencuri pakaian dalam! Tidak hanya pakaian dalam wanita,nenek-nenek, dan gadis remaja! Bahkan sampai kolor waria dan kepala desa elu gondol juga?! Apa elu masih tidak menyadari kesalahan elu juga?!"
Pemuda itu mengeram kesal. Tidak hanya mendengar tuduhan yang menurut dia sangat merendahkan, tapi juga melihat barang bukti yang berupa celana dalam, kolor, dan bra yang dianggap barang bukti itu diputar-putar di depan matanya.
"A..aku..."
"E..Apa?.. Elu mau bilang apa Juro?"
"A...aku tidak mencuri apapun..."
"Jangan menyang-"
"...dan namaku bukan Juro! ....namaku AKASHI SEIJUROU!"
.
Sipir penjara itu terdiam sesaat mendengar nama yang dia dengar. Jantungnya seolah tergetar hebat sesaat. Dulu ia pernah mendengar nama keluarga Akashi. Keluarga yang membangun pemerintahan dunia dan angkatan laut sekarang. Keluarga yang disegani dan sangat dihormati. Menyentuh sedikit saja kulit mereka, akan berujung lebih kejam dari kematian. Tapi..
Sipir itu tertawa terbahak-bahak. Dia menendang meja dan kursi, membuat makanan yang terdapat diatasnya jatuh berserakan di lantai.
"Elu.. Mengaku keluarga Akashi? Keluarga bangsawan itu..? Lucu sekali. Apalagi elu menambahkan nama yang benar-benar lucu. Seijuro..? Juro.. Juro... sebegitu tertekannya elu sampai membuat nama aneh seperti itu.... Hahahahaha"
Pemuda itu, Akashi Seijurou, ingin sekali membunuh orang yang berada di depannya ini. Setelah menuduhnya melakukan perbuatan laknat yang seorang Akashi tidak mungkin lakukan, menjelek-jelekkan nama yang menurut dia paling keren sedunia, serta memperlakukannya layaknya kriminal. Siapa itu Juro? Bagaimana bisa angkatan laut salah menangkap pencuri dengan bangsawan keren seperti dirinya. Apakah angkatan laut semuanya sekarang sudah mulai buta?! Tidak bisa membedakan mana pencuri mana bangsawan? Mana orang jelek dan mana orang yang ganteng absolut? Akashi berjanji pada diri sendiri, bila dia berhasil kembali ke rumahnya, dia akan mengadakan tes penglihatan buat semua angkatan laut agar tidak terjadi lagi kepada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW PEACE
Hài hướcAkashi , bangsawan yang paling berkuasa di dunia,masuk penjara karena tuduhan keji yang tidak dia lakukan. ' Tujuannya hanya satu, membalas dendam kepada siapapun yg telah membuatnya menderita. Sentuhan tangan seseorang membuatnya bebas.. Monyet? G...