Byeolbinoonmool [Starlight Tears]

30 1 0
                                    

  “Sugisawa Dytha,” sebuah suara terdengar nyaring di telingaku. Aku segera bangkit dari kursi yang semula menopang tubuhku. Kutarik secarik kertas putih dengan beberapa huruf hangul tertera disana. Kulihat nilai A+ dengan tinta senada di salah satu sudut kertas itu. Aku tersenyum tipis. Sesuatu yang cukup biasa bagiku, nilai A+, tidak benar-benar istimewa.

  “Selamat, kau mendapat poin tertinggi lagi kali ini.” Kulihat pria berkacamata tebal yang bukan lain adalah dosenku itu tersenyum sumringah. Aku hanya membalas senyumnya ringan, kemudian kembali ke bangkuku.

  “Chukahae,” suara kecil itu menyita perhatianku. Gadis berwajah polos di samping bangkuku itu menunjukkan sederet gigi rapinya. Ia tampak sumringah kala itu. Mungkin ia tahu aku mendapat A+ lagi kali ini. Aku membalas senyumnya lebih lebar, “Gomawo.

  Namaku Sugisawa Dytha, 18 tahun, mahasiswa jurusan administrasi bisnis. Kediamanku tentu saja di Seoul, ibukota Korea Selatan yang eksistensinya dikenal baik nyaris di seluruh penjuru dunia. Sebuah keluarga kecil mengasuhku hingga sedewasa ini. Merekalah yang terbaik bagiku. Bersama saudara terkecilku, Dave, aku tinggal berdua sejak usiaku menginjak 15 tahun. Kedua orang tuaku begitu sibuk, sampai kadang sudah tidak sempat lagi menengok kami. Kami tinggal terpisah, baik kota maupun negara. Korea Utara dan Korea Selatan. Memerlukan paspor untuk berpindah tujuan. Meskipun negara kami masih satu daratan, aku dan Dave nyaris tidak bertemu mama dan papa hampir sepanjang dua tahun terakhir. Kesibukan luar biasa memisahkan kami dengan sempurna.

**

  “Dy-san, memangnya kita mau kemana?” gadis disampingku—Kamio Akiyuki, sahabatku—terus menanyakan hal yang sama sejak lima belas menit kami berjalan.

  “Kau akan tahu begitu kita sampai,” jawabku masih mencoba merahasiakan tempat tujuan kami. Aku memang sengaja tidak memberitahunya. Hei, ini kejutan.

  Mungkin terlalu lelah bertanya, sehingga pada akhirnya ia memutuskan untuk diam. Sekitar sepuluh menit kemudian kami sampai di depan sebuah restoran sederhana. Aku lekas menginstruksikan padanya untuk masuk bersamaku. Ia hanya menurut.

  “Bagaimana?” tanyaku begitu kami sampai di dalam.

  “Ah, sugoii…,” ucapnya dengan logat Jepangnya yang masih begitu kental. “Dari luar kelihatan sangat sederhana, ternyata dari dalam tempat ini cukup luas, ya. Hmm, menarik.”

  “Arigatou,” ucapku mencoba melafalkan terima kasih dalam bahasa Jepang.

  “Eh?”

  “Restoran ini milik keluargaku. Kebetulan aku dan adikku yang mengelolanya sedikit. Belakangan terakhir aku tidak bisa bertemu dengan orang tuaku, mereka menyuruhku mengurus sebagian masalah di restoran ini,” jelasku singkat. Ia mengangguk mengerti.

  “Duduklah,” aku mempersilahkannya duduk di salah satu bangku tak jauh dari tempat kami berdiri.

  “Pesan apapun yang kau inginkan,” aku menyodorkan sebuah buku menu masakan padanya. “Aku memberikan gratis untuk porsi sahabat,” ucapku terkekeh kecil. Ia menyusul tawaku sekilas.

  Mungkin ia memang membuka buku menu itu, tapi ia tak tampak membacanya. Ia menutup buku itu kembali dan melipat kedua tangannya di atas meja kemudian menatapku. “Aku ingin ramyeon, ada, kan?”

  “Kukira kau akan memesan masakan Perancis atau Jepang. Ramyeon rasanya biasa saja, lho…,” ucapku sambil membolak-balik buku menu.

  “Aku… ingin mengenal Korea lebih dekat, Dy-san…” jawabnya sembari mengukir segaris senyum.

  “Ahh~ souka…” ucapku mencoba meniru logat Jepang Akiyuki. Mungkin memang terdengar memaksa, tapi apa salahnya belajar, kan?

  “Baiklah, kau tunggu disini, ok?” aku bangkit dari kursi dan segera menuju dapur. “Aleumdaun yolisa!” ucapku begitu sampai di dapur. Kulihat seorang chef perempuan dengan tinggi semampai tersenyum ke arahku. Ia terlihat sibuk mencuci sayur di wastafel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Byeolbinoonmool [Starlight Tears]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang