Berlayar

774 91 18
                                    

Replica Jung ship by me from Museum Angkut Malang.

maaf, chap kemarin aku menulis kapal selam, seharusnya kapal... maklum habis liat acara menyelam dalam kegelapan hati yang terdalam #tendang

♦♥♣♠

Kobaran bendera berwarna hitam bergambar kipas berkobar begitu kencangnya karena tertiup angin laut. Layar besar dan kokoh itu memperlihatkan betapa megahnya kapal tersebut. Kapal besar berwarna merah mewah itu tampak terlihat padat dengan jumlah orang yang ada di dalamnya.

"Cepat angkat jangkarnya!"

"TALINYA TARIK!!"

"SIAPKAN UNTUK PELAYARAN!!!"

"Kapten, kapal sudah siap berangkat." Lapor salah satu nahkoda.

"Hn."

"ANGKAT JANGKARNYA, KITA BERLAYAR!!!" Teriak semangat nahkoda tadi memerintah anak buah lainnya dan kapalpun bergerak mengikuti arah angin. Kapal megah itu mulai mengarungi pesisir laut dengan elegannya. Para istri serta anak-anak dari para pekerja yang mengikuti sang majikan melambaikan tangan pengucap selamat tinggal diiringi doa keselamatan bagi suami-suami.

"Kapten koordinat kita akan berjalan menuju 0,5 derajat kearah utara sampai menemukan teluk Zuyukian dan akan memutar kearah barat laut menuju selat Dolozi, sampai di sana kita harus berhati-hati karena sering terjadi badai dan kabut. Karena disitu kita berada dekat dengan segitiga bermuda."

"Hn, tetapi setelah kita dari teluk Zuyukian kita tidak akan melewati selat Dolozi melaikan Betariand, kita akan menuju ke selatan untuk pergi ke salah satu pulau, ada sesuatu yang aku cari disana. Lalu kita akan melewati jalur lintas X." jawab Sasuke tidak menerima.

"Bukankah jalur itu sering diserbu oleh para bajak laut?" Tanya Menma.

Sasuke hanya melirik Menma.

"Darimana kau tau? Memang kau pernah pergi kesana?" Tanya salah satu awak kapal.

Dengan rasa percaya diri dia menjawab, "Tentu saja!" Lalu dia kembali diam memikirkan sesuatu. "Saat usiaku 10 tahun, aku pernah ikut Madara-sama mengarungi lautan dan tidak sengaja melewati dua tempat itu. Tetapi arah tujuan kita berbeda. Memang untuk jalur pertama adalah yang tercepat, tetapi di sana ada mitos bahwa monster laut mendiami tempat tersebut."

"Kau terlalu percaya takhayul, dobe," Sasuke menyela.

"Ceritaku belum selesai tuan muda! Percaya maupun tidak, kita tetap tidak bisa melewati jalur itu. Seperti kata Neji-san, cuaca di sana tidak menentu dan sering sekali terjadi badai besar. Sebesar dan sehebat apapun kapal ini, kita tak akan mampu melawan ciptaan yang diatas," Semua yang dikatakan Menma memang betul adanya. "Untuk jalur kedua seperti kataku tadi, di sana banyak bajak laut dan kita tak akan mampu melawan mereka."

"Lalu kita harus melewati jalur mana?" Tanya Shikamaru.

"Hanya ada satu jalan, memang ini akan sedikit jauh dan memutar, kita akan melewati jalur timur. Melewati beberapa selat, dan membutuhkan waktu satu bulan lebih lama dari jalur tercepat. Tetapi hanya tempat itulah yang paling aman." Menma langsung menatap Sasuke dan kedua awak kapal lainnya. Mereka hanya terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.

"Lalu...?"

"Baiklah, untuk saat ini aku akan mengikuti saranmu." Kata Sasuke menatap Menma, "tetapi jika sesuatu hal yang buruk terjadi, kau yang akan aku umpankan." Setelahnya dia pergi meninggalkan Menma beserta kedua awak kapal tersebut. Menma hanya bergidik ngeri.

"Jangan kau hiraukan, dia memang seperti itu." Kata Neji sambil membereskan beberapa peralatan dan peta.

"Aku sudah terbiasa dengan kelakuannya. Sekesal apapun, dia adalah tuanku. Setelah Madara-sama tentunya." Jawab Menma cuek dan ikut membantu menata barang-barang di ruang pertemuan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My (Mer)maidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang