Backstreet? - Khawatir?

38.9K 2.9K 673
                                    


Author

"Hah, kebiasaan banget lo, Rul. Gak bagus tau kalau lo maksain keadaan!"ucap Afran Haikal, sambil bersedekap menatap Irul yang sedang berjalan mondar-mandir di hadapannya.

"Ck, pasti Yaya gak boleh keluar dari rumah. Aduh, gimana, Fran? Gue jadi kepikiran anjing."umpatnya dengan kesal. Sekarang ia sedang berada di rumah Afran untuk menunggu sahabatnya yang lain datang.

"Dari pagi dia gak ada ngabarin lo?"

Irul menggeleng, "Gak. Gak ada. Pasti handphonenya disita, dan itu semua karena kebodohan gue."

Afran mendesis, "Stop nyalahin diri sendiri. Memang lo dasarnya bego, Rul. Udah tau orang tua Amara ketat akan peraturan, dan semalam lo malah nganterin dia pulang ke rumahnya jam 10 malam? Good."ucap Afran sambil bertepuk tangan dengan semangat.

Seharusnya Irul tau, curhat dengan Afran tidak akan membuahkan sebuah hasil atau jalan keluar. Ia malah memuji kebodohan milik Irul dan kembali mengemut lollipop milik adiknya dengan santai.

Ya, setelah Amara mengunjungi apartment Irul, mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama. Bahkan, Amara dan Irul sampai tidak sadar dengan waktu yang sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.

Dengan kecepatan penuh Irul mengemudikan mobilnya untuk mengantar Amara ke rumahnya.

Setelah sampai di tempat biasa ia mengantar Amara, Irul bahkan rela untuk ikut turun dari mobil dan menemani Amara berjalan ke rumahnya, yang terletak tidak jauh dari tempat di mana mobil Irul terparkir.

Dan saat itu juga, semua keluarga Amara sudah berada di luar pintu rumah besar milik mereka untuk menunggu Amara yang tak kunjung pulang.

Dan Irul, ia hanya bisa melihat kejadian tersebut dari semak-semak yang ada di sebrang rumah milik Amara.

Selalu begitu. Dan tidak akan pernah bisa berubah.

"Eh, udah lama lo berdua?"

Irul berhenti memijat pelipisnya dan mendongak untuk melihat siapa yang baru saja berbicara kepadanya dan Afran.

"Udah. Gue udah lama di sini,"ucap Afran dengan santai, yang membuat Fero dan Bobby Galiva, memutar kedua bola mata mereka dengan kesal. Dan seperti biasanya, Ganang Mahattan hanya diam dan tetap fokus membaca novel miliknya.

"Kalau lo gak usah ngejawab lagi, Fran. Jelas lo udah lama di sini, karena ini rumah lo."ucap Bobby sambil menjitak pelan kepala Afran.

"Fran, makan lollipop kok gak bagi-bagi? Guekan juga ma— YA TUHAN, JAJANAN LO KENAPA BISA BANYAK KAYA GINI, FRAN?!"ucap Fero dengan heboh saat matanya melihat isi kulkas milik Afran.

Dan seketika, Afran menghentikan aktivitas mengemut lollipopnya.

"JANGAN DIHABISIN, GA! ITU PUNYA ADEK GUE!"teriaknya sambil melihat punggung Fero yang sedang merunduk untuk menjelajahi isi kulkas Afran lebih dalam.

Keputusan yang salah karena Afran mengisi kulkasnya dengan berpuluh-puluh makanan ringan disaat Feroga Farid Fanaro akan datang ke rumahnya hari ini. Bisa dipastikan bahwa isi kulkasnya akan kosong dalam hitungan jam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Backstreet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang