2 : Can I Trust You?

150 2 1
                                    

Woo Bin POV

Line!

JohnKim : eoddi?

JayDawson : school, oppa.

JohnKim : jam segini? Ngapain?

JayDawson : habis ekskul.

JohnKim : arraseo. Tunggu disitu.

JayDawson : Ne...
Read

Untung saja aku bertanya. Aku memutar balik arah mobilku menuju sekolah Jae Hee.





"Rambut kenapa sampe basah gitu? Ekskul apaan emangnya?"
"Dance." Aku menoleh ke arahnya tak percaya.
"Arraseo. Tadi aku main bola dulu dengan Nicole dan anak-anak football's club."

Aku mendengus.
"Tapi habis itu aku beneran dance kok!"
"Igeo." Aku mengeluarkan selimut dari laci dasbor dan memakaikan itu padanya. Ia bisa masuk angin jika masih berkeringat terkena angin,karena mobilku ini terbuka.
"Eoh, gomawo oppa." Aku tersenyum tipis dan menoleh lagi ke arahnya. Ia masih sama seperti dulu. Go Jae Hee kecil yang lucu, sering merajuk, mandiri dan tidak enakan pada orang yang belum dikenalnya dekat. Jadi aku merasa bangga bila ia bermanja denganku. Itu artinya ia sudah menganggapku sebagai salah satu orang yang terdekat dengannya.



"Kau mandilah. Aku akan menyiapkan makan malam."
"Arraseo oppa."

"Oppa! Kau lihat handukku??"
Belum ada 5 menit ia sudah menjerit. Begitulah kebiasannya.
"Tck sudah kuduga. Itu di gagang pintu kamar mandi."
"Gomawo oppa!"
Aku terkekeh dan kembali berkutat dengan daging sapi yang sedang kumasak.

"Hmm... Mashita." Jae Hee berjinjit hendak melihat steak yang sedang kuberi bumbu.
"Kau ini. Selalu lupa handuk. Memangnya kau juga selalu begitu di asrama cowokmu di Korea?"
"Anehnya, tidak." Ia mengangkat bahunya acuh. Kemudian anak itu berlari ke meja makan dan segera menggenggam garpu dan pisaunya.

"Steak sudah siap." Aku meletakkan satu piring di depannya dan satu lagi di depan kursiku layaknya seorang waiter. Pas sekali aku bahkan belum mengganti kemeja putihku.
"Itadakimasu!"
"Jalmoggoesumnida..."




Setelah makan malam, Jae Hee langsung tidur di kamarnya sedangkan aku menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu. Ketika hendak mandi, aku melewati kamarnya dan memutuskan untuk mengecek bocah itu.

Glek.
Anak itu hanya tidur berbalut hotpants hitam dan kemeja putih lengan panjang.

"op..pa.." Aku mengernyit. Tidurnya tampak tak tenang. Aku mendekatinya dan mengelus rambutnya. Ia malah duduk dan memelukku.

Catatan kedua.
Anak ini suka ngigau.

Aku menepuk-nepuk punggungnya agar ia kembali tidur. Dan benar saja. Jae Hee tertidur tanpa melepaskan pelukannya sehingga aku ikut terjatuh menimpanya.

"Sial."

Juniorku menegang di antara selangkangannya.

"Lepaskan, bocah."

Author POV

Entah setan lewat darimana, namja yang lebih tua 6 tahun dari gadis di bawahnya itu mencium lembut bibir gadis di bawahnya. Lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi lumatan-lumatan kecil.

"Uh, op- opha..." Jae Hee membuka matanya dan reflek mendorong tubuh Woo Bin.
"Mwohaneun goya, oppa!?" Namja itu mengunci lengan Jae Hee di atas kepalanya, dan kembali mencium gadis itu.
Tak bisa gadis itu pungkiri, lama-lama ia juga menikmati ciuman mantan kekasihnya itu.

"A-aaahh..."
Tiba-tiba gadis itu membuka mulutnya, mungkin ingin mengambil nafas. Woo Bin yang melihat kesempatan itu memasukkan lidahnya membuat gadis itu menggelinjang geli.

"A-ahh.. M-mian..." Jae Hee membulatkan matanya kaget dan melihat ke bawah. Tanpa sengaja lututnya menyentuh sesuatu yang keras di balik celana Woo Bin. Ia tidak bodoh. Gadis itu tau apa itu.

Woo Bin menatap gadis di bawahnya intens dan menyusupkan tangannya di balik kemeja Jae Hee perlahan.

"Op-oppa, a-apa yang kau laku- aaahhh....." Gadis itu mengumpat dalam hati. Ia kelepasan mendesah.

Sambil mengelus perut datar Jae Hee dan melumat bibir gadis itu, Woo Bin mulai menaik-turunkan, menggesekkan bagian bawahnya ke selangkangan gadis itu yang masih sama-sama berbalut kain.

Woo Bin merasa pipinya basah. Ia menghentikan aksinya dan menatap kembali gadis di bawahnya.

"Apa... Aku menyakitimu?" Woo Bin mengerjap, secara ia tidak menerima penolakan apapun sejak tadi. Yah... Bahkan tadi gadis di bawahnya ini membuka mulutnya agar lidah Woo Bin bisa masuk dan tidak menolak sama sekali.

"B-buseowo..."
Woo Bin mengerti dan tersenyum lembut. "Tenang saja. Aku tidak akan mengambil mahkota seorang hagsaeng yang masih polos."
"Bisakah.. aku mempercayaimu, oppa?" Woo Bin tidak menjawab melainkan melumat lembut bibir gadis dibawahnya.

Woo Bin menggerayangi tubuh Jae Hee dan memilin-milin nipple pink gadis itu. Ia menaikkan bra gadis itu dan mulai melepas kancingnya tanpa melepas pagutan bibir mereka.

"aa-ahh.... Op -aah..."
"Jangan ditahan..."
"Sshh.. Aahh op- phaa, ja - ahh ngan terlalu -cepathh..."

Jae Hee menaikkan dadanya geli akibat ulah bibir Woo Bin yang membuat tanda kepemilikan di daerah lehernya, lama kelamaan turun ke sekitar dadanya. Woo Bin makin cepat menaik-turunkan pinggulnya.

"Ak -akhu, aaahhhh!!"
"Siah-all -aaahhh!"

Mereka orgasme bersama di dalam celana masing-masing. Itu sangat menyakitkan bagi Woo Bin, tapi tidak dengan Jae Hee. Sebenarnya ia tau apa itu orgasme, tapi ia belum bisa membedakannya dengan rasa ngompol di celana. (kyk author wkwk)

Woo Bin menahan nafsunya mati-matian. "Kau, cepatlah tid-" Namja itu menggeleng dan menyelimuti Jae Hee yang sudah tertidur karena kelelahan.

Cup.
"Saranghae, Go Jae Hee."

Setehnya, ia berlari ke kamar mandi dan menuntaskan hasratnya sendiri.





Sabar ya, lebaran nih. Scupt habis mnt maaf kebanyakan dosa kalo buat NC sampe anu2 kan sama juga boong:'v😂

Enjoy readers... Jangan siders ya😊 Mnt Krisar juga /bukan kaistal oi/ /plak/ karena ini ff nc pertamaku pasti masih rada gimana... gitu wkwkwk. /sadar diri kok/ makasih yaa..

Sampai jumpa di next chapter!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hagsaeng (NC 17+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang